Isu Terkini

Laporan Palsu Smollett, Ratna Sarumpaet Versi Amerika Serikat?

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Oktober 2018 lalu, Indonesia sempat diramaikan berita Ratna Sarumpaet dipukuli orang tak dikenal dengan bukti mukanya yang lebam-lebam. Setelah ramai diberitakan, ternyata sang aktris tersebut bukanlah jadi korban pengeroyokan. Malahan, ia baru saja melakukan operasi plastik.

Selama ramai diberitakan, ada beberapa pihak yang menyatakan perhatiannya terhadap kasus pengeroyokan ini. Bahkan, calon presiden dari nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat mengungkapkan kekecewaannya pada penganiayaan yang sebenarnya tidak pernah terjadi itu. “Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan, suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kami yaitu Ibu Ratna Sarumpaet,” tutur Prabowo ketika memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Oktober 2018 malam.

Smollett, Ratna Sarumpaet versi Amerika Serikat?

Serupa dengan apa yang terjadi pada Ratna, ternyata kasus serupa baru saja terjadi di Amerika Serikat, dilakukan oleh seorang publik figur bernama Jussie Smollett. Smollett adalah seorang aktor kulit berwarna dan berorientasi seksual gay. Dengan kondisinya tersebut, ia adalah minoritas di Amerika Serikat.

Saat ini, Smollett baru saja menjadi tersangka akibat laporan palsu terkait kasus kekerasan rasial. Hal ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kepolisian Chicago, Anthony Guglielmi, dalam akun Twitternya. “Pembaruan kasus: Jussie Smollett sekarang secara resmi diklasifikasikan sebagai tersangka dalam penyelidikan kriminal oleh kepolisian Chicago karena mengajukan laporan polisi palsu (tindak kejahatan kelas 4). Detektif sedang dalam pencarian fakta untuk diberikan pada hakim utama wilayah Cook,” tulis Guglielmi. Berikut cuitannya tersebut.

Case Update: Jussie Smollett is now officially classified as a suspect in a criminal investigation by #ChicagoPolice for filing a false police report (Class 4 felony). Detectives are currently presenting evidence before a Cook County Grand Jury. pic.twitter.com/FhDcbBKsuU— Anthony Guglielmi (@AJGuglielmi) February 20, 2019

Laporan Palsu Tindak Kekerasan Rasial

Sebelum ia menjadi tersangka, Smollett melaporkan bahwa dirinya baru saja menjadi tersangka kekerasan rasial. Ia mengaku kekerasan tersebut dilakukan ketika sedang berjalan menuju apartemen miliknya. Menurut pengakuan Smollett, penyerangan tersebut dilakukan hingga ia mengalami luka ringan. Tidak ketinggalan, penyerangan tersebut diakui Smollet diikuti dengan teriakan “This is MAGA Country,” sebuah ucapan yang identik dengan para pendukung garis keras Donald Trump. Berdasarkan laporan, kejadian ini terjadi tanggal 29 Januari 2019 jam 2 pagi waktu setempat.

Keesokan harinya, dilaporkan kepolisian Chicago kalau ada dua belas detektif yang mengkaji video CCTV di tempat kejadian perkara. Proses pencarian fakta pun berlangsung hingga tanggal 15 Februari 2019. Berdasarkan pencarian fakta ini, terdapat dua orang yang dicurigai menjadi pelaku. Namun, pihak kepolisian Chicago menuturkan bahwa kedua orang tersebut tidaklah bersalah.

Pada tanggal 16 Februari 2019, investigasi berputar ke arah Smollett. Dicurigai adanya laporan palsu yang dibuat oleh Smollett. Polisi juga menduga bahwa kedua orang tersebut dibayar oleh Smollett untuk berpura-pura menyerang dirinya. Selang empat hari kemudian, tanggal 20 Februari 2019, Smollett secara resmi diklasifikasikan sebagai tersangka. Smollett menyerah pada kepolisian satu hari setelahnya dan ditangkap di pagi hari. Kini, proses investigasi masih berlangsung.

Politisasi Sudah Terlanjur Dilakukan

Diskriminasi pada minoritas adalah satu isu yang sedang menghangat di Amerika Serikat. Kader-kader Partai Demokrat, yang kini gencar menyuarakan kesetaraan dan kebijakan anti diskriminasi, langsung mengeluarkan komentar ketika Smollett mengaku dirinya diserang. Salah satunya adalah Kirsten Gillibrand, senator asal Partai Demokrat yang sedang mencalonkan diri menjadi kandidat presiden Partai Demokrat untuk Pemilu tahun 2020 nanti. Ia mengungkapkan bahwa penyerangan pada Smollett adalah tindakan yang keji dan tidak seharusnya dilakukan oleh masyarakat. Ia menuliskan hal tersebut di akun Twitternya. Berikut cuitannya.

This is a sickening and outrageous attack, and horribly, it’s the latest of too many hate crimes against LGBTQ people and people of color. We are all responsible for condemning this behavior and every person who enables or normalizes it. Praying for Jussie and his family. https://t.co/eylvxhLT0u— Kirsten Gillibrand (@SenGillibrand) January 29, 2019

Dua Hal yang Dapat Dipelajari dari Kasus Smolett dan Ratna

Melihat adanya komentar politik salah sasaran pada isu Smollett mengingatkan kita semua akan kasus kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Ada dua hal yang dapat dipelajari dari dua kasus ini. Pertama, sebagai figur publik, tidak seharusnya politisi reaksioner terhadap apa yang terjadi. Tunggu sampai polisi mengeluarkan pernyataan resmi, daripada apa yang kita ucapkan justru menjadi bumerang di masa depan. Kedua, berbohong pada publik dan kepolisian demi pandangan politik yang kita perjuangkan tetaplah hal yang salah. Dengan berbohong, bukannya pesan tersampaikan, namun justru membuat masyarakat semakin skeptis atas apa yang  kita perjuangkan.

Share: Laporan Palsu Smollett, Ratna Sarumpaet Versi Amerika Serikat?