Isu Terkini

Vaksin COVID-19 Buatan Cina Akan Digunakan Militer, Bakal Diuji di Kanada

MM Ridho — Asumsi.co

featured image

Pemerintah Cina telah memberi lampu hijau bagi penggunaan kandidat vaksin COVID-19 pada angkatan bersenjatanya. Vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan CanSino Biologics beserta the Academy of Military Medical Sciences sebagai lembaga penelitian medis militer di Cina.

Diberi nama Ad5-nCoV, vaksin ini merupakan salah satu dari delapan kandidat vaksin Cina yang akan segera melakukan uji coba kepada manusia. Selain akan digunakan oleh anggota militer Cina, vaksin ini juga akan segera diuji pada orang-orang di Kanada.

Uji coba yang dilakukan di negara lain ini disebabkan penyebaran COVID-19 di Cina yang saat ini sudah sangat terbatas. Sehingga negara tirai bambu itu bukanlah tempat yang tepat untuk menguji kemanjuran vaksin tersebut.

Menurut CanSino, penggunaan Ad5-nCoV telah disetujui oleh Komisi Militer Pusat Cina pada 25 Juni untuk jangka waktu satu tahun ke depan.

“Ad5-nCoV saat ini terbatas pada penggunaan militer saja dan penggunaannya tidak dapat diperluas bagi cakupan vaksinasi yang lebih luas tanpa persetujuan dari Departemen Logistik,” kata CanSino, merujuk pada departemen Komisi Militer Pusat yang menyetujui penggunaan vaksin tersebut terhadap anggotanya.

Pada Senin (29/6), CanSino mengatakan bahwa kandidat vaksin ini telah melalui fase uji klinis kedua pada 11 Juni, sehingga kandidat vaksin ini dinilai aman dengan respons imun yang relatif tinggi kepada antigen.

Hasil uji coba klinis fase pertama kandidat vaksin ini dilakukan kepada 108 partisipan yang sehat dengan umur berkisar 18-60 tahun. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh The Lancet tersebut, vaksin Ad5-nCov merupakan kandidat yang potensial untuk uji coba lebih lanjut bagi penanggulangan pandemi COVID-19.

“Kami menemukan bahwa vaksin COVID-19 vektor Ad5 dapat ditoleransi dan imunogenik pada orang dewasa yang sehat. Respon humoral spesifik terhadap SARS-CoV-2 memuncak pada hari ke 28 paskavaksinasi, dan respon sel T yang cepat dan spesifik dicatat dari hari ke 14 setelah satu suntikan vaksin,” tulis jurnal penelitian tersebut. “Ada potensi untuk penyelidikan lebih lanjut dari vaksin COVID-19 vektor Ad5 untuk pengendalian wabah COVID-19.”

Meski hasil uji klinis fase kedua belum dipublikasikan sampai saat ini, kandidat vaksin Ad5-nCoV diklaim aman dan dapat menghasilkan respons imun dari partisipan. Akan tetapi, vaksin harus melengkapi tiga set uji klinis untuk mendapatkan lisensi. Uji klinis ketiga rencananya akan segera dimulai. Fase ini ditujukan untuk menguji apakah vaksin CanSino dapat melindungi pengguna dari infeksi atau tidak.

Pada fase ketiga, CanSino telah berupaya mengadakan perjanjian dengan pemerintah Kanada untuk mengerjakan fase uji klinis ini, walaupun hasilnya sampai saat ini belum diungkapkan.

Berdasarkan standar yang ditetapkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pengembangan klinis memang perlu melalui tiga tahap pada prosesnya.

Fase pertama, yakni uji coba vaksin dilakukan kepada sekelompok kecil partisipan. Fase kedua, penelitian klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang dengani karakteristik tertentu, seperti usia dan kesehatan fisik. Fase terakhir, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan diuji demi keberhasilan dan keamanan, sehingga setelahnya vaksin dapat dilisensi.

Namun, ada pula yang menguji hingga fase keempat, di mana studi tetap berlangsung meski vaksin telah disetujui dan mendapatkan lisensi.

Hingga saat ini, belum ada vaksin COVID-19 yang disetujui untuk penggunaan komersial, tetapi belasan vaksin dari ratusan kandidat vaksin di dunia sedang diuji pada manusia.

Share: Vaksin COVID-19 Buatan Cina Akan Digunakan Militer, Bakal Diuji di Kanada