Isu Terkini

Ketika Faldo Buka-bukaan Soal Potensi Bergabungnya Kubu Prabowo ke Kubu Jokowi

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Faldo Maldini, meski berusia muda, bukanlah politikus yang hanya dikenal satu dua orang. Ia terkenal. Politikus yang artikulatif ini semakin populer sejak menjadi salah satu juru bicara Prabowo-Sandi dalam Pemilu 2019. Selain komentar-komentarnya yang menarik, Faldo dikenal luwes memanfaatkan media sosial.

Di sela-sela kesibukannya, Faldo menyempatkan diri untuk menjadi bintang tamu episode terbaru podcast “Asumsi Bersuara with Rayestu.” Ia membicarakan berbagai hal, dan salah satunya, yang paling menonjol, ialah kemungkinan bergabungnya kubu Prabowo-Sandi ke koalisi Jokowi-Ma’ruf.

Faldo berangkat dari pemikiran: dalam berpolitik, hal yang penting dibawa adalah nilai (value). Nilai ini membuat para politikus tidak hanya berpikir soal capaian jangka pendek, tetapi juga membangun jalan menuju visi besar yang hendak diwujudkannya. Kasus-kasus “lawan menjadi kawan”, menurutnya, bukanlah keburukan selama dilakukan demi memperjuangkan nilai.

“Menurut gue, orang itu bisa salah, tapi value itu harus lo jaga. Hari ini mungkin lo nganggep gue salah, tapi one day Pak Prabowo gabung sama Jokowi, lo mau ngomong apa?” ujar Faldo, dalam episode terbaru “Asumsi Bersuara with Rayestu,” Selasa (25/6).

Demi visi besar, kata Faldo, sikap pragmatis bukan persoalan. Untuk mewujudkan nilai yang diyakininya benar, seorang politikus harus mempunyai kekuasaan. Dengan logika ini, bukan hal yang tidak mungkin Gerindra bergabung ke koalisi Jokowi.

“Bagi partai politik, pilihan realistisnya adalah berada di kekuasaan. Lo bayangin Gerindra itu udah 15 tahun ada, dan 15 tahun mereka jadi oposisi. Sebuah partai politik, yah, menurut gue, harus terus mampu untuk sustain. Semua partai pasti berpikir begitu,” kata Faldo.

Menurut Faldo, yang merupakan masalah adalah kompromi nilai. Pendeknya: bergabung dengan pemerintah, silakan, tapi jangan mengubah cita-cita.

“Argumen gue, itu tidak masalah. Karena pasti Pak Prabowo pengin bangsa ini dibangun. Lo cek statement beberapa orang Gerindra juga, kalau Pak Prabowo gabung sama 01, gue yakin value yang akan dia kejar adalah mencegah kebocoran anggaran. Kalau dia enggak ngelakuin itu, gue hantam. Begitu juga PAN yang gue inginkan,” kata Faldo.

Dalam politik, penting untuk melepaskan fanatisme kepada tokoh, sebab fanatisme membuat dialog buntu. “Gue lihat ada gejala-gejala fanatisme yang menjangkit, sih, dan menurut gue ini mesti sama-sama kita sadari. Kalau ngomong ‘pokoknya’, gimana caranya berdialog?” kata Faldo. “Bagi gue, demokrasi untuk dialog, bukan untuk monolog.”

TKN Dekati BPN?

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Arya Sinulingga, menuturkan bahwa belum ada keputusan resmi rencana kedua kubu merapat. Namun, kemungkinan tersebut tetap ada. “Sangat wajar Pak Prabowo ditempatkan di Wantimpres. Beliau punya kecintaan terhadap bangsa Indonesia, akan sangat bisa membantu Pak Jokowi,” ujar Arya, Selasa (25/6), seperti dikutip dari CNN Indonesia. Ia pun melanjutkan, “komunikasi dengan kubu Prabowo-Sandi terus dilakukan, tujuannya rekonsiliasi, bisa bahas apa saja.”

Hal senada diucapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. “Kalau itu, sih, saya kira tanya presiden ya. Tapi pada dasarnya tak menutup kemungkinan-kemungkinan itu terjadi,” tutur Menteri Luhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/6).

Dari kubu Prabowo-Sandi, Anggota Badan Komunikasi DPP partai Gerindra Andre Rosiade berkata: “Wajar jika Partai Gerindra menjadi prioritas untuk diajak karena kami partai pemenang kedua dan jumlah kursi kami signifikan, Gerindra juga solid. Tapi kami belum memikirkan soal itu. Yang kami pikirkan tetap Pak Prabowo menang dan kami yang akan mengajak mereka.” Ia pun melanjutkan, “Sampai saat ini, Gerindra tidak ada satu pun kesepakatan.Itu tidak benar. Tidak ada deal-deal politik antara Prabowo dengan pihak lain.”

Share: Ketika Faldo Buka-bukaan Soal Potensi Bergabungnya Kubu Prabowo ke Kubu Jokowi