Isu Terkini

Jakarta akan Pakai Artificial Intelligence untuk Urai Macet

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Suasana arus lalulintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (30/6). Menurut Ditlantas Polda Metro Jaya selama bulan Ramadhan terjadi perubahan jam macet, diprediksi kemacetan ibukota sudah akan mulai dari pukul 15.30 hingga 19.00 WIB akibat jam pulang kerja yang lebih cepat. ANTARA FOTO/Vitalis Yogi-Trisna/ed/14

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta tengah menyiapkan penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk mengurai masalah kemacetan di Ibu Kota. Dishub Jakarta bakal berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menerapkan hal tersebut.

Gunakan AI: Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dishub Provinsi DKI Jakarta, Emanuel Kristanto mengungkapkan bahwa AI itu disiapkan beroperasi pada 2023. Fungsinya guna menganalisis beberapa titik di persimpangan lalu lintas yang kerap mengalami kemacetan.

“Kami tidak berharap kemacetannya akan langsung selesai. Tidak sampai sejauh itu, dari data analisis itu kami ingin mengetahui dan mengurai sumber kemacetan itu dari mana,” kata Emanuel dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/12/2022), dilansir Antara.

Adapun teknologi kecerdasan buatan yang digunakan untuk proyek ini berupa machine learning dan juga cloud .

Nama proyek: Proyek tersebut bernama Green Light dan DKI Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan AI untuk membantu menganalisis kondisi kemacetan kota.

Emanuel juga berharap selain dapat mengurangi kemacetan, pemanfaatan AI itu bisa membantu masyarakat dalam efisiensi bahan bakar kendaraan serta membantu mengurangi polusi.

Adapun pihak swasta yang berkolaborasi dalam proyek Green Light ini ialah Google Indonesia dan telah dikukuhkan dalam nota kesepahaman yang diteken pada November 2022.

Di negara lain: Proyek ini sebelumnya sudah diterapkan di beberapa kota yang kerap menjadi titik kemacetan di negara-negara lain.

Salah satu contoh keberhasilan proyek ini ialah di Kota Bengalore, India dengan membantu efisiensi mobilitas hingga 20 persen dari kondisi kemacetan normal.

Menariknya, AI yang digunakan tidak membutuhkan biaya tambahan saat beroperasi dan mampu memberikan rekomendasi yang juga efisien dalam praktiknya.

“Teknologi AI memungkinkan Google menganalisis data tanpa sensor tambahan atau bahkan mengubah infrastruktur, sebelum mengirimkan rekomendasi ke dinas kota yang kemudian menerapkan cara-cara untuk mengoptimalkan pengaturan,” kata VP of Engineering and Research Google Yossi Matias.

Jakarta macet: Kemacetan di Ibu Kota Jakarta semakin terasa terutama sejak kegiatan di luar ruangan sudah dilonggarkan di tengah situasi pandemi COVID-19 bisa dikendalikan.

Sebenarnya kondisi kemacetan di Jakarta sudah jauh berkurang saat ini, terlihat dalam indeks yang dirilis oleh TomTom Index yang mencatat Jakarta di 2021 masuk ke posisi ke-46 termacet di dunia.

Kondisi itu bisa dibilang secara signifikan lebih baik mengingat pada 2017 Jakarta menempati posisi ke-4 kota termacet di dunia.

Baca Juga:

Jokowi Minta Atasi Macet, PJ Gubernur DKI Ingin Kurangi Putaran Balik di Jakarta

Jokowi Minta Pj Gubernur DKI Bisa Atasi Macet dan Banjir

Qatar Pangkas Jam Kerja-Liburkan Sekolah Demi Hindari Kemacetan saat Piala Dunia 2022

Share: Jakarta akan Pakai Artificial Intelligence untuk Urai Macet