Isu Terkini

8 Ucapan ‘Gereget’ Edy Rahmayadi Selama Jadi Ketua PSSI

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi kembali jadi perbincangan khalayak ramai setelah melontarkan pernyataan yang tak lazim. Pada Kamis, 22 November 2018 kemarin, Edy memberi jawaban yang membuat publik geleng-geleng kepala saat ditanya soal kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Seolah tak ingin disalahkan, Edy meminta wartawan lah yang harus baik lebih dulu agar Timnas bisa jadi baik juga. Pernyataan itu lantas langsung heboh karena publik heran lantaran wartawan yang ‘disalahkan’ atas performa buruk Timnas yang gagal melaju ke semifinal Piala AFF 2018.

“Wartawannya harus baik. Ketika wartawan baik, maka timnasnya baik,” kata Edy di hadapan wartawan yang menanyakan apakah ada evaluasi terhadap penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Menariknya, tak cuma sekali itu saja Edy melontarkan ucapan yang gereget dan menghebohkan masyarakat. Jauh sebelumnya, terutama sejak awal-awal menjabat sebagai Ketum PSSI, Edy sudah pernah mengeluarkan pernyataan yang nyeleneh. Apa aja, ya?

Tentang Selangor FC

Drama kepindahan dua pemain muda Indonesia Evan Dimas dan Ilham Udin ke klub Malaysia Selangor FC sempat jadi sorotan luas dari pecinta sepakbola Indonesia. Tak hanya itu saja, Ketum PSSI Edy Rahmayadi juga ikut buka suara soal kondisi itu. Edy sedikit kesal dengan kondisi tersebut.

Baca Juga: Timnas Diujung Tanduk, Apa yang Harus Dilakukan Edy Rahmayadi?

Edy menyoroti soal kontrak Evan dan Ilham dengan Selangor. Mantan Pangkostrad tersebut tampaknya tak senang jika Evan dan Ilham bermain di luar negeri. “Siapa mereka? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak,” kata Edy, 6 Desember 2017.

Evan Dimas dan Ilham Udin Tak Nasionalis

Tak hanya soal kontrak Evan dan Ilham di klub Selangor FC saja yang jadi sorotan, Edy sampai-sampai melabeli kedua pemain tersebut tak nasionalis dan hanya memikirkan uang saja. Bahkan, media di Malaysia menyebutkan bahwa Evan Dimas menjadi salah satu pemain termahal di negeri jiran itu.

“Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Enggak ada jiwa nasionalisme. Nanti akan saya kumpulkan segera,” kata Edy.

Pada prosesnya, PSSI dan pihak Evan-Ilham akhirnya melakukan serangkaian pertemuan untuk menjernihkan situasi. PSSI memanggil Evan dan Ilham serta agennya, Muly Munial untuk membahas dan menyinkronkan jadwal kompetisi di Malaysia dengan pemusatan latihan Timnas yang akan tampil di Asian Games 2018 kala itu.

Ilija Spasojevic dari Amerika Latin

Belum selesai kehebohan usai Edy mengatakan kalau pemain yang berkarier di luar negeri tidak nasionalis, muncul pernyataan lain yang juga tak kalah heboh. Ketika melakukan sesi wawancara dengan salah satu televisi swasta nasional, Edy salah menyebut bintang Bali United Ilija Spasojević berasal dari Amerika Latin, yang seharusnya Montenegro, pada 20 Desember 2017.

Saat itu, pembawa acara menanyakan apa yang ditawarkan oleh PSSI kepada para pemain lokal yang ingin berkarier di luar negeri. Edy mengatakan dirinya tidak melarang pesepakbola nasional merumput di luar negeri, namun tetap harus mengedepankan kepentingan nasional karena di tahun 2018 yang padat agenda internasional.

“Yang pertama di tahun 2018 begitu banyak event internasional dan nasional yang harus dilakukan untuk sepakbola Indonesia. Mungkin rakyat Indonesia monitor, ada Spaso dari Amerika Latin. Saya meminta kepada dia dan dia bersedia untuk menjadi pemain bola di Indonesia yaitu melakukan naturalisasi,” demikian pernyataan Edy dalam petikan wawancara itu.

Baca Juga: Penyebab Ajakan ‘Kosongkan GBK’ Jelang Laga Timnas vs Timor Leste

Kamu Saja Jadi Ketua PSSI

Edy juga melontarkan pernyataan kontroversial saat ditanya jurnalis Tirto pada 13 Oktober 2017. Saat itu, Edy dimintai pendapat soal suporter sepakbola yang tewas. “Sejak 2016 ada setidaknya 9 suporter sepakbola tewas baik di dalam maupun luar stadion. Apa tanggapannya?”

“Tanggapannya saya mau mundur saja jadi umum PSSI! Kamu [saja yang] jadi ketua PSSI, mudah-mudahan tidak ada yang tewas, deh,” kata Edy yang saat itu masih menjabat Pangkostrad.

Tak hanya itu saja, saat ricuh pembelian tiket Piala AFF 2016, berlokasi di lapangan Kostrad Jakarta, reporter Tirto juga pernah kena semprot Edy sewaktu dimintai komentar. “Orang sedang sibuk untuk martabat bangsa, kamu malah sibuk dengan menyudutkan orang lain,” ucap Edy.

Bantah Tampar Suporter PSMS Medan

Edy membantah telah melakukan penamparan terhadap suporter PSMS Medan. Ia mengaku hanya memegang pipi seorang suporter PSMS saat disebut menampar suporter. Sebelumnya, sebuah video memperlihatkan Edy diduga menampar suporter PSMS di Stadion Teladan Medan saat PSMS Medan melawan Persela Lamongan, Jumat, 21 September 2018.

“Sudah suatu kebiasaan saya memegang pipi, jika enggak saya megang kepala. Kok larinya [saya dianggap] menampar, gitu? Tangan saya ini besar, jika nampar orang sayang sekali. Ya, Anda udah tahulah itu,” kata Edy.

Apa Urusan Anda Menanyakan Hal Itu?

Edy memperliahatkan wajah tak nyaman ketika ditanya soal rangkap jabatan oleh presenter Aiman Wicaksono dalam siaran langsung Kompas Petang di Kompas TV, Senin, 24 September 2018 lalu.

Aiman bertanya: “Anda kan sekarang menjabat Gubernur Sumatera Utara, apakah Anda merasa terganggu ketika tugas Anda, tanggung jawab Anda menjadi gubernur kemudian juga menjadi Ketua Umum PSSI?”

Edy tak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Namun beberapa detik kemudian, Edy langsung buka suara dan mengeluarkan pernyataan mengejutkan. “Apa urusan Anda menanyakan itu. Bukan hak Anda bertanya kepada saya.”

Tak menunggu waktu lama, pernyataan itu pun langsung viral di sosial media. Banyak lelucon muncul sampai-sampai ada tagar #SiapPakEdy di lini masa Twitter pada Senin malam hingga Selasa, 25 September 2018.

Rangkap Jabatan di PSSI

Edy pernah jadi sorotan setelah menghadiri salah satu acara talk show di stasiun televisi swasta, Rabu, 26 September 2018 malam WIB. Saat itu yang dipermasalahkan adalah soal sikap Edy yang sempat tak mengakui ada rangkap jabatan di PSSI.

Najwa Shihab selaku moderator melemparkan pertanyaan untuk Edy terkait rangkap jabatan di PSSI. Saat itu, PSSI yang dipimpin Edy dituding tidak bisa tegas ke klub peserta Liga 1 karena juga berkecimpung sebagai pengurus di klub, akan tetapi apa yang ditanyakan wanita lulusan hukum tersebut langsung dibantah begitu saja oleh Edy. ”Bohong itu semua, tidak itu. Bohong,” kata Edy.

Namun, ketika Najwa menampilkan tayangan bukti jika Edy merangkap jabatan sebagai pembina dan pemilik saham mayoritas PSMS Medan serta contoh pengurus PSSI lainnya yang demikian, ia baru mengakuinya. Edy langsung terjebak ketika itu.

”Itu benar adanya, tetapi tidak ada pengaruh orang-orang ini dalam menjalankan organisasi di PSSI, tidak ada kepentingan di sana,” ucap Edy Rahmayadi.

Wartawan Harus Baik Agar Timnas Juga Baik

Yang terbaru, Edy menanggapi kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 saat ditanya oleh wartawan. Saat itu, Edy ditanya oleh seorang wartawan soal evaluasi apa yang akan dilakukan setelah Timnas gagal melaju ke semifinal.

Bukannya menjawab dengan jawaban semestinya, Edy malah menyoroti dan menyebut wartawan agar bisa bertugas dengan baik agar Timnas juga bisa tampil baik. “Wartawannya harus baik. Ketika wartawan baik, maka timnasnya baik,” kata Edy menanggapi pertanyaan wartawan.

Share: 8 Ucapan ‘Gereget’ Edy Rahmayadi Selama Jadi Ketua PSSI