Isu Terkini

Mencoba Layanan Gratis Ibu Kota: Dari Transjakarta Sampai Sepeda Monas

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Kata siapa zaman sekarang tidak ada yang gratis? Saya cukup mengenal salah satu moda transportasi umum yang kerap kali memberikan layanan gratis untuk penumpangnya saat ada agenda atau hari peringatan tertentu. Adalah Transjakarta, moda transportasi yang saya pilih untuk menuju Monumen Nasional (Monas) di hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), pada Jumat, 17 Agustus 2018.

Meskipun belum mendengar tentang informasi yang menyatakan Transjakarta bebas biaya ongkos di Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-73, namun saya tetap yakin untuk memilih transportasi yang memiliki jalur khusus di Ibu Kota itu. Selain murah, Transjakarta juga bebas dari aturan ganjil-genap.

Benar saja, saat menempelkan kartu untuk bisa masuk ke dalam halte Transjakarta, saldo saya tidak berkurang sepeserpun. Ternyata, Transjakarta memang akan memberikan layanan gratis setiap hari libur nasional dan saat akhir pekan selama Asian Games 2018.

Rasa bahagia tentu saja sempat menyelinap, namun sayangnya tak berlangsung lama. Saya dituntut untuk bersabar dalam menunggu datangnya bus. Belum lagi, saat bus datang, tempat duduk penumpang sudah penuh. Walhasil, kedua kaki harus kuat untuk berdiri selama dua jam lebih perjalanan, dari Halte Pasar Rebo menuju Monas.

Perjalanan yang cukup lama itu tentu karena Transjakarta saat ini belum benar-benar bisa tepat waktu, terutama ketika berlangsung peringatan atau acara-acara besar tertentu. Lalu lintas akan lebih padat dari biasanya. Begitu juga dengan wilayah Jalan Merdeka, Jakarta Pusat, yang mengelilingi Monas.

Gila, rame banget,” itulah satu hal yang langsung saya lontarkan ketika sampai di Monas. Selain bertepatan dengan libur nasioanal, penuhnya pengunjung itu karena ada berbagai agenda pertunjukan di Monas selama Asian Games 2018 berlangsung. Yang paling spesial adalah adanya video mapping dan laser di tugu kebanggaan warga Jakarta itu.

Ribuan warga dari berbagai wilayah hadir merayakan Peringatan HUT Ke-73 Kemeedekaan RI di Monas kemarin. Banyak dari mereka sudah datang sejak pagi, ingin menyaksikan pertunjukkan video mapping dan laser di Monas yang sebenarnya baru dimulai jam 7 malam.#DariJakartaUntukAsia pic.twitter.com/wMMMHhf93R— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) August 18, 2018

Tapi, tujuan saya ke Monas sebenarnya hanya ingin mencoba menikmati fasilitas baru, yaitu layanan sepeda kayuh gratis. Cara menggunakannya cukup mudah, asal punya gawai dan bersedia mengunduh aplikasi bernama GoWes di PlayStore. Kemudian memasukan data diri yang cukup personal, seperti alamat surat elektronik (e-mail), alamat tempat tinggal, dan nomor telepon untuk mendapatkan kode konfirmasi.

Setelah semua syarat itu bisa dipenuhi, barulah saya bisa mengakses aplikasi GoWes dan menggunakan fitur Unlock untuk me-scanning barcode yang berada di belakang jok sepeda. Jika scanning berhasil, kunci roda sepeda otomatis akan terbuka.

Sayangnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan GoWes hanya menyediakan 100 sepeda, membuat saya harus lebih bersabar untuk mencari sepeda di tengah-tengah 200 ribuan pengunjung Monas. Belum lagi, pos pemberhentian khusus sepeda gratis itu tidak disiapkan. Para pengguna bisa seenaknya meletakkan sepeda di manapun mereka mau asal masih di sekitaran Monas. Hal itu menambah kesulitan kita mencari sepeda yang sedang menganggur.

Sebenarnya, terdapat peta di dalam aplikasi yang bisa menuntun kita menuju sepeda yang sedang tidak digunakan di dalam aplikasinya. Tapi kerumunan pengunjung membuat sinyal internet begitu lemah, sehingga mencari sepeda menggunakan aplikasi menjadi sebuah usaha yang sia-sia. Berjalan mengelilingi tugu yang dimahkotai lidah api pun menjadi satu-satunya solusi agar bisa mencoba sepeda keluaran perusahaan startup terbaru, PT Surya Teknologi Perkasa. Sekitar pukul tujuh malam, ketika saya hampir menyerah mencari sepeda yang bisa digunakan, barulah terlihat ada satu sepeda yang terparkir dan tidak bertuan.

Tanpa berpikir panjang, saya langsung mengeluarkan smartphone dan melakukan scanning barcode. Benar saja, kunci sepeda otomatis langsung terbuka! Hal itu mungkin karena sensor lensa kamera dari handphone saya masih berfungsi dengan baik. Pasalnya, ada beberapa pengunjung yang kerap gagal dalam melakukan scanning maupun login ke dalam aplikasi GoWes.

Keramaian semalam yang datang ke Monas benar-benar tidak disangka. Diperkirakan 200rb orang merayakan #17an di Monas kemarin, apakah Anda termasuk salah satunya?

Terima kasih atas antusiasme teman-teman yg sudah ikut menonton video mapping di Monas kemarin. pic.twitter.com/1Bxv71JkEl— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) August 18, 2018

Setelah berhasil membuka kunci canggih itu, saya langsung mencoba menaiki sepeda, meskipun pengunjung makin ramai dan cukup berdesak-desakan di tengah jalan. Tak lama saya mengayuh sepeda, sebab terlalu banyak orang-orang yang hilir mudik di area Monas.

Akhirnya, saya memutuskan untuk memarkir sepeda di pinggir jalan, dan menguncinya kembali dengan cara menekan tombol di belakang jok.

Dua fasilitas gratis milik ibu kota memang sangat menarik untuk dicoba. Meskipun masih memiliki sederet kekurangannya, seperti sepeda GoWes yang belum memiliki jalur khusus, dan bus Transjakarta yang begitu sesak di dalamnya.

Share: Mencoba Layanan Gratis Ibu Kota: Dari Transjakarta Sampai Sepeda Monas