Isu Terkini

Klaim Prabowo Subianto Soal Cuci Darah, Dibantah RSCM Diklarifikasi Badan Komunikasi

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 02 kembali membuat pernyataan yang kontroversial. Prabowo menyebut alat pencuci ginjal yang terdiri dari selang-selang dialisis, khususnya di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah dipakai 40 orang tiap alatnya. Hal itu ia ungkapkan untuk menyindir masalah keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berakibat terhadap buruknya pelayanan kesehatan.

“Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal yang seharusnya alat itu punya saluran-saluran dari plastik dari karet dan dari alat-alat tertentu yang hanya boleh dipakai satu orang satu kali,” ungkap Prabowo Subianto dalam agenda Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun di Hambalang, Bogor pada Sabtu, 29 Desember 2018.

“Saya dengar ada yang melaporkan, di RSCM hari ini dipakai untuk 40 orang. Jadi orang yang sakit ginjal dia harus hidup dari pencucian darah. Tapi kalau dia ke RSCM alatnya dipakai 40 orang dia dapatnya bisa macam-macam,” sambung Prabowo.

Pernyataan Prabowo Dibantah RSCM

Spontan pernyataan Prabowo Subianto itu dibantah pihak RSCM sampai mereka menggelar konferensi pers. Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti didampingi jajarannya langsung menghadapi media dan bereaksi atas pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu.

“Pelayanan pasien di RSCM selalu mengutamakan mutu. Pelayanan hemodialisis (cuci darah) di RSCM menggunakan selang dan dialiser satu kali pakai (single use). RSCM selama ini dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk pelayanan cuci darah itu menganut azas untuk patient safety,” ujar Direktur utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dokter Lies Dina Liastuti lewat keterangannya pada Rabu, 2 Januari 2018.

Lies mengatakan, peralatan hemodialisis memerlukan tiga komponen utama, yaitu mesin hemodialisis, selang hemodialisis (blood tubing), dan dialiser (artificial kidney/ ginjal buatan). Mesin dialisis berfungsi sebagai pengatur proses dialisis dan tidak ada kontak langsung dengan darah pasien. Selang hemodialisis digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke dialiser dan mengembalikan darah yang sudah didialisis kembali ke tubuh pasien.

“Jadi, selang hemodialisis hanya digunakan untuk satu pasien, demikian juga dengan di RSCM,” ujar dia.

Gerindra Luruskan Ucapan Prabowo

Tak hanya pihak RSCM, DPP Gerindra juga angkat suara dan mencoba meluruskan ucapan yang dimaksud Prabowo Subianto dalam pidatonya itu. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade menilai bahwa yang dimaksud pimpinanannya itu bukanlah selang, melainkan tabung cuci darah.

“Beliau sampaikan kepada kita semua yang hadir tanggal 29 Desember di Hambalang, tapi saya sudah memahami maksud beliau itu bukan selang tapi tabung dialisis. Saya ingin sampaikan orang cuci darah itu ada mesinnya, ada selangnya, ada tabung dialisisnya. Tabung dialisis ini semacam ginjal pengganti,” ujar Andre dalam wawancara di stasiun televisi swasta, pada Rabu, 2 Januari 2018.

Lebih lanjut, kata Andre Rosiade, tabung dialisi sebagai pengganti ginjal harganya dimulai dari kisaran Rp 260 ribu. Menurut analisisnya, tabung dialisis inilah yang disebut Prabowo dipakai berkali-kali oleh banyak pasien.

“Saya rasa itu yang dimaksud Pak Prabowo itu tabung dialisis bukan selang. Bahwa tabung dialisis ini dipakai sampai berkali-kali, memang seharusnya dipakai hanya sekali. Tapi karena uang pengganti dari BPJS itu sedikit, biaya tabung itu mahal sehingga dipakai berkali-kali,” simpul Andre Rosiade menjawab Riko.

Metode Cuci Darah

Pada dasarnya, ginjal dalam tubuh manusia berfungsi untuk menyaring darah kotor. Namun sayangnya ginjal tidak dapat bekerja secara optimal bagi mereka yang mengidap penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal. Ketika ginjal tidak dapat melakukan pembersihan, maka terjadilah penumpukan racun dan limbah cairan pada darah. Kondisi ini berisiko membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Bila ginjal seseorang penurunan fungsi hingga 85-90 persen, maka biasanya diperlukan tindakan cuci darah. Cuci darah sendiri perlu dilakukan untuk mengihindari beragam komplikasi penyakit lainnya yang lebih fatal bagi kesehatan. Dikutip dari Alodokter.com, terdapat dua metode proses pencucian darah.

Ada metode hemodialisis atau dialisis peritoneal dan metode Dialisis peritoneal. Cuci darah jenis Hemodialisis adalah yang paling banyak dikenal orang. Hemodialisis menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah menggantikan ginjal yang rusak.

Pada proses cuci darah ini, biasanya petugas medis akan memasukkan jarum pada pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh ke mesin pencuci darah. Setelah itu, darah kotor akan disaring pada mesin pencuci darah, dan setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh. Metode inilah yang sepertinya disindir Prabowo Subianto.

Sedangkan untuk metode kedua adalah Dialisis peritoneal. Metode cuci darah yang satu ini menggunakan peritoneum atau selaput dalam rongga perut sebagai penyaring. Peritoneum memiliki ribuan pembuluh darah kecil yang bisa berfungsi selayaknya ginjal.

Sayatan kecil dibuat di dekat pusar untuk jalan masuk selang khusus atau kateter. Kateter ini akan ditinggal di dalam rongga perut secara permanen. Fungsinya untuk memasukkan cairan yang mengandung gula tinggi ke dalam rongga perut. Setelah selesai, cairan tersebut akan dialirkan ke kantong khusus yang akhirnya dibuang, lalu diganti dengan cairan segar yang steril.

Share: Klaim Prabowo Subianto Soal Cuci Darah, Dibantah RSCM Diklarifikasi Badan Komunikasi