Budaya Pop

Sobat Misqin: Spesies Langka ‘Anti Rich-rich Club’ di Jagat Maya

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Belakangan Twitter diserbu dengan guyonan bahasa gaul Indonesia-Inggris ala anak Jakarta Selatan (Jaksel). Jauh sebelum itu, platform media sosial berlogo burung itu sebenarnya sudah lebih dulu akrab dengan istilah-istilah nyeleneh nan receh, salah satunya adalah  ‘sobat misqin’.

Istilah “sobat misqin” ini biasa bermunculan ketika warganet sudah bicara soal kondisi yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan. Ya, bagaimanapun kondisinya, di saat iPhone baru udah ngeluarin tiga generasi terbarunya (iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR), sobat misqin tetap aja enggak mampu beli iPhone 6 sampai hari ini.

Sebenernya sebagian besar pengguna media sosial, terutama Twitter, pasti sudah paham dan enggak asing lagi dengan istilah “sobat misqin”. Tapi, pasti banyak juga yang penasaran, dari mana sih asal muasal istilah sobat misqin ini?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “sobat” itu berarti sahabat (yang karib), sementara “misqin” itu merupakan pelesetan dari kata miskin yang berarti tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).

Jadi “sobat misqin” itu secara harfiah adalah sahabat yang nasibnya tak seberuntung anak-anaknya Bob Sadino, Tommy Winata, sampai dua bersaudara bos Djarum Group Robert Hartono & Michael Hartono. Namun, mereka memaksakan diri untuk gaya-gayaan.

Asal-usul Istilah “Sobat Misqin”

Istilah “sobat misqin” di media sosial terutama Twitter, memang sudah sejak lama dipakai. Tapi entah kapan persisnya mulai digunakan. itu agak rumit ditelusuri. Sebenarnya ada macam-macam versi penulisan, ada yang pakai ‘misqin’ saja, lalu ada pula yang lebih menggelikan lagi dengan memakai kata ‘misqueen’.

Yang jelas, “sobat misqin” atau “sobat misqueen” ini adalah pelesetan dari sobat miskin atau sahabat miskin. Ngomong-ngomong pelesetan, biar enggak salah arti, menurut Sibarani (2004), pelesetan merupakan sesuatu yang dipelesetkan atau sesuatu yang digelincirkan sehingga tidak seusai dengan sasaran sebenarnya.

Nah, berdasarkan tingkat kebahasaannya, Sibarani membagi pelesetan bahasa menjadi tujuh jenis seperti pelesetan fonologis (bunyi), pelesetan grafis, pelesetan morfemis (leksikon), pelesetan frasal, pelesetan kalimat, pelesetan ideologis, dan pelesetan diskursi.

Setelah ditinjau dengan seksama, istilah sobat misqin ini tampaknya masuk dalam kategori pelesetan fonologis. Artinya pelesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon, yang umumnya digunakan untuk memperolok-olok atau mengejek orang lain.

Contohnya “Robert diplesetkan menjadi Robek”, “Oke menjadi Eko”, dan sebagainya. Nah kalau dilihat lagi, istilah sobat misqin ini bisa masuk kategori fonologis karena sedikit banyak memiliki unsur mengolok-olok.

Atau contoh lainnya adalah kata Jawa Cingur dari pelesetan fonologis Jawa Timur yang ditandai dengan diubahnya fonem /t/ menjadi /c/. Munculnya pelesetan ini berawal dari nama salah satu makanan yang sangat familiar dari daerah Jawa Timur yaitu rujak cingur.

‘”Sobat Misqin” sebagai Bentuk Sindiran

Mari kita perkuat lagi analisa itu dengan pendapat Pengamat Media Sosial Nukman Luthfie. Saat dihubungi Asumsi.co, Kamis, 13 September, Nukman mengatakan bahwa istilah sobat misqin memang digunakan untuk sekedar guyonan dan olok-olokan.

Menurut Nukman, istilah sobat misqin biasa digunakan untuk menyindir orang-orang yang kerap berlagak kaya. Mereka yang suka mengasosiasikan diri sebagai orang-orang yang levelnya menengah ke atas, yang aktivitasnya selalu jalan-jalan, belanja barang-barang mahal, tapi ujung-ujungnya ngutang.

“Jadi gini, gara-gara banyak orang yang suka pamer di media sosial ya kan, pamer apa ajalah ya yang penting dia terlihat ‘punya’ padahal memang beberapa yang pamer itu terbukti ternyata enggak punya,” kata Nukman kepada Asumsi.co.

“Kan beberapa ada yang terbukti dikejar-kejar setoran kartu kredit, atau dikejar-kejar orang yang minjemin uang. Ada juga yang kadang-kadang menipu temennya sendiri hanya untuk itu.

Maka dari itu, pada akhirnya orang-orang bisa disebut juga sebagai sobat misqin. Menurut sosok pengusaha sukses di bidang internet marketing itu, memang banyak sekali jumlah orang-orang seperti itu di media sosial.

“Sebenarnya bukan hanya di Twitter aja ya, tapi juga di media sosial yang lainnya juga ada. Intinya adalah beberapa orang memakai media sosial untuk panjat sosial lah ya, akibatnya mereka akhirnya harus berperilaku seolah-olah seperti orang kaya, tapi kenyataannya enggak.”

“Itu ditujukan kepada orang-orang yang suka nyinyir, ditujukan kepada orang-orang yang suka nyinyir orang kaya ya bisa juga.

Nukman memprediksi bahwa penggunaaan istilah seperti sobat misqin ini akan berlangsung sangat lama. Apalagi, kalau ada yang menemukan istilah umum yang disepakati bersama dan terutama untuk mengolok-olok fenomena di media sosial, tentu itu akan dipertahankan lama.

Jadi menurut Nukman, istilah sobat misqin ini memang lazim juga dipakai untuk menyindir orang-orang yang sok kaya padahal mah misqin, gitu kan?

“Istilah kayak gitu enak aja dipake, nyaman dipake, dan banyak orang yang mengenal istilah itu. Nah karena itu guyonan, selamanya istilah itu juga bakal jadi becandaan dan enggak akan ada dampak serius yang menimbulkan gesekan.”

“Sobat Misqin” Satu Spesies dengan ‘Bosque’ dan ‘Beraque’

Selain itu, Asumsi.co menghubungi salah satu warganet yang aktif menggunakan Twitter dan Instagram, Rizki Hasan. Pria yang berprofesi sebagai Guru SD di Ciledug, Kabupaten Tangerang ini, menyebut istilah “sobat misqin” ini kerap dipakai kelompok warganet rakjel alias rakyat jelata.

“Mengenai istilah “sobat misqin” justru sering banget sih dipake sama kelompok rakjel (rakyat jelata) atau kalangan menengah kayak gue gini,” kata Rizki kepada Asumsi.co, Kamis, 13 September.

Menurut Rizki, istilah “sobat misqin” bisa digunakan untuk memanggil sekaligus menyindir orang-orang di sosmed yang kerap pamer harta ataupun prestasi, namun kadang fiktif. Selain itu, istilah ini juga hanya untuk guyonan saja.

“Jarang banget sih kayaknya ada orang yang beneran kaya raya kemudian semena-mena nyebut orang pake sebutan ‘sobat misqin’ buat tujuan ngerendanin orang lain,” ucap pria yang juga berprofesi sebagai fotografer lepas tersebut.

Nah, soal penekanan pada huruf ‘q’ yang digunakan untuk menggantikan huruf ‘k’ dalam kata miskin sendiri, Rizki kurang tau persis apa tujuannya. Namun, Rizki menebak hal itu tak jauh berbeda dengan penggunaan kata-kata plesetan lainnya yang kerap digunakan di media sosial ataupun kehidupan sehari-hari.

“Gue sih enggak tau pasti ya makna dan tujuan dari kata miskin menjadi misqin, tapi gue rasa sih buat jadi ciri khas dan lucu-lucuan para netizen aja sih. Kan sebelumnya juga udah ada kata bosque, beraque dan lainnya tuh di dunia maya. Eh gue juga sampe punya grup “Misqueen” lho,” ujar Rizki sembari tertawa.

Menariknya bagi Rizki, istilah “sobat misqin” ini memang benar-benar digunakan untuk sekedar guyonan saja di dunia Twitter. Beda halnya dengan segala sesuatu yang selalu dianggap serius dan tegang oleh dunia Instagram (IG), yang akhirnya jadi sasaran nyinyir para “sobat misqin”.

“Menurut gue masyarakat Twitter lebih merakyat (rakjel) sih ketimbang IG yang udah jadi sarang sosialita, kebanyan sosialita gemar sekali pamer kekayaan dan aktivitas hedon di akun IG pribadinya dan biasanya bakal bikin gerah ‘sobat misqin’ di dunia maya.”

Dengan begitu, “sobat misqin” tetaplah “sobat misqin”. Ya, “sobat misqin” yang selamanya hanya akan meratapi kisah-kisah romantisme seperti di film “Crazy Rich Asians”, sambil berkata “Please deh ‘sobat misqin’, enggak usah mimpi ya dapet jodoh macem Nick Young kalo makan aja masih di warteg, huft.”

Share: Sobat Misqin: Spesies Langka ‘Anti Rich-rich Club’ di Jagat Maya