General

Tak Jadi Usung Ridwan Kamil Di Pilgub Jabar, Apa Alasan Golkar?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Partai Golkar akhirnya mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018. Partai berlambang pohon beringin itu punya alasan kuat menceraikan Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, dan kini tengah merancang rencana besar. Apa itu?

Golkar menganggap Ridwan Kamil tidak menindaklanjuti rekomendasi mereka untuk menggandeng Daniel Muttaqien Syaifullah sebagai bakal calon wakil gubernur sampai batas waktu yang ditentukan pada (25/11) lalu. Sekadar informasi, Daniel Muttaqien adalah kader Golkar.

Nah, karena Ridwan Kamil terkesan kurang maksimal dalam menghargai dukungan Golkar, perceraian itu pun terjadi. Apalagi awal Desember lalu, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 4 Oktober 1971 itu malah berencana menggelar konvensi untuk mencari calon wakil gubernur. Padahal, Golkar udah ngasih rekomendasi calon wagub. Nah lho.

Wah, berarti kedua pihak, Golkar dan Kang Emil kurang sejalan nih ya. Golkar sendiri udah ngajuin bakal cawagub, eh tapi Ridwan Kamil malah lama nentuin pasangannya.

Keputusan menarik dukungan terhadap pria berusia 46 tahun itu pun sudah sangat jelas. Dalam surat bernomor R-525/GOLKAR/XII/2017 dan tertanggal 17 Desember 2017 yang ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham itu tertulis bahwa keputusan diambil semata-mata karena ingin menjaga kehormatan dan marwah serta kepentingan Partai Golkar di Jawa Barat.

Keputusan itu membuat DPP Partai Golkar menyatakan surat rekomendasi/pengesahan Ridwan Kamil dengan Daniel Muttaqien Syarifuddin dalam surat bernomor R-485/GOLKAR/X/2017 dan tertanggal 24 Oktober 2017, sebagai pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilgub Jabar 2018 tak lagi berlaku.

Setelah menceraikan Ridwan Kamil, apa sih rencana besar Golkar ke depan terutama jelang Pilgub 2018 nanti?

DPD Partai Golkar Jabar sendiri berharap partainya bisa membangun koalisi besar dengan partai politik lain. Hal itu mendesak dilakukan lantaran Golkar terhitung gak bisa mengusung calon sendiri dalam Pilgub Jabar 2018 nanti.

Mari kita simak hitung-hitungannya seperti yang dipaparkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Golkar Jawa Barat, MQ Iswara.

“Golkar 17 kursi (DPRD Jawa Barat). Undang-Undang kan mensyaratkan 20 kursi (DPRD). Jadi kita butuh tambahan 3 kursi. Syukur bisa terjadi koalisi besar,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Golkar Jawa Barat MQ Iswara seperti dinukil dari Kompas.com, Senin (18/12).

Dengan kondisi saat ini, Golkar akan melakukan komunikasi intensif dengan partai politik lain demi merencanakan koalisi besar. Hal itu bakal dilakukan setelah musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang akan berlangsung 19-20 Desember ini.

Bahkan, Golkar sendiri membuka opsi untuk berkoalisi dengan PDI-P dan Gerindra. Peluang terbentuknya koalisi besar memang diharapkan Golkar demi bisa memenangkan pertarungan Pilgub Jabar 2018 nanti.

“Apa pun bisa dimungkinkan (dengan PDIP). Misalnya juga kita lihat Gerindra sudah calonkan Sudrajat, tapi belum dapat tiket penuh,” jelas Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily seperti dilansir Detikcom, Senin (18/12).

Menarik nih menunggu manuver Partai Golkar pasca menarik dukungan terhadap Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018. Bakal kemana Golkar?

Share: Tak Jadi Usung Ridwan Kamil Di Pilgub Jabar, Apa Alasan Golkar?