Isu Terkini

Tips Jadi Wartawan yang Baik Versi Edy Rahmayadi

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Pesepakbolaan Indonesia beberapa bulan terakhir kerap menjadi bahan perbincangan di berbagai media, sayangnya bukan karena berhasil mencetak prestasi baru, tapi justru sebuah kemunduran dari hari ke hari. Sebagai badan resmi yang mengendalikan sepak bola di Indonesia, Persatuan Sepak Bola Suluruh Indonesia (PSSI) pastinya menjadi kiblat utama bagi para pencari informasi, untuk mengetahui alasan di balik mengapa kemunduran itu bisa terjadi.

Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI yang telah menjabat sejak 10 November 2016 itupun menjadi orang yang paling sering dimintai konfirmasi dan klarifikasi terkait berbagai hal yang terjadi di tubuh PSSI. Sayangnya, Edy nampak tak terlalu suka diberi kesempatan untuk memberikan keterangan atas apa yang sering orang pertanyakan.

Hal yang paling hangat dibicarakan saat ini misalnya, saat Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018, wartawan mempertanyakan evaluasi apa yang akan dilakukan PSSI untuk memperbaiki kegagalan. Namun sayang, bukannya memberikan jawaban yang mampu membangkitkan optimisme para pecinta sepak bola, Edy justru lebih memilih mengevaluasi kerja wartawan.

“Wartawan-nya yang harus baik. Kalau wartawan-nya baik, timnas-nya akan baik,” kata Edy di Medan, Kamis, 22 November 2018 malam.

Jika melihat rekam jejak Edy dalam mengevaluasi wartawan, nampaknya memang Edy sangat mengetahui cara menjadi wartawan yang baik. Lalu, bagaimana sih cara jadi wartawan baik versi Edy Rahmayadi?

Tidak Usah Banyak Tanya

Di berbagai kesempatan, Edy memang sepertinya sangat tidak suka jika harus menghadapi serangan pertanyaan dari wartawan. Maka, jika kalian ingin menjadi wartawan yang baik di hadapan Bapak Edy, janganlah terlalu banyak nanya. Apalagi berani menyinggung tentang rangkap jabatan yang sedang diembannya.

Sebagai Ketua PSSI, Edy paling enggak suka jika dikaitkan dengan jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Utara. Sebagai Gubernur Sumatera Utara, Edy juga enggan disambungkan dengan kepemilikan sahamnya di PT Kinantan Indonesia, legal Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (PSMS).

Makanya, dalam wawancara di siaran langsung Kompas Petang di Kompas TV, Senin, 24 September 2018 lalu, presenter Aiman Wicaksono dapat jawaban yang cukup bikin kikuk suasana. “Apa urusan Anda menanyakan itu. Bukan hak Anda bertanya kepada saya,” begitu kata Edy pada Aiman saat ditanyai tentang rangkap jabatan.

Dari situ kita tahu, bahwa untuk menjadi wartawan yang baik di mata Edy, maka jangan terlalu banyak tanya.

Harus Bekerja di Media Terkenal

Jika sekelas Kompas yang sudah didirikan sejak 1964 saja wartawanya bisa kena semprot Edy, maka jangan heran jika wartawan yang berasal dari media-media baru dapat ejekan habis-habisan dari Edy. Contoh yang cukup masih ingat di banyak kepala para netizen misalnya, saat konferensi pers Edy Rahmayadi terkait tewasnya supporter Persija di Bandung.

Kasus kematian tentunya menimbulkan banyak pertanyaan, jadi bukan hanya media-media senior saja yang punya list pertanyaan untuk Sang Ketum. Tapi, kalau kalian merasa seorang wartawan dari media yang belum terkenal-terkenal banget, mending jangan sibuk-sibuk mencari jawaban dari Pak Edy, kalau tidak mau berujung ledekan seperti yang terjadi pada wartawan Tirto.id.

“Kamu wartawan apa?” begitu kata Edy merespon wartawan yang bertanya pada konferensi pers, Selasa, 25 September 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat itu.

“Tirto, Pak,” demikian balas sang wartawan.

“Tirto? Ada wartawan Tirto?” tanya Edy meledek sambil mengajak orang-orang di sebelahnya untuk tertawa.

Dari sini kita bisa simpulkan, bahwa Pak Edy tidak suka dengan wartawan yang banyak tanya khususnya  wartawan dari media baru. Maka, agar bisa menjadi wartawan yang baik versi Edy Rahmayadi, bekerjalah di media-media yang terkenal saja.

Tukar Profesi Atau Bubarkan

Jika menahan untuk tidak banyak tanya itu susah, apalagi harus bekerja di media yang sudah terkenal, maka lebih baik para wartawan bertukar profesi dengan Edy Rahmayadi saja. Hal ini sempat ditawarkan Edy saat ada wartawan yang bertanya tentang tanggapan mengenai 9 supporter yang telah meniggal sejak 2016.

“Tanggapannya saya mau mundur saja jadi umum PSSI! Kamu [saja yang] jadi ketua PSSI, mudah-mudahan tidak ada yang tewas, deh,” kata Edy yang saat itu masih menjabat Pangkostrad.

Nah, kan, daripada dicap sebagai wartawan yang tidak baik, mending coba tukar profesi saja. Atau, jika tidak mampu jadi Ketua PSSI seperti Edy, maka profesi wartawannya perlu dibubarkan dari Indonesia, sebab itu saran yang Edy utarakan.

“Apa yang dibubarkan? Lho kalau memang semua ini mengganggu bangsa ini, wartawan pun harus dibubarkan,” demikian gelak Edy.

Yha, bagaimana pun usaha para wartawan untuk menjadi baik agar sepak bola Indonesia ikut lebih baik nampaknya tidak akan bisa terwujud, karena Edy sesungguhnya ingin membubarkan profesi yang kerap mengganggu aktivitasnya.

Share: Tips Jadi Wartawan yang Baik Versi Edy Rahmayadi