Isu Terkini

Jawaban Mark Zuckerberg Saat Didesak Lengser sebagai CEO Facebook

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Mark Zuckerberg benar-benar mengalami hari terpahit saat ini setelah dihantam skandal kebocoran puluhan juta data pengguna Facebook yang disalahgunakan oleh perusahaan Cambridge Analytica. Bahkan, ia didesak mundur dari jabatannya sebagai CEO Facebook.

Kira-kira seperti apa jawaban Zuckerberg setelah mendengar desakan mundur tersebut?

Sebelumnya, desakan agar Zuckerberg mundur dari posisi CEO Facebook disampaikan oleh seorang investor dengan saham senilai 1 miliar dolar AS di raksasa teknologi tersebut.

Baca Juga: Begini Cara Cambridge Analytica Gunakan Data Pengguna Facebook untuk Menangkan Donald Trump

Pengawas keuangan Kota New York, Scott Stringer, yang mengawasi dana pensiun kota, mengatakan, perlu ada pengawasan dewan yang lebih independen di Facebook. Setelah skandal besar Cambridge Analytica.

”Saya pikir perlu ada ketua independen dari dewan. Saya pikir kita membutuhkan lebih banyak direktur dan direktur independen yang memiliki pengalaman dalam hal data dan etika, dan semua hal yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan besar yang sedang berkembang ini sehubungan dengan apa yang terjadi,” kata Stringer seperti dilansir Independent, Rabu, 4 April.

Apa Tanggapan Zukerberg Usai Didesak Mundur?

Namun, Zuckerberg sendiri memiliki saham pengendali di Facebook. Itu artinya ia memiliki keputusan terakhir dalam setiap perubahan di dalam dewan. Melihat situasi tersebut, Zuckerberg sendiri tak berniat mundur sebagai CEO.

Meski sudah didesak mundur oleh sejumlah pihak, Zuckerberg mengaku bahwa masih sangat pantas memimpin Facebook. “Berikan aku kesempatan yang lain. Ini memang kesalahan besar. Ini kesalahanku,” katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis, 5 April.

“Ya, orang membuat kesalahan dan belajar darinya. Aku yang pertama mengakui bahwa kami tidak cukup memperluas pandangan tentang apakah tanggung jawab kami,” ujarnya.

Baca Juga: Pendiri WhatsApp Ajak Netizen Hapus Facebook, Apa Alasannya?

“Pada akhirnya, ini adalah tanggung jawabku. Aku memulai tempat ini, aku menjalankannya, aku bertanggungjawab atas apa yang terjadi di sini. Aku takkan mengorbankan orang lain untuk kesalahan yang kami lakukan,” ucap Zukerberg.

Skandal kebocoran puluhan juta data para pengguna Facebook tersebut memang termasuk krisis terbesar dalam sejarah Facebook. Atas skandal tersebut, Zuckerberg pun dipastikan akan bersaksi di depan parlemen AS pada 11 April mendatang.

“Ada banyak topik berbeda yang ingin diketahui oleh Kongres. Tanggung jawab kami adalah agar mereka memiliki akses terhadap informasi yang mereka perlukan. Kami terbuka untuk itu,” sebutnya.

Data Pengguna Facebook Disalahgunakan untuk Kemenangan Trump

Setidaknya 50 juta data profil milik para pengguna Facebook jatuh ke tangan Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik yang berperan penting dalam kemenangan capres Amerika Serikat di Pilpres 2016 lalu, Donald Trump.

Pihak Cambridge Analytica sendiri mengklaim bahwa mereka berhasil membuat Trump menguasai Pemilu AS 2016 dengan memanfaatkan nyaris seluruh platform potensial di dunia maya seperti Google, Snapchat, Twitter, Facebook dan YouTube.

Baca Juga: Mozilla Akhirnya Luncurkan Fitur Baru Cegah Facebook Lacak Data Pengguna

Cambridge Analytica sendiri diduga mendapatkan data pengguna Facebook itu dari peneliti pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan. Ia bekerja di Global Science Research dan kerap menghadirkan survei terkait kepribadian yang tersebar masif di Facebook.

Pihak ketiga tersebut memanen data dari 50 juta pengguna tanpa izin. Dari 50 juta data pengguna Facebook yang tersebar di tangan pihak ketiga, 30 juta di antaranya sudah lengkap untuk memetakan seseorang. Jika sudah begitu, privasi pengguna tak lagi menjadi rahasia.

Share: Jawaban Mark Zuckerberg Saat Didesak Lengser sebagai CEO Facebook