Isu Terkini

Lawan Perusak Hutan, Aktivis Greenpeace Bergelantung di Patung Pancoran

Permata Adinda — Asumsi.co

featured image

Monumen Selamat Datang di Bundaran HI dan Patung Dirgantara di Pancoran, keduanya di Jakarta, dipanjat oleh para aktivis Greenpeace (23/10/19). Bertepatan dengan pelantikan Kabinet Indonesia Maju, mereka memasang spanduk bertuliskan “Orang Baik Pilih Energi Baik” dan “Lawan Perusak Hutan” beserta tagar #ReformasiDikorupsi.

“Greenpeace Indonesia ingin menyampaikan pesan terkait sektor energi dan isu kehutanan kepada pemerintah yang baru, khususnya Presiden Jokowi dan kabinetnya, agar mereka memprioritaskan untuk tidak menggunakan energi kotor yang berasal dari batu bara dan menyelamatkan hutan Indonesia,” kata Arie Rompas, juru kampanye Greenpeace Indonesia.

Pemilihan kedua monumen tersebut tentu disengaja. “Karena keduanya patung-patung iconic dan publik sangat dekat dengan patung itu. Pesan-pesan kami akan secara efektif diterima ketika kami memanfaatkan tempat-tempat itu,” kata Arie. Mereka juga mengharapkan peningkatan kesadaran dan kepedulian masyakarat terhadap isu-isu tersebut.

Niat para aktivis disambut baik oleh masyarakat. Di media sosial, banyak yang mengungkapkan kekaguman terhadap aksi ini. Tinggi monumen Selamat Datang mencapai 10 meter dan Pancoran mencapai 27 meter, maka upaya yang dikerahkan tak bisa setengah-setengah. Di antara dukungan, ada pula orang-orang yang menganggap bahwa Greenpeace semata mencari sensasi.

Arie Rompas tak mempermasalahkan komentar-komentar yang memandang aksi tersebut sebelah mata. Ia mengerti bahwa kesadaran setiap orang berbeda. “Tanggapan masyarakat seperti itu wajar, tapi kami berharap sebenarnya mereka bisa memahami pesan-pesan kami. Pesan ini bukan hanya demi Greenpeace, tapi untuk semua pihak yang terdampak oleh kerusakan lingkungan,” katanya.

Aksi-aksi Greenpeace Melawan Kerusakan Lingkungan

Ini bukan kali pertama Greenpeace menduduki tempat-tempat monumental untuk menyampaikan pesan mereka. September lalu, Green Peace dan Save Our Borneo membentangkan spanduk di bawah Jembatan Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Spanduk dengan panjang 12 meter dan lebar 6 meter ini bertuliskan, “Pak Jokowi, Padamkan Kebakaran Hutan, Jangan KPK.” Para aktivis Greenpeace hendak mengingatkan peran penting KPK dalam menangani kasus-kasus korupsi terkait perizinan kehutanan dan alih fungsi lahan yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

KPK telah menetapkan beberapa mantan gubernur dan bupati di Riau sebagai tersangka terkait kasus korupsi di sektor kehutanan. “Seharusnya Presiden Jokowi melakukan penguatan KPK, bukan justru melemahkannya. Sudah banyak contoh kasus kepala daerah yang tertangkap terkait korupsi SDA yang berkaitan dengan perizinan di sektor kehutanan,” kata Juru Kampanye Greenpeace, Asep Komarudin.

Tahun lalu, aktivis-aktivis Greenpeace juga menduduki kapal dan kilang minyak milik PT Multi Nabati Sulawesi (MNS) di Bitung, Sulawesi Utara.

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan, “Drop Dirty Palm Oil Now” di kilang minyak dengan ketinggian lima meter tersebut. Mereka juga mengecat lambung kapal dengan tulisan “Stop Deforestation Now” dan menempelkan pesan “Sawitmu Merusak Hutan”.

PT MNS adalah salah satu fasilitas kilang minyak milik Wilmar Internasional. Mereka dituduh mengolah minyak sawit dari produsen yang menghancurkan hutan di Kalimantan dan Papua.

Berdasarkan investigasi Greenpeace, sebanyak 25 produsen minyak sawit telah berkontribusi dalam penghancuran 130.000 hektar hutan sejak 2015. Wilmar disebut membeli pasokan dari 18 produsen tersebut dengan tiga di antaranya adalah pemasok untuk kilang PT MNS.

Padahal, perusahaan mereka telah berkomitmen untuk menerapkan NDPE (no deforestation, no peat, no exploitation), atau kebijakan untuk tidak melakukan deforestasi, melindungi lahan gambut, dan tidak melakukan eksploitasi tenaga kerja manusia.

Aksi pendudukan oleh Greenpeace ini mengundang protes dari Wilmar dan pemerintah Indonesia. Wilmar mengatakan bahwa Greenpeace telah melakukan aksi kriminal dan vandalisme. Mereka juga dianggap telah membahayakan keselamatan pegawai-pegawai Wilmar di lokasi.

Luhut Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman saat itu juga mengecam aksi tersebut. Ia mengatakan bahwa Greenpeace mesti diaudit dan mempertanyakan, “kenapa mereka bisa seenaknya aja begitu.” Ia pun mengatakan bahwa industri kelapa sawit telah berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dan telah menciptakan banyak lapangan pekerjaan.

Mengapa Aksi Seperti Ini Penting?

Aksi-aksi Greenpeace memang seringkali mendapat kecaman—bahkan berakhir dengan penangkapan aktivis-aktivisnya. Namun, Arie menekankan bahwa aksi-aksi yang mereka lakukan tersebut tidak melibatkan kekerasan. “Greenpeace adalah organisasi kampanye yang mempromosikan aksi-aksi damai tanpa kekerasan,” kata Arie.

Aksi-aksi mereka di Indonesia maupun di dunia internasional juga membawa pengaruh signifikan. Setelah pendudukan kilang minyak PT CMS dan rangkaian kampanye Greenpeace secara global lainnya, Wilmar International kemudian menerbitkan rencana aksi terperinci memetakan dan memantau semua pemasok minyak sawitnya.

Proses ini dilakukan dengan memantau pemasok-pemasoknya di Indonesia dan Malaysia menggunakan satelit. Kebijakan baru ini adalah upaya untuk mengimplementasikan prinsip NDPE mereka. “Kami berkomitmen dalam mengimplementasikan kebijakan NDPE. Rencana baru ini adalah bagian dari strategi keberlanjutan kami untuk terbebas dari konflik dan deforestasi,” kaata Jeremy Goon, perwakilan Wilmar International.

Selain itu, Greenpeace juga pernah membuat video “Everything is Not Awesome”. Video tersebut menampilkan sebuah peradaban yang awalnya terlihat “awesome” bagi karakter-karakter LEGO. Namun, taman bermain yang berisi ikan, manusia, beruang kutub, dan makhluk hidup lain ini tenggelam oleh minyak bumi yang keluar setelah Shell melakukan pengeboran. “Everything is Not Awesome” adalah parodi dari video “Everything is Awesome” yang menjadi soundtrack dari film LEGO.

Video Greenpeace tersebut mengekspos keterlibatan perusahaan minyak Shell yang mensponsori produk-produk mainan LEGO. Video yang ditonton oleh lebih dari 8,7 juta penonton ini berhasil menghimpun cukup banyak protes dan kritik oleh publik. LEGO pun berakhir memutus ikatan kerja sama mereka dengan Shell.

“Setiap perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk memilih partner dan pemasok dengan pertimbangan etis. LEGO ingin menciptakan dunia yang lebih baik untuk anak-anak, tapi mereka bekerja sama dengan Shell, salah satu polutan lingkungan terbesar di dunia,” kata Mel Evans, perwakilan Greenpeace.

Sebagaimana sikap Greenpeace kepada LEGO, Greenpeace Indonesia juga ingin menekankan gentingnya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kebakaran hutan dan bahan bakar tidak terbarukan.

Salah satu aktivis mereka yang memanjat Patung Dirgantara, Larasati, berasal dari Riau. Ia menyaksikan sendiri kampung halamannya dan kesehatan orang-orang terdekatnya hancur karena kebakaran hutan dan lahan. “Hampir setiap tahun kebakaran lahan itu terjadi. Dua tahun ini aku bersama teman-teman Tim Cegah Api Greenpeace melakukan upaya pemadaman di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Aku sangat sedih ketika aku harus turun lagi,” kata Laras.

“Aku mengambil risiko untuk bergelantungan seperti ini agar masyarakat juga tahu dan bisa saling mendukung terkait perubahan iklim dan kerusakan hutan,” lanjutnya.

Menurut Arie, korban dari kerusakan lingkungan ini bukan hanya orang-orang di Kalimantan dan Sumatera. Krisis iklim ialah masalah global. Oleh karena itu, semua orang perlu ikut meningkatkan kesadaran mereka. “Semua menjadi korban dari kerusakan lingkungan. Presiden Jokowi pun adalah korban. Ia hidup di situasi yang sulit di mana polusi udara di Jakarta juga menjadi bagian dari masalah,” kata Arie.

Share: Lawan Perusak Hutan, Aktivis Greenpeace Bergelantung di Patung Pancoran