General

Paslon Tak Punya Komitmen Atasi Sengkarut Kesehatan Masyarakat Karena Merokok

Christoforus Ristianto — Asumsi.co

featured image

Mantan Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi, meminta kedua capres-cawapres, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, untuk berkomitmen dalam mengendalikan industri tembakau, Komitmen ini seharusnya dilakukan secara komprehensif dan intensif. Hal itu dilatari karena meningkatnya tren jumlah perokok di Indonesia.

“Saya kecewa sekali karena sudah tahu angka perokok di Indonesia makin naik, namun saat ini belum ada solusi tepat mengurangi hal tersebut. Saya berharap kedua paslon memliki komitmen kuat karena jumlah perokok di semua provinsi di Indonesia meningkat,” ujar Nafsiah saat menghadiri diskusi polemik bertajuk “Menakar Visi Kesehatan” menuju debat ketiga Pilpres 2019 di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (10/3). Hingga saat ini, lanjutnya, pemerintah belum menindak secara tegas perokok dan industri tembakau untuk kesehatan seluruh masyarakat. Maka dari itu, ia meminta kedua cawapres, Sandiaga Uno dan Ma’ruf Amin, untuk membahas soal pengendalian industri tembakau di debat ketiga pilpres yang akan digelar 17 Maret 2019. Adapun tema debat ketiga ialah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

“Jumlah perokok di semua provinsi meningkat, termasuk anak muda di usia 15-19 tahun. Hal itu merampas hak anak untuk hidup sehat,” ujar menteri kesehatan periode 2012-2014 tersebut.

“Dengan meningkatnya jumlah perokok, maka jumlah penyakit yang disebabkan rokok itu pun meningkat luar biasa. Misalnya saja penyakit kanker dan jantung yang meningkat di semua provinsi,” sambungnya.

Masyarakat, seperti diungkapkan Nafsiah, membutuhkan seorang pemimpin yang mampu menyatukan pendapat dan ikhtiar seluruh masyarakat, kelompok, pemerintah daerah, dan pengusaha, untuk mengatur iklan rokok.

Baginya, perundang-undangan yang kondusif dibutuhkan untuk melarang adanya iklan rokok di setiap daerah. “Kuncinya ada pada perilaku manusia yang harus didukung peraturan perundangan yang kondusif,” paparnya.

Belum Ada Komitmen

Nafsiah menyayangkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengurangi konsumsi rokok. “Enggak ada, enggak ada. Sorry saja, saya tidak melihat (komitmen) kedua paslon,” ujar Nafsiah.

Dalam visi-misi kedua paslon, tidak ada sama sekali yang menyebut akan mengendalikan tembakau untuk kesehatan masyarakat mengurangi konsumsi rokok. Nafsiah menambahkan, pengendalian tembakau sangat diperlukan di pemerintahan ke depan untuk membantu masyarakat berperilaku sehat.

Dia menyebutkan, di luar negeri, pendidikan anak usia dini (PAUD) sudah didik gaya hidup sehat, namun di Indonesia belum ada. Tak pelak, ada anak-anak yang mulai merokok sejak kecil.

“Sebenarnya teman-teman dari LSM dan aktivis sudah bergerak mencegah anak-anak mulai mengonsumi rokok. Akan tetapi, hingga kini aturan mengenai pengendalian tembakau dan iklan rokok mentok karena pertimbangan politik,” ungkapnya kemudian.

Maka dari itu, seperti diungkapkan menkes periode 2012-2014 ini, kunci mengurangi konsumsi rokok oleh masyarakat ada di pemimpin, Jika pemimpin mampu secara tegas melarang iklan rokok hingga ke daerah, maka kesehatan masyarakat lambat laun akan membaik karena tidak terpapar godaan untuk merokok.

“Jumlah perokok di semua provinsi meningkat dan secara langsung merampas hak hidup sehat anak-anak. Masyarakat tidak bisa sendiri, makannya kita tunggu apa program kedua paslon,” jelasnya.

Rencana Kedua Kubu

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menyebut akan menaikkan cukai rokok di pemerintahan ke depan untuk menurunkan angka pengguna rokok di Indonesia. Anggota TKN Hasbullah Thabrany melontarkan, harga cukai rokok di Indonesia merupakan yang paling terendah di dunia. Ia mencontohkan, cukai rokok di Singapura saja 90 persen dan Thailand 84 persen.

“Kita targetkan di pemerintahan ke depan jika Jokowi dan Ma’ruf terpilih, cukai rokok kita naikkan di atas 57 persen,” ujar Hasbullah.

Soal tren meningkatkan pengguna rokok di Indonesia, kata Hasbullah, sudah menjadi perhatian Jokowi sejak menjadi presiden. Dia menyebutkan, masalah rokok memang permasalahan yang multi sektoral. Sebab, tidak hanya soal kesehatan saja yang dibahas, melainkan juga sosial, ekonomi, dan agama.

Untuk itu, lanjutnya, Jokowi-Ma’ruf akan mencoba membangun program pengurangan pengguna rokok dengan menyesuaikan kondisi politik dan sosial. “Yang paling penting adalah membangun kesamaan visi dengan masyarakat karena ini adalah tantangan kita bersama,” ungkapnya kemudian.

“Detail penaikkan cukai rokok belum dirumuskan, tetapi konsensus bahwa membuat rokok tidak menjadi konsumsi utama masyarakat adalah fokus Jokowi-Ma’ruf,” sambungnya.

Dia juga menyebutkan rencana menaikkan cukai rokok juga berguna untuk membantu dana menutupi defisit anggaran BPJS Kesehatan. Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) menyebut program pengendalian produksi tembakau akan menjadi perhatian dalam debat ketiga Pilpres 2019.

Anggota tim kesehatan BPN, Hermawan Saputra, mengungkapkan, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan memberikan solusi agar pengguna rokok di Indonesia bisa menurun. Menurutnya, yang perlu dibereskan adalah hulu masalah industri rokok, yaitu mendorong petani tembakau untuk beralih profesi di bidang lain.

“Kita naikkan cukai pun, tapi selama budaya dan perilaku masyarakat merokok tidak berubah serta petani yang menggantungkan diri di tembakau, maka ya tidak akan selesai,” ujar Hermawan.

Maka dari itu, lanjut Hermawan, yang perlu dibenahi adalah alternatif dan sumber kesejahteraan petani tembakau.

Dia menyebutkan, jika Prabowo-Sandiaga terpilih, petani tembakau akan didorong beralih ke industri lain dengan menambah anggara untuk industri tertentu, misalnya ekonomi kreatif.

“Anggaran untuk industri ekonomi kreatif akan kita tambahkan, maka petani dengan sendirinya akan mudah teralihkan dari yang awalnya menjadi petani tembakau, beralih ke industri kreatif,” ungkapnya kemudian.

Meskipun tidak mudah, seperti diungkapkan Hermawan, ia meyakini Prabowo-Sandiaga memiliki kemauan politik yang kuat agar pengguna rokok bisa menurun.

Dia juga mengatakan tim kesehatan BPN sudah membuat rencana dan merancang program kesehatan yang bisa dipaparkan Sandiaga saat debat ketiga.

Share: Paslon Tak Punya Komitmen Atasi Sengkarut Kesehatan Masyarakat Karena Merokok