Internasional

Anak-anak Gaza Minta Perlindungan dan Berharap Bisa Hidup Seperti Anak Lainnya

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Anak-anak Gaza/Al Jazeera

Sejumlah anak korban perang Israel-Palestina di Jalur Gaza menyerukan komunitas internasional untuk segera memberikan perlindungan. Mereka juga meminta komunitas internasional memberikan perhatian terhadap nasib mereka yang selama sebulan terakhir sangat menderita.

“Sejak 7 Oktober, kami menghadapi pemusnahan, pembunuhan, pengeboman yang menimpa kami. Semua ini terjadi di depan mata dunia. Mereka berbohong kepada dunia bahwa mereka membunuh para petempur, namun mereka membunuh rakyat Gaza, impian dan masa depan mereka,” ujar seorang anak laki-laki membacakan catatan kertas dalam konferensi pers yang disiarkan virtual oleh Al Jazeera, seperti dikutip pada Kamis (9/11/2023).

Sang anak dikelilingi teman-teman senasibnya saat membacakan catatan kertas di luar Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, Gaza, Palestina. RS itu merupakan tempat untuk merawat korban luka sekaligus perlindungan bagi warga sipil yang menghindari perang. 

Serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan banyak anak kelaparan. Para anak-anak mengaku, mereka tidak dapat akses terhadap makanan dan air bersih.

Kami tidak mendapatkan air, makanan, dan kami minum dari air yang tidak bisa digunakan. Kami muncul sekarang untuk berteriak dan mengundang Anda untuk melindungi kami,” cetus bocah laki-laki itu. Kami ingin hidup, kami ingin perdamaian, kami ingin para pembunuh anak-anak diadili. Kami ingin obat-obatan, makanan, dan pendidikan, dan kami ingin hidup seperti anak-anak lainnya,” tuturnya.

Serangan Israel terhadap warga sipil Gaza, Palestina selama kurun 31 hari telah menewaskan lebih dari 10.000 orang. Dari sedikitnya 10.022 warga Palestina korban meninggal dunia, sebanyak 4.104 di antaranya masih anak-anak. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan pengepungan Israel telah menutup akses terhadap bahan bakar, listrik, sampai makanan.

Jumlah korban terluka telah meningkat menjadi 25.408 orang sejak Sabtu (7/10/2023). Medical Aid for Palestines (MAP), sebuah organisasi berbasis di Inggris, melaporkan Israel melakukan pemboman tanpa pandang bulu terhadap rumah warga sipil, rumah sakit (RS), kamp pengungsian, sampai sekolah. 

Kondisi kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik kritis di bawah pemboman terus-menerus dari Israel. Sebanyak 16 dari 35 RS di Gaza terpaksa menghentikan operasinya, padahal jumlah orang yang terluka meningkat. Lebih dari 1,5 juta orang atau separuh populasi Gaza, telah mengungsi.

Share: Anak-anak Gaza Minta Perlindungan dan Berharap Bisa Hidup Seperti Anak Lainnya