Isu Terkini

Kecintaan Masyarakat Terhadap Ahok Jadi Bukti Kentalnya Politik Ketokohan di Indonesia

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Hari ini (24/1), Basuki Tjahaja Purnama (BTP) baru saja dibebaskan dari Mako Brimob. BTP, yang dulu lebih dikenal dengan nama panggil Ahok, didakwa melakukan penistaan agama. Ia pun harus menjalani masa tahanan selama 1 tahun 8 bulan.

Ditahannya BTP dengan pasal penistaan agama merupakan sesuatu yang kontroversial. Masyarakat terpecah belah dalam pandangannya mengenai hal ini. Ada yang mendukung BTP dipenjara, namun tidak sedikit yang memrotes. Meski demikian, mau tidak mau BTP harus menjalani hukuman yang telah diberikan padanya.

Kiriman Bunga ke Balai Kota, Kiriman Surat ke Mako Brimob

Ketika BTP didakwa, masyarakat yang berduka mengirimkan bunga ke Balai Kota DKI Jakarta. Lapangan balai kota dipenuhi oleh ribuan karangan bunga. Hal ini memberikan satu makna, yakni kecintaan masyarakat yang begitu besar pada BTP. Kecintaan ini ditunjukkan dari saat BTP masuk ke penjara hingga dirinya dibebaskan.

Tdak hanya ribuan karangan bunga, BTP pun terus didukung oleh para pendukungnya. Hal ini terlihat dari banyaknya surat yang dikirimkan selama ia menjadi tahanan di Mako Brimob. Salah satu surat paling terkenal yang diterima BTP adalah dari Allegra Freya Berlinawan, seorang anak kecil berumur 12 tahun. Berikut isi surat yang dikirimkan Allegra, seperti dikutip dari Kompas.com:

“Good people are like candle. They burn themselves up to give other light.

Thank you for answering my question about the lack of tourist in museum last year when I visited Balaikota nonetheless, thank you for transforming our beloved Jakarta into a better place. I pray for your health,family, and spirit and I hope you and your loved ones can stay strong amids the difficulties.

Jakarta needs more people like you!!

The World,

Sincerely,

Allegra Freya Berlinawan.”

Tidak hanya menerima, BTP turut membalaskan surat-surat tersebut. Surat Allegra ini pun tidak luput dari balasannya. Berikut balasan BTP terhadap surat tersebut.

“Terima kasih atas suratnya. Semoga kamu tetap semangat untuk mengabdi bangsa dan negara. Saya baik-baik di sini… Tuhan memberkatimu dan keluargamu.

Salam BTP

Ahok”

Persepsi Publik adalah Strategi Memenangkan Persaingan Politik

Berkaca dari kecintaan masyarakat pada BTP yang begitu besar, hal ini membuktikan kalau politik ketokohan masih kental di Indonesia. Masyarakat Indonesia masih lebih senang melihat siapa tokohnya, daripada gagasannya. Selama BTP menjadi pemimpin Jakarta, banyak sekali hal-hal yang telah ia lakukan. Mulai dari menata jalur pejalan kaki, merapikan wilayah-wilayah kumuh, hingga memperbaiki birokrasi. Meski begitu, kebijakan-kebijakan yang pernah ia lakukan ini hampir sama sekali tidak pernah disebut lagi. Ia begitu dicintai justru karena karakter personal yang dimilikinya. Ia dikagumi karena ketegarannya menjalani seluruh masa persidangan. Ia dianggap sebagai seseorang yang berani karena benar.

Salahkan Mencintai Politikus Begitu Dalam? Pertanyaan ini lah yang penting untuk kembali dipikirkan. Sebagai seorang politisi, kebijakan yang benar memang hal yang penting. Meski demikian, politik tidak bisa direngkuh hanya karena seseorang memiliki gagasan yang cemerlang. Hal yang lebih penting adalah persepsi publik terhadap dirinya. Di sini lah keuntungan yang dimiliki BTP. Ia berhasil menciptakan persepsi publik yang begitu positif tentang dirinya. Ia berhasil membuat dirinya dicintai banyak orang. Kalau dalam bahasa yang lebih keren, BTP punya soft power yang tidak dimiliki oleh banyak politisi.

Hafizh Mulia adalah mahasiswa tingkat akhir program sarjana di Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Tertarik dengan isu-isu ekonomi, politik, dan transnasionalisme. Dapat dihubungi melalui Instagram dan Twitter dengan username @kolejlaif.

Share: Kecintaan Masyarakat Terhadap Ahok Jadi Bukti Kentalnya Politik Ketokohan di Indonesia