General

Peran Yenny Wahid Si Pemersatu Nahdliyin di Pilgub Jatim

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid ketemuan lagi sama partai politik, nih guys. Setelah bersua dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Yenny kembali mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Senin, 5 Februari, di Jakarta.

Lalu muncul pertanyaan, ada apa nih? Melihat kedekatannya dengan organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama (NU), apakah Yenny akan didapuk sebagai juru kampanye PDIP di pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jawa Timur, basis massa NU?

Namun puteri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menepisnya dugaan tersebut.

“Kami semua mengambil jarak yang sama terhadap semua kandidat,” kata Yenny kepada media, Selasa, 6 Februari.

Ia mengatakan, pertemuan Yenny dengan Hasto itu untuk kepentingan politik kebangsaan, bukan politik praktek. Pembahasannya pun cukup luas, mulai dari kuliner, pentingnya air susu ibu (ASI) untuk bayi, sampai masalah gizi buruk di Papua. Oleh sebab itu, perempuan yang bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini kembali menegaskan kalau di Pilkada Jatim dirinya tak memihak pada calon manapun.

“Untuk Pilgub Jatim, saya dan keluarga Gus Dur mengambil jarak dengan seluruh kandidat. Karena yang bersaing ini tokoh-tokoh utama NU. Jadi takutnya ada konflik kepentingan yang bisa berdampak ke NU. Kami mengambil peran di situ,” kata Yenny.

Pilkada Jatim bakal diramaikan oleh dua pasang kandidat. Pertama, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno yang didukung PDIP, PKB, Gerindra, dan PKS. Kedua, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang didukung Partai Demokrat, NasDem, dan Hanura.

A post shared by Yenny Wahid (@yennywahid) on Jan 4, 2018 at 11:45am PST

Yenny sendiri sebelumnya udah memberi klarifikasi di akun Instagram pribadinya bahwa ia menolak untuk dicalonkan Partai Gerindra sebagai kandidat calon gubernur Jawa Timur. Dalam unggahan foto bersama anaknya, ia menulis, “Inilah alasan sesungguhnya kenapa saya tidak bisa menerima lamaran Mas Prabowo untuk maju dalam Pilkada Jatim 2018.”

“Karena waktu saya untuk kelonan dengan anak pasti akan tersita untuk kampanye.”

Selain itu, tentu untuk mencegah timbulnya konflik di antara kalangan NU. Apalagi baik kedua pasangan calon yang akan berlaga memiliki keterikatan dengan NU.

Gus Ipul pernah tercatat sebagai ketua organisasi kepemudaan NU, Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Ia juga pernah menjadi salah satu ketua di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siraj.

Sedangkan Khofifah, yang baru-baru ini mundur dari jabatannya sebagai Menteri Sosial, pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU periode 2000-2005.

Share: Peran Yenny Wahid Si Pemersatu Nahdliyin di Pilgub Jatim