Isu Terkini

Penembakan di Illinois dan Permasalahan Kepemilikan Senjata yang Tak Kunjung Usai

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Penembakan yang dilakukan oleh warga sipil kembali terjadi di Amerika Serikat. Kali ini, penembakan terjadi di sebuah hotel di Illinois, hari Kamis (8/3) pagi waktu setempat. Penembakan yang dilakukan oleh warga sipil ini mengakibatkan seorang wakil Sheriff meninggal dunia dan seorang perempuan cedera. Terduga pelaku adalah seorang pria bernama Floyd E. Brown (39). Ia ditangkap setelah mengalami kecelakaan mobil di jalan tol lintas negara di Illinois Tengah pada hari Kamis siang. Sebelum tertangkap, polisi sudah mengejar Brown selama berjam-jam.

Polemik Baku Tembak di Amerika Serikat

Penembakan yang terjadi di Illinois ini bukanlah yang  pertama kali dilakukan oleh warga sipil Amerika Serikat. Baku tembak seperti ini sudah terjadi berkali-kali tanpa kebijakan penyelesaian yang jelas. Di level pengambil kebijakan, ada tawar-menawar antara berbagai fraksi dari berbagai perspektif. Ada yang mendukung penghapusan kepemilikan senjata oleh warga sipil, namun tidak sedikit yang menolak tersebut.

Fakta-fakta Tentang Kepemilikan Senjata oleh Warga Sipil di Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang mengizinkan masyarakat sipilnya memiliki senjata. Berdasarkan ProCon.org, warga sipil di Amerika Serikat memiliki 120,5 senjata per 100 orang. Jika ditotal, ada lebih dari 390 juta senjata api yang secara legal dimiliki oleh warga sipilnya. Kepemilikan senjata oleh warga sipil dilindungi oleh Amandemen ke-2 Amerika Serikat, yang berbunyi, “militer yang dipersiapkan dengan baik, merupakan kebutuhan dasar untuk keamanan di Amerika Serikat yang bebas, hak untuk masyarakat memiliki senjata, tidak boleh dilanggar.”

Kaum Konservatif Dukung Kepemilikan Senjata

Kepemikan senjata oleh sipil di Amerika Serikat didukung para pengikut Partai Republik. Dukungan kepemilikan senjata ini bukan tanpa alasan. Terdapat setidaknya lima alasan yang membuat kaum konservatif di Amerika Serikat justru mendukung kepemilikan senjata api. Pertama, adanya Amandemen ke-2 yang melindungi kepemilikan ini. Kedua, kontrol ketat akan kepemilikan senjata tidak akan mengurangi angka kriminalitas yang terjadi, justru kepemilikan senjata yang mampu menekan angka kriminalitas. Ketiga, membatasi kepemilikan senjata oleh sipil berarti melanggar hak masyarakat untuk melakukan self-defense. Keempat, membatasi kepemilikan senjata adalah sebuah bentuk kontrol pemerintah yang besar pada masyarakat. Hal ini akan merusak demokrasi Amerika Serikat. Kelima, pembatasan senjata adalah invasi terhaadap properti pribadi.

Kaum Progresif Tolak Kepemilikan Senjata

Di sisi yang berseberangan, ada kaum progresif yang menolak kepemilikan senjata oleh warga sipil. Mereka juga memiliki alasannya sendiri terkait penolakannya ini. Pertama, mereka beranggapan kalau senjata justru jarang digunakan sebagai alat self-defense. Kedua, Amandemen ke-2 bukan berarti kepemilikan tak terbatas akan senjata. Ketiga, kontrol terhadap kepemilikan senjata dapat mengurangi angka kematian yang diakibatkan oleh penyalahgunaan senjata. Keempat, kontrol akan kepemilikan senjata dapat mengurangi angka kekerasan pada perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga. Kelimat, senjata yang dimiliki oleh masyarakat secara legal sering tercuri dan justru digunakan para kriminal untuk melakukan aksinya.

Beda Negara Bagian, Beda Aturan

Dalam pelaksanaannya, tiap-tiap negara bagian memiliki haknya sendiri untuk menerapkan aturannya. Dari 50 negara bagian, 44 di antaranya memiliki aturan yang serupa dengan Amandemen ke-2. Sedangkan enam negara bagian lainnya memiliki variasi aturan yang lebih kompleks. Keenam negara bagian tersebut adalah California, Iowa, Maryland, Minnesota, New Jersey, dan New York.

Share: Penembakan di Illinois dan Permasalahan Kepemilikan Senjata yang Tak Kunjung Usai