General

Penyumbang Pesawat Pertama RI Bertemu Jokowi, Ini Tiga Hal Yang Dimintanya

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Guys, kalian pasti udah pada tau kan kalau dana pembelian pesawat pertama oleh Pemerintah Indonesia tahun 1948 silam itu berasal dari rakyat Aceh? Ya, cerita bersejarah tersebut kembali muncul saat ini dan dikenang lewat sosok Nyak Sandang.

Nyak Sandang adalah sosok pria berusia senja asal Aceh yang ikut andil dalam pembelian pesawat pertama Indonesia. Datang dari ujung Pulau Sumatera, Nyak Sandang akhirnya mewujudkan mimpinya bertemu Presiden RI, Joko Widodo, Rabu 21 Maret.

Presiden Jokowi pun akhirnya menerima Nyak Sandang di Istana Merdeka sekitar pukul 18.25 WIB. Nyak Sandang terbang dari Aceh, Selasa 20 Maret kemarin dan datang menemui Presiden Jokowi ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar.

Nyak Sandang Senang Bertemu Presiden Jokowi

Presiden RI, Joko Widodo saat menerima Nyak Sandang, penyumbang dana patungan untuk membeli pesawat pertama Indonesia, di Istana Merdeka, Kamis 22 Maret 2018. Foto: KSP RI

Nyak Sandang pun senang bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Hal itu terdengar dari lontaran kata yang keluar dari mulutnya sendiri saat berhadapan langsung dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang yang selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.

“Galak?” tanya Maturidi yang bertanya dan langsung dijawab oleh sang ayah dengan menyebut “Galak, galak”. Galak dalam bahasa Aceh atau dalam bahasa Melayu pada umumnya adalah suka, gembira, atau senang.

Penglihatan Nyak Sandang yang datang bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka menggunakan kursi roda itu memang sudah kabur karena penyakit katarak yang diderita. Sepanjang pertemuan dengan Presiden, Nyak Sandang lebih banyak mendengarkan apa yang dikatakan sang anak.

Tiga Permintaan Nyak Sandang kepada Presiden Jokowi

Kedatangan Nyak Sandang ke Istana Merdeka memang bermaksud untuk mengutarakan beberapa permohonannya kepada Presiden. Ada tiga permintaan Nyak Sandang yang disampaikan melalui anaknya kepada Presiden Jokowi.

Permintaan pertama adalah soal permohonan bantuan untuk operasi katarak. Setelah mendengarkan permintaan itu, Presiden Jokowi pun langsung menyanggupi dan operasi katarak Nyak Sandang akan segera diurus.

“Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak kan operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya. Mumpung masih di Jakarta,” ucap Presiden.

Lalu, permintaan kedua Nyak Sandang adalah ia berharap agar dibuatkan masjid di kampungnya di Lamno, Aceh. Presiden Jokowi pun menjawab bahwa nanti akan dikirimkan tim untuk mengecek kondisi di sana.

Permintaan Nyak Sandang yang ketiga adalah untuk menunaikan ibadah haji. “Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” ucap Maturidi.

Mendengar permintaan ketiga itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya akan mengupayakan dan berkoordinasi dengan Menteri Agama. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji yang tentu membutuhkan waktu yang lama, Presiden pun menawarkan pria yang kini sudah berusia 91 tahun itu untuk umroh terlebih dahulu.

“Mengingat haji kan ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Presiden Jokowi.

Bukti obligasi pembelian pesawat pertama Indonesia yang dibawa Nyak Sandang asal Aceh ke Istana Merdeka, Kamis 22 Maret 2018. Foto: KSP RI.

Pada kesempatan itu, Nyak Sandang juga menunjukkan bukti obligasi dari Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden Jokowi. Nyak Sandang sendiri merupakan salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.

Ya seperti diketahui, pada tahun 1948 lalu, Presiden Soekarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.

Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp 100 pun langsung diserahkan kepada negara.

Presiden Soekarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh dengan total SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.

Pesawat jenis Dakota dengan nomor sayap RI-001 dan RI-002 yang dibeli dari hasil uang sumbangan rakyat Aceh tersebut akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways atau Garuda Indonesia.

Sekadar informasi, Pesawat jenis Dakota DC-3 Seulawah tersebut memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.

Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang pun berterima kasih kepada Presiden Jokowi.

“Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” ungkap Nyak Sandang

Share: Penyumbang Pesawat Pertama RI Bertemu Jokowi, Ini Tiga Hal Yang Dimintanya