Isu Terkini

Peserta Jakarta Marathon Meninggal, Hal-hal Ini Wajib Diperhatikan Saat Berolahraga

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Seorang peserta ajang Electric Jakarta Marathon 2018 bernama Arief Hartani meninggal dunia pada Minggu, 28 Oktober 2018, pagi kemarin. Saat kejadian, Arief tiba-tiba terjatuh ketika berlari di perlintasan kategori 5K.

Arief disebutkan terjatuh di kilometer ke-3. Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebut, korban meninggal dunia akibat penyakit jantung yang diderita, bukan karena sebuah kecelakaan.

“Yang bersangkutan ikut lari 5 km dan tiba-tiba jatuh di kilometer 3. Meninggal karena sakit aja. Sakit jantung, enggak ada masalah kok,” kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu, 28 Oktober 2018.

“Infonya yang bersangkutan sakit jantung, jadi bukan karena accident atau gimana ya tapi karena sakit jantung. Beliaunya sudah sepuh, umurnya sudah 55 tahun,” ucap Lukman kembali menegaskan.

Arief sendiri meninggal dunia pada Minggu, 28 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.45 WIB. Jenazah Arief sempat dibawa ke RS TNI Angkatan Laut Mintohardjo, Bendungan Hilir, hingga akhirnya dibawa ke rumah duka di daerah Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Seperti diketahui, Arief mengikuti perlombaan lari tersebut bersama teman-teman komunitas olahraga perusahaan PT Samuel Aset Manajemen. Sebelum ikut serta, ia disebut telah melakukan persiapan fisik bersama teman-teman dan pelatih dari komunitas tersebut.

“Pas hari Jumat kemarin cuti kerja untuk istirahat menyiapkan ini selama dua hari karena aturan dari pelatih juga diminta untuk istirahat yang cukup. Karena sebelumnya cukup banyak perjalanan dinas,” kata Direktur Utama PT Samuel Aset Manajemen, Agus Yanuar, Minggu, 28 Oktober 2018.

Arief ikut lomba maraton bersama 30 orang teman komunitasnya. Ia berlari untuk jarak 5 kilometer tetapi langkahnya terhenti di titik 3,5 kilometer atau di depan Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Pada kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Olahraga SAM Athletic Club, Nyoman mengatakan korban bersama teman-teman kantornya yang juga ikut Electric Jakarta Marathon, melakukan pelatihan fisik dipandu pelatih profesional.

Korban pun dinilai aktif dalam kegiatan komunitas olahraga tersebut. “Ada program berlatih selama 3 bulan untuk acara ini. Kita juga ada persiapan untuk ini,” kata Nyoman di lokasi. Korban Arief didiagnosa mengalami gagal jantung mendadak dan dilarikan ke RS Angkatan Laut Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dan kemudian dibawa keluarga ke rumah duka di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Sebenarnya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh siapapun juga yang hendak melakukan aktivitas olahraga. Peristiwa meninggalnya Arief dan banyak orang-orang lainnya saat berolahraga tentu mengingatkan tentang betapa pentingnya mengenali kondisi tubuh dan persiapan sebelum benar-benar ikut dalam lari jarak jauh.

Memang salah satu penyebab meninggalnya seseorang secara mendadak pada orang yang sedang berolahraga adalah berhentinya kerja jantung secara tiba-tiba. Kejadian tersebut dipicu oleh olahraga dengan intensitas tinggi yang dilakukan dalam waktu lama.

Setidaknya semua orang harus mengenali berbagai tanda bahaya gagal jantung yang mungkin terjadi sebelum ataupun saat berolahraga. Apa saja itu? Mari simak penjelasannya berikut.

Pertama, rasa nyeri pada bagian dada. Perasaann nyeri dada adalah keluhan yang sering terjadi saat seseorang mengalami gangguan fungsi jantung. Rasa tidak nyaman ataupun nyeri dapat muncul dengan intensitas yang ringan namun bertambah kuat saat sedang berolahraga, dan dapat hilang dan muncul kembali.

Kedua, terasa sulit bernapas. Dalam kondisi ini, napas terlalu pendek dan disertai kesulitan mengambil napas merupakan pemicu terjadinya serangan jantung. Jika Anda merasa sulit bernapas saat sedang melakukan olahraga atau sebelumnya, lebih baik Anda berhenti.

Ketiga, Aritmia. Dalam kondisi ini, gangguan irama jantung ditandai dengan sensasi detak jantung yang menurun, meningkat ataupun berhenti sesaat.

Keempat, keringat abnormal, yakni keringat dingin yang juga dapat disertai dengan rasa mual yang merupakan tanda dari serangan jantung. Lalu yang kelimat adalah rasa nyeri pada bagian tubuh lain

Selain itu, gangguan jantung saat berolahraga juga dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot bagian tubuh lain seperti lengan atas, punggung, leher, rahang bawah atau perut. Rasa nyeri tersebut juga dapat berpindah dari suatu bagian tubuh ke yang lainnya.

Lalu, gejala tersebut merupakan suatu peringatan apabila jantung sedang mengalami gangguan sehingga perlu untuk segera berhenti beraktivitas dan beristirahat.

Ketika merasakan berbagai gejala tersebut, maka penanganan darurat juga diperlukan saat seseorang pingsan atau menjadi lemas secara mendadak dan juga saat tanda bahaya semakin parah dan tidak hilang setelah beristirahat.

Untuk itu, disarankan kepada setiap orang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara cermat dan latihan untuk mempersiapkan diri sebelum ikut lomba maraton, karena hal itu diyakini dapat mencegah terjadinya kematian mendadak akibat gagal jantung.

Jika dalam pemeriksaan kesehatan rutin (medical check up) ditemukan adanya gejala kelainan, sebaiknya berkonsultasi lebih detail dengan dokter ahli jantung.

Share: Peserta Jakarta Marathon Meninggal, Hal-hal Ini Wajib Diperhatikan Saat Berolahraga