General

Panas Dingin Hubungan Dua Politisi ini Udah Kayak Orang Pacaran, lho!

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Ngomongin Setya Novanto memang gak ada habisnya. Tersangka kasus korupsi mega proyek e-KTP yang sekarang jadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini memang menarik dikulik dari berbagai sisi, termasuk soal hubungannya dengan Presiden Joko Widodo. Bahkan gak cuma panas dingin aja lho, tapi hubungan Jokowi sama Setnov ini memang mirip-mirip orang pacaran. Ya, kadang romantisnya gak ketulungan, tapi juga kadang-kadang memanas sampe terkesan jaga jarak kayak orang LDR-an.

Gak percaya? coba ya, kita runut lagi perjalanan hubungan keduanya, terutama setahun setelah Setnov menjabat sebagai Ketua DPR RI pada 02 Oktober 2014. Waktu itu, Presiden Jokowi pernah marah kepada Setnov yang mencatut namanya dalam kasus ‘Papa Minta Saham’ dalam pembahasan Freeport, seperti dilansir dari Detikcom, 07 Desember 2015 lalu.

Namun, kasus ‘Papa Minta Saham’ ternyata tak selamanya membuat Jokowi terus-terusan menghukum Setnov. Buktinya, Jokowi kembali “memaafkan” Setnov dengan menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pada 14 Mei 2016 di Bali yang memutuskan Setnov sebagai Ketum Partai Golkar yang baru.

Hubungan yang sudah adem itu semakin bertambah mesra pada pertengahan 2016, terutama saat Setnov memastikan bahwa Partai Golkar akan mendukung penuh Jokowi untuk kembali maju sebagai Calon Presiden di 2019. Bahkan, Golkar jadi partai pertama yang mendukung Jokowi. Cieee balikan nih!

Sayangnya, saat Setnov butuh ‘balas jasa’ dari Jokowi, ia justru tak mendapatkan apapun. Hal itu terlihat saat politisi kelahiran 12 November 1955 itu meminta perlindungan kepada Presiden Jokowi saat terjerat kasus korupsi e-KTP yang menghadapkan dirinya dengan KPK beberapa waktu lalu.

Udah pada tau kan guys, gimana respon Jokowi? Yap, Jokowi stay cool dan irit bicara saat beliau dihujani banyak pertanyaan seputar permintaan Setnov tersebut. Presiden berusia 56 tahun itu pun seolah tak menggubris permintaan Setnov yang cenderung bisa menjatuhkan kredibilitasnya saat ini.

Sikap Jokowi yang teguh pendirian dan komitmennya untuk terus memerangi korupsi tampaknya masih berdiri kokoh. Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengungkapkan kepada Asumsi.co bahwa sikap Jokowi kepada Setnov yang kerap naik turun tersebut adalah hal yang wajar.

“Jokowi ini sebenarnya tipikal pemimpin yang mesra dengan siapa saja, tidak hanya dengan Setnov. Misalkan saja dengan Prabowo, hubungan mereka pun mesra, terlihat beberapa kali mereka bertemu,” kata Adi Prayitno kepada Asumsi.co.

“Jadi dalam konteks itu sih Jokowi memang menunjukkan sosok kenegarawanan. Tidak membuat jarak antara blok oposisi dan blok pemerintah,” sambung Adi Prayitno yang juga merupakan Dosen Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Terkait sikap Jokowi yang kadang-kadang mesra atau bahkan terkesan jaga jarak sekalipun dengan Setnov, Adi lagi-lagi menyebut hal itu adalah lumrah. Jokowi bisa dekat dengan siapa saja dan tentu bisa menjaga jarak jika ada masalah.

“Rasanya wajar lah ya, jika Jokowi mesra dengan partai-partai koalisi dan oposisi, apalagi dengan Pak Setnov yang pertama kali mendeklarasikan diri bahwa Golkar akan mengusung Jokowi pada Pilres 2019 mendatang,” bebernya.

“Cuma harus dipahami bahwa jika Setnov memang tersangkut masalah hukum, Jokowi tentu saja bersikap profesional dan mengedepankan sikap kenegarawanan di mana hukum harus ditegakkan kepada semua kalangan, tidak terkecuali untuk Setnov,” jelasnya.

“Soal memberikan perlindungan untuk Setnov? Itu gak mungkin bagi seorang Jokowi,” tuntasnya.

Share: Panas Dingin Hubungan Dua Politisi ini Udah Kayak Orang Pacaran, lho!