Isu Terkini

WHO: Pandemi COVID-19 Masih Jauh dari Usai

MM Ridho — Asumsi.co

featured image

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan akbar di Jenewa, dengan beberapa peserta yang terhubung melalui video conference, pada Jumat (31/7). Pertemuan itu menyatakan pandemi COVID-19 masih akan memakan waktu yang panjang, meski sudah 6 bulan dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) sejak 30 Januari 2020 lalu.

Dalam pertemuan yang bertujuan mengevaluasi penanganan pandemi COVID-19 itu, WHO menyoroti durasi pandemi yang harus diantisipasi dan menegaskan risiko kewalahan negara-negara mengingat tekanannya pada kondisi sosial ekonomi.

Pertemuan yang dipimpin oleh Profesor Didier Houssin itu menilai risiko global COVID-19 masih sangat tinggi. Komite yang terdiri dari 17 anggota dan 12 penasihat tersebut juga menyepakati bahwa kondisi pandemi hingga saat ini masih harus dinyatakan sebagai PHEIC.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengatakan, dampak dari wabah virus Corona akan terasa lebih lama. Menurutnya, “Pandemi (COVID-19) adalah krisis kesehatan [yang terjadi] sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang.”

Sejak jauh-jauh hari, Ketua Kesehatan Masyarakat Global dari Universitas Edinburgh, Profesor Devi Sridhar, kerap merujuk kesamaan COVID-19 dengan Flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918. Wabah itu menewaskan puluhan juta orang ketika kembali pada musim dingin berikutnya, dalam bentuk yang lebih mematikan setelah gelombang pertama berhasil dikendalikan.

Orang-orang tidak bisa menganggap COVID-19 sebagai hal sederhana. Untuk langkah pencegahan saja, ada sekian banyak kompleksitas yang belum diketahui. Misalnya terkait dinamika virusnya sendiri, masih banyak penemuan terbaru yang tak jarang menjadi perdebatan. Bahkan di kalangan ilmuwan ada perbedaan pandangan tentang cara penularan, potensi mutasi, hingga kekebalan manusia terhadapnya.

Belum lagi membicarakan vaksin, yang harus melewati setidaknya 4 tahapan, sebelum bisa dipergunakan secara luas. Saat ini, setidaknya ada lebih dari 140 pihak yang serius mengembangkan vaksin. Tapi baru 7 pihak yang mencapai tahap akhir, yakni uji coba klinis berskala besar.

Sridhar mengibaratkan pandemi COVID-19 sebagai, “serangkaian kebakaran kecil yang terus-menerus muncul, yang perlu dipadamkan dengan cepat sebelum berubah menjadi kobaran api yang tak terkendali.”

Yang sering kali dilupakan: COVID-19 adalah virus baru, yang sama sekali berbeda dengan flu musiman, dan mungkin memiliki dampak kesehatan jangka panjang yang hanya akan teridentifikasi dalam waktu berbulan-bulan atau buruknya, bertahun-tahun.

Senada dengan peringatan Sridhar, menimbang pandemi yang akan berkepanjangan dan jauh dari usai, pertemuan itu menekankan pentingnya percepatan pengembangan vaksin, pengetahuan lebih dalam terkait virus, hingga petunjuk penanggulangan dalam berbagai konteks.

Share: WHO: Pandemi COVID-19 Masih Jauh dari Usai