Isu Terkini

Aksi-aksi Moeldoko Saat Jadi Benteng Jokowi dan Istana

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko selalu pasang badan setiap kali ada kritik yang mengarah ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Istana Negara. Sejak menjabat sebagai KSP pada Januari 2018, Moeldoko selalu tenang dan bersikap proaktif untuk melindungi Istana.

Terbaru, Moeldoko siap pasang badan jika kerja-kerja Presiden Jokowi diganggu dengan hal-hal yang tak penting. Ia pun meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada Jokowi menyelesaikan tugas-tugasnya yang tinggal menyisakan satu setengah tahun lagi.

“Intinya begini, kasih kesempatan presiden bekerja dengan tenang. Jangan banyak diganggu dengan hal-hal yang tidak substansial. Tapi kalau diganggu saya harus maju,” kata Moeldoko dalam acara Prime News CNN Indonesia, pada Selasa, 24 April.

Baca Juga: Survei Cyrus Network: Jokowi Masih Teratas, AHY Cawapres Ideal

Moeldoko memang kerap jadi sosok paling depan yang maju jika ada kritik yang datang. Yuk, guys, kita lihat lagi aksi-aksi Moeldoko sebelumnya saat menangkal “serangan” dari luar kepada Jokowi dan Istana.

Membungkam Ketua BEM UI Lewat Prestasi Jokowi

Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa. Foto: Pepnews.com

Moeldoko menyentil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Zaadit Taqwa yang sebelumnya memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi. Pada acara Mata Najwa, 7 Februari lalu, Moeldoko pun membungkam Zaadit dengan sederet prestasi Jokowi.

Saat itu, Moeldoko yang berdiri di depan para penonton dan narasumber, memegang secarik kertas putih. Secara lantang, Moeldoko menegaskan bahwa selama Jokowi jadi presiden, sudah banyak hal yang dicapai dan dikerjakan.

“Presiden selama 3 tahun bisa membangun 2.623 kilometer. Kuota haji, hanya dalam tempo beberapa tahun, Pak Jokowi bisa menaikan dari 168.800 menjadi 221.520,” kata Moeldoko yang merupakan mantan Panglima TNI itu.

Baca Juga: Jokowi Akan Patuhi Larangan Pembagian Sembako dan Sepeda Saat Kampanye

Ia juga menjelaskan capaian Jokowi terkait dana desa, Kartu Indonesia Pintar, dan Program Keluarga Harapan. Tak hanya itu, Moeldoko juga membeberkan prestasi Jokowi soal reformasi agraria yang terlaksana dalam waktu cepat.

“Kurang apa lagi? Ada satu yang kurang dalam pemerintahan kita ini adalah memberikan informasi yang penuh kepada masyarakat Indonesia, kalau nanti saya berikan informasi yang penuh, mungkin semuanya akan salut kepada Pak Presiden,” ujarnya.

Reaksi Moeldoko saat Jokowi ‘Diserang’

Wawancara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat membahas Jembatan Pengembangan Budaya Istana dan Keraton Nusantara, 21 April 2018. Foto: KSP RI.

Jokowi sempat dianggap melakukan serangan balik saat menanggapi berbagai isu dan tudingan yang mengarah kepada dirinya. Pada 7 April lalu di Jawa Barat, Jokowi memberikan tanggapan soal dirinya yang dianggap antek asing dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terlarang.

“Banyak yang dari kita ingin melemahkan bangsa kita dengan cara-cara yang tidak beradab. Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya. Jokowi itu antek asing, [isunya] gagal, hilang,” kata Jokowi saat menghadiri Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018, yang dihadiri ribuan relawan di Ballroom Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, pada 7 April.

Tak hanya soal isu antek asing dan PKI, Jokowi juga menanggapi soal isu utang negara hingga gerakan #2019GantiPresiden di media sosial. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menanggapi soal pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengenai Indonesia bubar pada 2030.

Moeldoko pun menyebut respons Jokowi terhadap isu-isu miring tersebut merupakan hal wajar. Moeldoko menegaskan bahwa Jokowi sama sekali tidak marah dengan isu dan kritik yang menyerangnya.

Baca Juga: 3 Momen Menarik Saat Jokowi Bergaya ‘Metal’ Touring Naik Chopper

“Seperti kemarin yang di Bogor itu, sebagian orang menganalisis Presiden marah. Enggak marah, agak keras sedikit,” ujar Moeldoko di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada 9 April.

“Kan Presiden jengkel juga, melihat berita-berita yang enggak benar, karena menyesatkan. Tapi kan akhirnya saya juga berbicara, jadi tidak harus Presiden semuanya. Saya juga punya tanggung jawab berbicara,” ujarnya.

Moeldoko Sebut Jokowi Dekat dengan Kalangan Muslim

Presiden RI Joko Widodo bersama jajarannya saat meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Majalengka, 18 April 2018. Foto: KSP RI

Selama ini, Jokowi kerap dianggap tak dekat dengan kalangan Muslim, disebut sebagai antek asing, dan PKI. Atas tuduhan tersebut, Moeldoko pun pasang badan dan langsung memberikan bukti jika Jokowi dekat dengan kalangan Muslim.

Ya, Moeldoko menanggapi prestasi Jokowi yang ditempatkan sebagai salah satu Muslim paling berpengaruh di dunia beberapa waktu lalu. Moeldoko menyebut prestasi itu sebagai bukti dan indikator bahwa Jokowi telah diterima sepenuhnya di kalangan umat Muslim.

“Itu sebuah indikator bahwa presiden betul-betul telah diterima di lingkungan kaum muslimin dengan baik,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Presiden pada 16 April.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi beserta tiga tokoh nasional lainnya masuk dalam ‘Top 500 Muslim’ tahun ini dalam survei The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC). Dalam sebuah survei tahunan yang mencantumkan 500 sosok Muslim paling berpengaruh di dunia itu, Jokowi menduduki urutan ke-16.

Baca Juga: Selain 12 Cawapres Jokowi, PSI Juga Usulkan Perubahan Nomenklatur 7 Kementerian

Jokowi pun terpilih bersama Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siradj dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah Luthfi bin Yahya dalam daftar top 50. Sementara mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin terpilih dalam daftar kategori honourable mentions pada survei yang dilakukan oleh lembaga kajian yang bermarkas di Amman, Yordania, tersebut.

Sejumlah tokoh Muslim yang terpilih dalam survei tersebut dinilai berhasil membuat perubahan yang signifikan bagi kaum Muslim dunia. Dengan hasil survei tersebut, Moeldoko pun meminta agar tudingan Jokowi anti-Islam harus dihentikan. “Enggak perlu lagi dieksploitasi dan seterusnya,” ucapnya.

Moeldoko menjelaskan bahwa selama ini program dan kebijakan yang disusun dalam pemerintahan Jokowi telah memperjuangkan kepentingan umat Muslim. Salah satunya yakni dengan membentuk Bank Wakaf mikro yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan pesantren serta memutuskan Hari Santri Nasional.

“Kesejahteraan tidak hanya uang ya, tetapi dari aspek batiniah tadi Presiden telah memperjuangkan memutuskan Hari Santri Nasional, bank wakaf, dan banyak lainnya,” ujarnya.

Share: Aksi-aksi Moeldoko Saat Jadi Benteng Jokowi dan Istana