Isu Terkini

Ratusan Ribu Perempuan AS Beraksi Lagi di Women’s March 2018

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Perempuan-perempuan tangguh di seluruh penjuru Amerika Serikat kembali rame-rame turun ke jalanan nih guys. Tepatnya akhir pekan kemarin, Sabtu (20/01), diklaim setidaknya ada ratusan ribu perempuan yang ikut serta dalam aksi demonstrasi Women’s March 2018. Apa sih tuntutan mereka?

Aksi yang bertepatan dengan satu tahun masa jabatan Presiden AS, Donald Trump itu menyerukan perjuangan hak-hak perempuan. Aksi serupa sebenarnya pernah digelar tahun lalu, bahkan ada jutaan perempuan yang turun ke jalan dalam unjuk rasa Women’s March 2017 yang memprotes pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS kala itu.

Kini, perempuan-perempuan hebat di Negeri Paman Sam itu kembali beraksi untuk menyerukan perjuangan yang sama. Selain menyerukan persamaan hak, mereka yang beraksi juga mendorong perempuan agar lebih banyak berpartisipasi di politik dan menciptakan kebijakan yang pro-perempuan, seperti dilansir Voa News, Minggu (21/01).

Ada pula yang menyuarakan isu imigrasi, aborsi, hak-hak LGBT dan perempuan, serta kesenjangan penghasilan antara pria dan wanita. Aksi unjuk rasa kali ini juga bersamaan dengan munculnya gerakan Time’s Up yang dilatarbelakangi oleh kasus pelecehan seksual terhadap wanita di lingkungan kerja pada penghujung tahun 2017.

Mirip seperti tahun lalu, sebagian besar perempuan di Women’s March kali ini juga terlihat mengenakan topi berbentuk kepala kucing berwarna pink, selendang atau scarf dengan warna yang sama, dan membawa poster dan spanduk dengan nada protes.

Beberapa poster tersebut bertuliskan “Time Is Up”, “My Body My Rights”, hingga “I am Not Political Pawn”. Selain itu, ada pula yang membawa boneka berhias simbol-simbol protes, baik tentang persamaan ras, perlindungan bagi para imigran, kecaman terhadap beberapa kebijakan pemerintah Trump, pengendalian senjata api, hingga keputusan menghentikan sebagian operasi pemerintah.

Menariknya, ada momen unik di tengah-tengah gelombang aksi para peserta Women’s March yang menentang Trump tersebut. Sang Presiden justru ikut muncul, namun bukan di jalanan, melainkan lewat cuitan di akun Twitter pribadinya @realDonaldTrump. Apa ya isinya?

Dalam cuitan-nya itu, Trump mendukung para perempuan untuk turut serta dalam aksi unjuk rasa, namun sama sekali tak menyinggung soal perjuangan hak-hak perempuan. Trump seolah mengalihkan isu dengan menebar semangat merayakan klaim kesuksesan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan warga.

“Cuaca yang cerah di seluruh pelosok negeri, hari yang baik untuk semua perempuan berunjuk rasa. Datanglah untuk merayakan terobosan-terobosan bersejarah, keberhasilan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kesejahteraan yang terjadi dalam 12 bulan terakhir ini. Tingkat pengangguran perempuan terendah dalam 18 tahun!” tulis Trump di akun Twitternya pada 21 Januari 2018 kemarin.

Sayangnya, Trump justru salah kaprah jika menganggap para perempuan yang turun ke jalan tersebut merayakan keberhasilannya. Padahal, aksi para perempuan di Women’s March tersebut tentu untuk memprotes kepemimpinan Trump.

Sekadar informasi, jumlah perempuan yang beraksi di Ibu Kota Washington D.C terlihat lebih sedikit dibandingkan aksi serupa pada 2017 lalu. Namun, penurunan massa aksi tersebut diklaim lantaran pusat aksi Women’s March tahun ini dipindahkan ke Kota New York, yang sejak pagi dipadati lebih dari 150 ribu demonstran.

Aksi serupa juga berlangsung di sejumlah kota besar di seluruh AS seperti Boston, Philadelphia, Chicago, Denver di Colorado, Charlotte di North Carolina, kota-kota besar California seperti, Sacramento, Los Angeles, San Jose, San Fransisco dan Oakland, Newark di Delaware, Atlanta di Georgia, Honolulu di Hawaii, dan kota-kota lainnya.

Sejumlah tokoh perempuan ikut menjadi pembicara pada Women’s March di Washington D.C antara lain seperti aktivis imigran yang juga pemimpin Arizona Dream Coalition, Erika Andiola, anak tertua petinju terkenal Muhammad Ali, Maryum Ali, yang juga dikenal dengan julukan May May, Presiden Koalisi Nasional Partisipasi Warga Sipil Kulit Hitam Amerika, Melanie L. Campbell, mantan pemimpin faksi Demokrat di DPR Nancy Pelosi, hingga bintang film terkenal America Ferrera, Ashley Judd, dan Scarlett Johansson.

Share: Ratusan Ribu Perempuan AS Beraksi Lagi di Women’s March 2018