Isu Terkini

Warna-Warni ‘Politik Dua Kaki’ Kubu Jokowi dan Prabowo di Pemilu 2019

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Politik dua kaki tampaknya memang lazim terjadi dalam sebuah kontestasi politik. Di pemilihan umum (Pemilu) 2019 ini saja, ada sejumlah politisi atau kader partai politik dari kubu pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto, yang masing-masing membelot dalam memberikan dukungan. Siapa saja mereka?

Waketum PAN Dukung Jokowi Terpilih Kembali

Teranyar, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan kembali menyatakan dukungannya ke capres petahana Jokowi. Ia mengungkapkan sejumlah alasan yang membuat Jokowi layak terpilih kembali menjadi presiden untuk periode keduanya pada 2019-2024. Menurutnya, Indonesia masih sangat membutuhkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Jokowi pantas dipilih kembali, Indonesia masih membutuhkan Jokowi, melihat perkembangan Indonesia lima tahun terakhir dan apa yang terjadi selama masa kampanye ini, sangat jelas Jokowi pantas untuk memimpin negara ini lima tahun ke depan. Walaupun belum sempurna, Indonesia sudah berada dalam track yang benar,” kata Bara kepada wartawan, Jumat, 12 April 2019.

Bara menilai program kerja Jokowi, terutama pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, justru memberikan rasa keadilan bagi rakyat. Ia juga tak lupa memuji pendekatan Jokowi dalam pembangunan infrastuktur demi menyatukan banyak wilayah-wilayah kecil di Indonesia.

“Pendekatan Jokowi tepat. Ia menyatukan bangsa tidak hanya dengan memotori semangat kebhinekaan, tapi juga dengan membangun infrastuktur. Konektivitas dan prasarana yang menyambung pulau-pulau/wilayah-wilayah terpencil dibangun. Ini penting untuk membangun rasa keadilan,” ujarnya.

Bara mengungkapkan ada upaya pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air dengan pendekatan Indonesia sentris selama masa kepemimpinan Jokowi. Bahkan, lanjut Bara, daerah-daerah perbatasan disulap menjadi salah satu wilayah terdepan yang tak lagi tertinggal seperti dulu.

Tak hanya itu saja, Bara juga memuji sosok Jokowi yang dianggap sebagai pemimpin yang berhasil mempersatukan bangsa tanpa memandang agama, suku, dan ras. “Jokowi juga membuktikan dia pemimpin bagi semua golongan, suku, agama dan ras tanpa membeda-bedakan, dalam kampanyenya Jokowi juga mengetuk hati nurani kita yang baik,” kata Bara.

Terakhir Bara menilai Jokowi merupakan sosok pemimpin yang optimistis dan bukan penyebar ketakutan pada rakyat. Untuk itu, bagi Bara, memilih Jokowi jadi salah satu upaya menjaga kesatuan. “Dia selalu membangun optimisme, harapan akan masa depan yang lebih baik, bukan menyebar ketakutan, hiperbola, dan prediksi-prediksi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Memilih Jokowi adalah memilih upaya menjaga persatuan, keadilan dan kebinekaan, terlepas dari semua kekurangannya,” ujarnya.

Sayangnya, dukungan Bara kepada Jokowi agar terpilih kembali bertentangan dengan keputusan PAN yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sikap berbeda Bara itu memang sudah terlihat jelas, apalagi ia juga kerap mengkritik sesepuh PAN, Amien Rais yang dalam beberapa kali kesempatan menyerang pemerintah.

Politisi Golkar Erwin Aksa Pilih Dukung Prabowo-Sandi

Politikus Partai Golkar Erwin Aksa memutuskan untuk mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Keputusan itu berseberangan dari partainya yang jelas mendukung pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Lalu, bagaimana nasib Erwin bersama Golkar?

Erwin, yang juga keponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), memiliki alasan kuat mengapa mendukung Prabowo-Sandi. Ia mengaku ingin mendukung sahabatnya, Sandiaga. Ia bahkan terlihat muncul di barisan pendukung kubu pasangan nomor urut 02 untuk menonton Sandiaga Uno saat Debat Cawapres 2019, Minggu, 17 Maret 2019.

Erwin mengaku selalu mendukung Sandiaga sejak dulu, apalagi keduanya memang tercatat sebagai teman dekat. Keduanya pernah menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Erwin bahkan merupakan pendukung setia Sandiaga ketika ikut bertarung di pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 yang berpasangan dengan Anies Baswedan.

“Terkait pilihan saya untuk calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024, perlu saya sampaikan bahwa memang betul saya mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Pilihan saya ini saya sadari tidak sejalan dengan pilihan Partai Golkar, di mana saya bernaung saat ini,” kata Erwin Aksa dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Maret 2019.

Politik Dua Kaki Partai Demokrat

Sebelumnya, ada Partai Demokrat yang disebut-sebut ingin bermain aman dengan menerapkan strategi politik dua kaki. Seperti diketahui, banyak kader Partai Demokrat di Papua secara terang-terangan menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amien di Pilpres 2019.

Lalu, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019, jumlah suara pemilih Partai Demokrat yang beralih ke Jokowi adalah sebesar 31,5 persen. Menanggapi hal tersebut, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menganggap sebagai situasi yang wajar. Menurut AHY, memang akan sulit untuk membuat seluruh konstituen partai berada pada satu pilihan.

“Saya pikir justru adalah suatu kewajaran. Kita tak pernah bisa mengatakan satu komando tegak lurus yang diharapkan bisa seluruh konstituen Partai Demokrat itu berada dalam satu pilihan yang sama,” kata AHY di Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat, 22 Maret 2019.

Lebih lanjut, AHY menyebut Partai Demokrat memiliki konstituen yang beragam. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat. Kondisi seperti itu diyakininya juga terjadi di partai lain. Ia mencontohkan kekuatan Partai Demokrat di belahan nusantara, di Aceh yang Islami pemimpinnya dari Partai Demokrat, di Papua gubernurnya Lukas Enembe juga berasal dari Partai Demokrat.

“Artinya menunjukkan bahwa memang karakteristik konstituen Partai Demokrat itu sangat beragam. Jadi saya tak pernah menyalahkan dalam arti yang berlebih-lebihan,” ujarnya.

Meski begitu, secara garis besar partai, AHY mengatakan Demokrat tetap mengusung pasangan 02. Ia pun meminta seluruh kadernya untuk taat pada keputusan tersebut. “Secara tegas kami meyakinkan, Partai Demokrat itu dalam koalisi yang mengusung capres dan cawapres Prabowo-Sandi. Nah kalau ada di survei kemudian muncul, saya yakin tidak hanya terjadi di Partai Demokrat, di partai mana pun juga sama,” ucapnya.

Gubernur Papua Lukas Enembe Dukung Jokowi

Salah satu sosok politisi Partai Demokrat yang memutuskan mendukung Jokowi di Pilpres 2019 adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Papua Lukas Enembe. Lukas menegaskan bahwa keputusannya ini tidak ada urusannya dengan Partai Demokrat yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Tidak ada urusan. Tidak ada urusan dengan partai,” kata Lukas usai dilantik sebagai Gubernur Papua periode kedua oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 5 September 2018.

Lukas menegaskan bahwa politik adalah pilihan masing-masing dan tak harus selalu mengekor ke partai. Ia pribadi mendukung Jokowi karena menilai sosok politisi PDI-P tersebut mengerti masalah Papua. Hal tersebut, lanjut Lukas, sudah dibuktikan selama empat tahun terakhir pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berjalan.

“Semua presiden tidak mampu menyelesaikan provinsi Papua. Itu kami catat. Yang terbaik Pak Jokowi, semua persoalan di Papua dia memahami,” ucapnya.

Lukas pun meyakini seluruh kader Partai Demokrat di Papua akan ikut pada keputusannya mendukung Jokowi-Ma’ruf. Ia menegaskan tidak akan keluar dari Partai Demokrat. Namun, ia siap jika diberi sanksi oleh partai.

“Saya tidak tahu mereka akan berhentikan saya, tidak tahu,” kata Lukas.

Share: Warna-Warni ‘Politik Dua Kaki’ Kubu Jokowi dan Prabowo di Pemilu 2019