General

Kaderisasi, Bekal PKS Menghadapi Garbi

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Wacana bahwa ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) menjadi partai politik berembus kian kencang. Hal ini diungkapkan sendiri oleh pendiri Garbi, Anis Matta. Ia menuturkan bahwa Garbi sudah tersebar di seluruh Indonesia dan siap menjadi partai politik.

“Sekarang masih terdaftar di anggota Majelis Syuro. Tapi, saya kira kalau nanti menjadi parpol, otomatis saya keluar,” ungkap Anis kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/7).

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mendirikan Garbi bersama Anis Matta turut membenarkan. Namun, ia sendiri belum tahu pasti kapan Garbi akan diresmikan menjadi partai.

“Memang setelah lebih dari setahun ke seluruh Indonesia, kami mendapatkan aspirasi yang kuat dari teman-teman, ada gerakan pemikiran yang dimulai oleh Garbi di seluruh Indonesia itu bisa diteruskan menjadi sebuah gerakan politik berbentuk sebuah partai politik yang memecah kebekuan yang sekarang muncul di tengah-tengah masyarakat kita,” ujar Fahri kepada wartawan, Kamis (11/7).

Fahri berharap Garbi dapat dipandang secara metodologis, yakni tentang tawaran Garbi mengenai penyelesaian persoalan bangsa. Ia meyakini bahwa pandangan secara ideologis tidak akan produktif bagi perbaikan bangsa Indonesia.

PKS Tidak Mempermasalahkan Keputusan Anis Matta

Rencana Anis Matta meninggalkan PKS ternyata tidak serta merta membuat PKS kelimpungan. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera justru mendoakan yang terbaik bagi Anis Matta, termasuk jika ia akhirnya keluar dari PKS.

Fastabiqul khairat dalam kebaikan saja. Monggo putuskan yang terbaik untuk Ustaz Anis Matta,” tutur Mardani, Minggu (14/7) malam. “Beliau ilmunya luas. Kami PKS fokus menjadikan partai ini dapat memenuhi ekspektasi publik dengan #KamiOposisi.”

Mardani juga meyakini bahwa PKS akan tetap besar terlepas dari adanya Garbi atau tidak. Mardani meyakini bahwa PKS memiliki sistem kaderisasi yang baik.

“PKS partai kader. Mati satu tumbuh seribu. Selama kaderisasi kami baik, PKS akan membesar. Insyaallah,” ucapnya.

Garbi Belum Memecah Suara PKS dalam Pemilu 2019

Seperti yang diketahui, Garbi dibangun oleh beberapa nama besar yang sebelumnya memegang atau masih memegang jabatan penting di PKS. Sebut saja Fahri Hamzah, Anis Matta, dan Mahfudz Sidddiq. Yang terbaru, Garbi disokong oleh Hadi Mulyadi, salah satu tokoh PKS di Kalimantan Timur yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalimantan Timur.

“Saya diusung PKS, transaksi saya dengan PKS selesai. Saya bagian dari pendiri PKS, semua hak dan kewajiban saya dengan PKS semua sudah saya jalankan,” ujar Hadi.

Dukungan dari nama-nama besar yang sempat berada di PKS inilah yang membuat Garbi dianggap berpotensi memecah suara PKS. Namun, jika berkaca pada hasil Pemilu 2019 kemarin, kehadiran Garbi sebagai ormas justru dianggap memperkuat basis suara PKS.

“Tidak melemahkan, Garbi malah bikin semangat kader. PKS polanya kader, bukan ketokohan. Siapa pun memimpin, kadernya solid,” tutur Mardani, Kamis (18/4).

Kendati demikian, penting untuk dicatat bahwa kehadiran Garbi dalam Pemilu 2019 lalu masih sebatas ormas. Garbi tidak ikut sebagai partai dalam pemilu tersebut. Menarik untuk melihat sepak terjang partai ini jika benar-benar menjadi partai politik. Dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan bahwa Garbi perlu memikirkan cara bertahan hidup sebelum berpikir menggerus suara partai-partai lainnya.

“Oleh karena itu mimpinya jangan muluk-muluk dulu. Partai ini bisa hidup dulu 10 tahun ini sudah hebat,” ujarnya.

Share: Kaderisasi, Bekal PKS Menghadapi Garbi