Isu Terkini

Menanti MRT Beroperasi Maret 2019, Apa yang Paling Ditunggu?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Masyarakat Jakarta dipastikan akan memiliki transportasi publik baru pada tahun depan. Transportasi publik MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI yang dibangun sepanjang 16 kilometer dengan memakan biaya sekitar Rp 16 triliun itu siap dioperasikan pada Maret 2019 nanti. Kira-kira apa yang paling ditunggu dari MRT nantinya?

MRT sendiri saat ini terus dikebut proses persiapan jelang beroperasi. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan bahwa pengerjaan proyek moda raya terpadu (MRT) fase I untuk rute Bundaran HI-Lebak Bulus tersebut bahkan sudah mencapai 97,5 persen. William menyatakan sisa pengerjaan proyek yang belum tuntas hanya berkaitan dengan desain interior dari sejumlah stasiun pemberhentian.

Sehingga MRT sendiri akan melakukan uji coba tahap akhir pada akhir tahun ini atau di bulan Desember 2018. “Kita akan segera memasuki fase uji coba operasi pada akhir Desember 2018,” kata William di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Senin, 10 Desember 2018.

Nantinya, setelah melalui masa uji coba operasional tahap akhir tersebut, MRT rencananya bakal mulai beroperasi pada Maret 2019. Menurut William, gerbong kereta yang terdiri dari 16 rangkaian tersebut sudah ada dan automatic trans operation program diklaim sudah hampir selesai pengerjaannya.

Sekadar informasi, total 16 rangkaian kereta itu semuanya sudah berada di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di setiap rangkaian, ada 6 gerbong kereta. Jadi, secara keseluruhan ada 96 gerbong kereta yang telah siap beroperasi nantinya.

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Beroperasinya MRT Jakarta

Saat ini, PT MRT Jakarta sendiri tengah mempersiapkan uji coba operasional kereta yang ada tersebut. Menariknya nanti, saat uji coba MRT berlangsung, masyarakat di Jakarta akan dilibatkan secara langsung meski dengan jumlah yang terbatas.

‘Ratangga’ Jadi Nama MRT Jakarta

Menariknya, kini MRT Jakarta sudah memiliki nama. Gubernur DKI Anies Baswedan dan jajaran PT MRT-Jakarta memberi nama kereta MRT rute I Bundaran HI-Lebak Bulus dengan nama Ratangga. Nama itu diambil dari puisi kitab Arjunawijaya dan kitab ‘Sutasoma’ yang dikarang oleh Mpu Tantular.

“Ratangga sebagai nama dari kereta MRT Jakarta. Nama Ratangga diambil dari puisi kitab Arjunawijaya dan kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular. Dalam bahasa Jawa kuno, arti ratangga adalah kereta perang yang identik dengan kekuatan dan pejuang,” kata William.

William mengatakan bahwa nama tersebut diharapkan bisa menjadi doa dari kereta MRT yang akan diopersikan pada 2019 mendatang. Ia pun berharap pengoperasian tahun depan akan berjalan lancar. “Makna tersebut diharapkan, dalam menjalankan tugas saat MRT Jakarta beroperasi insyaallah Maret 2019 ini, semoga Ratangga akan selalu teguh dan kuat mengangkut para pejuang Jakarta,” ujarnya.

Waktu Tempuh dan Kedatangan MRT

Selama ini permasalahan klasik transportasi umum di Jakarta adalah soal waktu tempuh dan intensitas kedatangan kereta setiap waktu. MRT sendiri nantinya akan memberikan pelayanan terbaik terkait untuk para penumpangnya. Yang jelas estimasi waktu tempuh yang dicanangkan pihak MRT sendiri tentu terbilang cukup cepat.

“Nantinya waktu tempuh dari Bundaran HI ke Lebak Bulus itu 30 menit dengan 13 stasiun pemberhentian. [Kereta] Akan tepat waktu,” kata William.

William pun memberikan contoh, nantinya apabila gerbong kereta MRT berangkat dari stasiun Lebak Bulus pada pukul 07.00 WIB, maka dipastikan bahwa kereta akan tiba di Bundaran HI pada pukul 07.30 WIB. Artinya waktu tempuh selama 30 menit perjalanan dipastikan tak akan berubah, kecuali ada kendala.

Rencananya, saat beroperasi nanti, kereta akan berangkat setiap lima menit sekali pada jam-jam sibuk, dan 10 menit pada jam-jam biasa. Menurut William, besaran tarif yang dikenakan kepada penumpang MRT bakal segera ditentukan. Ia menyebut, penentuan tarif saat ini masih terus didiskusikan serta menunggu putusan dari pemerintah. “Jadi dalam beberapa minggu ke depan, [harga] tiketnya akan segera ditentukan,”ujarnya.

Jadwal Keberangkatan MRT

Nantinya, saat MRT Jakarta sudah beroperasi nanti, masyarakat bisa memanfaatkan transportasi tersebut sesuai jadwal perjalanan yang ditentukan mulai yakni mulai dari pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB setiap harinya. Lalu, hitungan rentang waktu perjalanan kereta yang ditetapkan setiap lima menit pada jam sibuk dan setiap 10 menit di luar jam sibuk, dimaksudkan agar bisa menampung lebih banyak penumpang.

“Kami punya jadwal yang cukup sering, yaitu setiap lima menit sekali, sehingga bisa mengakomodasi banyak penumpang,” kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono, di kantornya, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2018 lalu.

Baca Juga: Tarif Parkir Kendaraan Bermotor Jakarta Akan Dinaikan, Solusi Tepat Atasi Kemacetan?

Soal ketepatan waktu perjalanan MRT nantinya, Agung mengatakan bahwa PT MRT Jakarta menjanjikan jadwal perjalanan tepat waktu karena memiliki perlintasan sendiri dan tidak ada pintu perlintasan sebidang seperti yang dialami jenis kereta lainnya di Jakarta. “Kami bisa menjamin lima menit itu karena enggak ada gangguan dengan pintu perlintasan. Kalau sekarang beratnya karena ada perlintasan sebidang itu,” katanya.

Selain itu, nantinya untuk mengatasi lonjakan jumlah penumpang, PT MRT Jakarta akan menerapkan crowd management yang saat ini masih dipelajari. Sistem itu sudah pernah di uji coba antara lain yakni ketika menggelar posko di sejumlah stasiun KRL Commuter Line selama ajang Asian Games 2018 di Jakarta.

Posko yang ada di setiap stasiun selama Asian Games kemarin itu, digelar untuk mempelajari bagaimana mengelola crowd penumpang, mengatur, dan mengedukasi,” ujar Agung.

Agung menambahkan bahwa MRT yang beroperasi di Jakarta nanti menggunakan platform screen door (PSD). Kereta akan berhenti di titik yang ditentukan, baru kemudian pintu akan terbuka. Dengan demikian, para penumpang yang menunggu kereta di stasiun harus berdiri di garis yang dibuat. Diharapkan sistem ini akan menciptakan keteraturan masuk dan keluarnya penumpang MRT.

MRT Juga Ramah Disabilitas

MRT Jakarta sendiri dipastikan akan ramah dengan kaum disabilitas. Dalam mendesain fitur ramah penyandang disabilitas untuk kereta dan stasiun MRT Jakarta, tim desain menggunakan dua pedoman, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 30/PRT/M/2006 dan Pedoman akses bebas hambatan untuk fasilitas pengguna transportasi publik (Enforcement of 2006 Law No 91 of Ministerial Ordinance MLITT of Japan).

Untuk itu, PT MRT Jakarta juga mengikuti Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 98 Tahun 2017 tentang Penyediaan Aksesibilitas pada Pelayanan Jasa Transportasi Publik bagi Pengguna Jasa Berkebutuhan Khusus. Beberapa fasilitas ramah disabilitas yang akan disediakan adalah toilet, kursi prioritas, lift atau elevator untuk menuju peron, jalur pejalan kaki akan dilengkapi blok paving pemandu jalan. Selain itu, di setiap stasiun MRT juga akan dilengkapi dengan sinyal dan tanda tertentu.

Share: Menanti MRT Beroperasi Maret 2019, Apa yang Paling Ditunggu?