Isu Terkini

3 Hal yang Terjadi Saat Facebook Indonesia Disidang DPR RI

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada hari ini (Selasa, 17 April) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDPU) dengan perwakilan Facebook di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Rapat ini digelar terkait kebocoran data satu juta pengguna Facebook di Indonesia kepada pihak ketiga, firma konsultan politik asal Inggris, Cambridge Analytica. Dalam kesempatan itu, Facebook meminta maaf dan berjanji akan menuntaskan masalah kebocoran data melalui beberapa langkah.

Apa aja sih poin-poin yang muncul dalam pertemuan antara Komisi I DPR dengan pihak Facebook Indonesia terkait perkembangan skandal kebocoran data tersebut? Yuk simak pemaparan berikut!

Facebook Indonesia Minta Maaf

Seperti diketahui, dari total 87 juta data pengguna Facebook yang bocor, ada satu juta lebih data di antaranya yang berasal dari Indonesia yang ikut disalahgunakan.

Atas skandal kebocoran data para pengguna itu, Facebook Indonesia yang diwakili oleh Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dan Vice President of Public Policy Facebook Asia Pacific Simon Milner, akhirnya meminta maaf.

Facebook menyampaikan permintaan maafnya di hadapan Komisi I DPR RI lantaran pengguna di Indonesia jadi korban penyalahgunaan pihak ketiga, dalam hal ini Cambridge Analytica.

“Kejadian ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan dan kegagalan kami untuk melindungi data pengguna, kami mohon maaf atas kejadian tersebut,” kata Ruben dalam RDPU bersama Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara 2 DPR RI, Jakarta, Selasa 17 April.

Baca Juga: Begini Cara Cambridge Analytica Gunakan Data Pengguna Facebook untuk Menangkan Donald Trump

Meski akhirnya menyampakan permohonan maaf, Ruben sempat menyangkal adanya kebocoran data yang berasal dari sistem Facebook. Ruben juga membantah adanya pihak ketiga yang berhasil menembus sistem Facebook atau berhasil lolos dari perangkat pengamanan data yang dimiliki Facebook.

Pihak Facebook Indonesia mengklaim yang terjadi saat ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan yang dilakukan pihak ketiga. Menurut Ruben yang terjadi adalah adanya sebuah aplikasi bernama ‘thisisyourdigitallife’ yang dikembangkan oleh akademisi di Cambridge University, DR. Alexander Kogan.

Aplikasi ini menggunakan fitur Facebook Login yang tersedia secara umum. Lalu, Ruben menyebut Facebook Login memungkinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk meminta persetujuan dari pengguna aplikasi Facebook agar aplikasi mereka bisa mengakses kategori data tertentu yang dibagikan pengguna tersebut dengan teman Facebook mereka.

“Facebook, di mana kami dengan tegas melarang penggunaan dan pengiriman data yang dikumpulkan menggunakan cara ini untuk tujuan lain,” ujarnya.

Ruben menjelaskan, setelah Kogan mendapatkan data pengguna Facebook, data tersebut kemudian diberikan ke Cambridge Analytica. Nah, dalam posisi ini, Facebook tidak memberikan izin atau menyetujui pemindahan data tersebut dan hal itulah yang dianggap sebagai pelanggaran kebijakan platform Facebook.

Baca Juga: Mozilla Akhirnya Luncurkan Fitur Baru Cegah Facebook Lacak Data Pengguna

Saat ini, Facebook tengah melakukan peninjauan kembali atas platform mereka untuk memastikan bahwa data pengguna Facebook, termasuk dari Indonesia, terlindungi dan memastikan pelayanan mereka berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.

“Kami akan terus menyampaikan perkembangan terkini terkait peninjauan menyeluruh tersebut,” ucapnya.

DPR RI Tidak Puas dengan Sikap Facebook

Walaupun Facebook Indonesia sudah meminta maaf dalam RDPU bersama Komisi I DPR RI, namun hal itu tak membuat para anggota Komisi I puas.

Adapun salah satu anggota Komisi I DPR RI yang menyatakan tak puas itu adalah Evita Nursanty. Pada kesempatan itu, Evita mengatakan bahwa pernyataan Facebook Indonesia tidak disampaikan secara lugas, terutama terkait penyalahgunaan data pengguna oleh pihak ketiga, dalam hal ini, Cambridge Analytica.

“Jawaban Anda tidak memuaskan,” kata Evita dengan tegas pada kesempatan itu.

Rasa tidak puas Komisi I yang disampaikan politisi PDI Perjuangan itu terkait soal lambannya langkah Facebook saat diminta pemerintah untuk mengaudit kebocoran data dari Indonesia.

Padahal sekitar dua minggu lalu, Facebook sendiri berjanji kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan audit dan memberikan hasilnya terkait data Facebook di Indonesia tersebut digunakan untuk keperluan apa saja.

Baca Juga: Jawaban Mark Zuckerberg Saat Didesak Lengser sebagai CEO Facebook

“Rudiantara (Menkominfo) telepon saya, dia nanya mana janji Facebook untuk lakukan audit secara detail tentang kejadian ini. Pemerintah sudah menunggu. Tolong diperhatikan, jangan anggap enteng,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, Evita juga menyampaikan kritik terhadap Facebook Indonesia. Evita menyebut Facebook Indonesia sejak awal sudah mengambil posisi defensif, dengan terus memberikan pernyataan bahwa pihaknya tidak bersalah terkait penyalahgunaan data pengguna.

“Belum apa-apa sudah defensif, bersikukuh tidak bersalah karena Dr. Kogan ini bukan dari Facebook. Itu pembukaan memberikan penjelasan, Anda sudah defensif, mengatakan saya tidak salah, enggak bisa begitu. Pendiri Anda (Mark Zuckerberg) sudah minta maaf mengaku salah,” ucapnya.

Langkah Facebook Tuntaskan Masalah Kebocoran Data

Setelah meminta maaf dan mendengar kritikan dari Komisi I, Facebook akhirnya berjanji akan menyelesaikan skandal tersebut. Facebook Indonesia membeberkan sejumlah langkah yang akan diambil untuk menangani penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.

“Saya ingin menyampaikan beberapa langkah yang akan kami lakukan untuk memperbaiki dan mencegah hal ini terjadi lagi,” kata Ruben.

Langkah pertama yang akan diambil Facebook Indonesia adalah mencari tau apa yang sebenarnya dilakukan oleh Cambridge Analytica. Pihaknya juga akan memberi tau semua yang terkena dampak atau dirugikan dalam kasus ini.

Langkah kedua adalah memastikan tidak ada lagi penyalahgunaan data oleh pengembang aplikasi. Saat ini, Facebook Indonesia sendiri tengah melakukan investigasi atas semua aplikasi yang pernah mendapatkan akses atas informasi dalam jumlah besar.

“Jika ada dari mereka yang menyalahgunakan data pengguna, kami akan memblokir mereka dari Facebook dan memberitahu semua orang yang telah terkena dampak,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Cara Jitu Amankan Akun dan Data di Facebook

Langkah ketiga adalah memastikan hal ini tidak terjadi lagi ke depannya, Facebook Indonesia akan memastikan agar para pengembang tidak dapat mengakses banyak informasi di sini.

“Untungnya, kami telah melakukan perubahan besar atas platform kami pada 2014 lalu, yang akan mencegah kasus seperti Cambridge Analytica terjadi lagi,” katanya.

“Kami sadar bahwa kami belum melakukan upaya maksimal dalam mencegah penyalahgunaan perangkat kami. Merupakan kesalahan besar bagi kami untuk tidak memandang tanggungjawab kami secara lebih luas dan CEO (Facebook Mark Zuckerberg) kami sepenuhnya mengambil tanggung jawab itu. Kami di sini ingin menyampaikan permohonan maaf kami,” tutur Ruben.

Sekadar informasi, Indonesia masuk dalam daftar negara yang data penggunanya dibagi ke Cambridge Analytica. Rincian jumlahnya adalah 1.096.666 atau sekitar 1,3% dari total. Angka tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina.

Share: 3 Hal yang Terjadi Saat Facebook Indonesia Disidang DPR RI