Isu Terkini

Kenapa Bendungan Katulampa Jadi Patokan Banjir di Jakarta?

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Status Bendungan Katulampa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah mencapai level Siaga 1 pada Kamis, 25 April 2019 pukul 22.50 WIB dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 250 cm. Status tersebut membuat kurang lebih 17 wilayah di Jakarta tergenang banjir kiriman. Warga ibu kota pun diminta waspada.

Status Siaga 1 dari Bendungan Katulampa tersebut berdasarkan data dan Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta lewat akun Twitter resminya @BPBDJakarta pada Kamis, 25 April 2019. Disebutkan bahwa air diprediksi bakal tiba di Pintu Air Manggarai dalam waktu ± 6-9 jam ke depan.

Kondisi itu pun berdampak pada tergenangnya 17 titik banjir sejumlah wilayah di Jakarta Selatan dengan ketinggian banjir rata-rata 20 – 100 cm. “Pukul 22.50 WIB. #TinggiMukaAir di Bendung Katulampa 250 cm (Siaga 1), #Cuaca Hujan. #PeringatanDiniJKT : Waspada aliran sungai ciliwung,” tulis akun Twitter BPBD DKI Jakarta.

Pukul 22.50 WIB. #TinggiMukaAir di Bendung Katulampa 250 cm (Siaga 1), #Cuaca Hujan.#PeringatanDiniJKT : Waspada aliran sungai ciliwung pic.twitter.com/2EXaMNBwle— BPBD DKI Jakarta (@BPBDJakarta) April 25, 2019

BPBD sendiri sudah mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi banjir tersebut. Salah satu informasi yang sudah disampaikan adalah terkait Status Siaga 1 ini kepada seluruh warga dan pejabat pemerintahan setempat melalui media sosial dan website hingga pesan elektronik. “Pemberitahuan Kepada Camat & Lurah Melalui Group Whatsapp Kebencanaan Pusdatin BPBD DKI Jakarta.”

Terkait hal itu, Dinas Sumber Daya Air melalui satgas SDA Kecamatan bergerak cepat melakukan penanganan banjir di lokasi dengan menyedot air menggunakan pompa dibantu oleh PPSU Kelurahan. “Telah disiapkan sebanyak 133 unit pompa mobile dan 465 unit pompa stasioner yang tersebar di 164 lokasi,” tulis BPBD melalui keterangan resmi, Jumat, 26 April 2019.

Ada pun 17 wilayah yang tergenang banjir tersebut di antaranya adalah RW. 07 Kel. Lenteng Agung, RW. 01 Kel. Srengseng Sawah, RW. 01 Kel. Pengadegan, RW. 07 Kel. Rawajati, RW. 05, 06, 07, 08 Kel. Pejaten Timur, dengan ketinggian banjir rata-rata 20 cm s.d 170 cm.

Wilayah Jakarta Timur tepatnya di RW. 02, 05, 08 Kel. Cawang, RW. 05 Kel. Balekambang, RW. 04, 05, 08 Kel. Kampung Melayu, RW. 07, 11 Kel. Bidara Cina. Sementara sebagian warga di RT 07, 08/RW 01 Kelurahan Pengadegan, mengungsi di Rusun Pengadegan, Jakarta Selatan.

Bendungan Katulampa Selalu Jadi Patokan Banjir Jakarta

Setiap kali mendengar status siaga Bendungan Katulampa, maka sorotan masyarakat langsung ke Jakarta, sebagai wilayah yang paling rentan mendapatkan kiriman banjir dari sana. Ya, Bendungan Katulampa di Bogor memang menjadi salah satu patokan ancaman banjir di Jakarta.

Jauh sebelumnya, Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pernah menjelaskan bahwa perjalanan banjir berangkat dari hulu ke hilir. Itu artinya Bendungan Katulampa memang rutin mengirimkan air dalam debit yang tinggi karena berada pada posisi dataran tinggi, ditambah lagi jika musim hujan melanda.

“Sungai Ciliwung itu berhulu di Bendung Katulampa, Bogor, yang setiap tahun menyebabkan banjir Jakarta, maka dalam sistem peringatan dini banjir di pasang peilschall (alat pengukur tinggi muka air sungai) dan alat itu di pasang di Katulampa, Depok dan Manggarai,” kata Sutopo seperti dikutip dari Tempo, Selasa, 6 Februari 2018.

Jadi ketika Katulampa penuh, maka otomatis air yang tertampung pun mengalir ke Jakarta. Menurut Sutopo, dalam ilmu banjir atau hidrologi, untuk mengantisipasi banjir ada istilah yang disebut dengan flood routing (penelusuran banjir), sehingga bisa diketahui berapa lama perjalanan banjir dari hulu (Bogor) hingga hilir (Jakarta).

Kemudian, waktu perjalanan banjir dari hulu Sungai Ciliwung (Katulampa) ke Depok adalah sekitar 5-6 jam, sedangkan dari Depok ke Manggarai 4-5 jam. Lalu, dengan perhitungan tersebut, lanjut Sutopo, sebenarnya bisa dilakukan antisipasi.

“Saat debit air di Katulampa mengalami kenaikan, misalnya siaga 1, maka masyarakat sekitar Ciliwung di Jakarta memiliki kesempatan 9-11 jam untuk melakukan evakuasi atau mengantisipasi datangnya banjir,” ujarnya.

“Dan sistem peringatan dini banjir Jakarta mampu menyampaikan hal tersebut secara cepat ke publik.”

Selain faktor hulu dan hilir, di mana posisi Bendungan Katulampa berada di posisi tinggi sementara Jakarta ada di posisi rendah, banjir di ibu kota juga disebabkan tingkat curah hujan yang naik.

Share: Kenapa Bendungan Katulampa Jadi Patokan Banjir di Jakarta?