Isu Terkini

Jokowi Rasa Ned Stark

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Pagi hari ini (12/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di depan para tamu undangan pertemuan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB). Jokowi berbicara tentang banyak hal di hari terakhir penyelenggaraan tahunan ini. Dalam pidatonya kali ini, saya tertarik dengan penggunaan satu istilah, yaitu digunakannya istilah “Winter is coming” milik serial TV HBO Game of Thrones. Setelah kemarin menggunakan istilah Thanos, kali ini lagi-lagi Presiden Jokowi menggunakan istilah berbau budaya pop. Apa ya maksudnya penggunaan istilah “Winter is coming kali ini? Terus, pernah enggak sih, ada presiden lain yang se-gaul Jokowi dalam mencari referensi dalam pidatonya?

Istilah “Winter is Coming” untuk Menjelaskan Istilah Masa Depan Ekonomi Dunia

Presiden Jokowi menggunakan istilah “Winter is coming” yang merujuk pada serial tv HBO Game of Thrones dalam pidatonya hari ini (12/10) di depan hadapan para tamu Annual Meetings Plenary, IMF-WB Annual Meetings 2018. Buat kalian yang belum pernah baca atau nonton Game of Thrones, “winter is coming” adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi bahwa malam yang panjang dan kelam akan datang. Istilah ini diucapkan oleh Ned Stark di musim pertama serial TV Game of Thrones.

Winter itu sendiri merupakan sesuatu yang ditakutkan dan dikhawatirkan oleh para raja-raja yang tinggal di Westeros (dunia bagian barat di Game of Thrones). Alasannya, winter di dunia Game of Thrones merupakan musim dingin panjang tanpa matahari yang berakhir dalam beberapa bulan (short winter) hingga beberapa tahun (long winter). Tanpa matahari sama sekali dalam periode waktu yang selama itu, setiap kerajaan di Westeros menjadi brutal satu sama lain, berharap mendapatkan pasokan makanan dan tentara yang cukup untuk menghadapi musim dingin yang panjang.

Nah, apa maksudnya winter yang digunakan oleh Presiden Jokowi? Di sini, nampaknya ia berusaha menjelaskan bahwa ketidakstabilan ekonomi, tekanan pasar yang besar di banyak negara berkembang di dunia, dan permasalahan-permasalahan ekonomi lain di dunia menjadi penanda bahwa ‘winter’ untuk perekonomian global akan terjadi.

Referensi Budaya Pop oleh Presiden Negara Lain

Penggunaan istilah winter is coming ini sebenarnya kedua kalinya Presiden Jokowi menggunakan referensi budaya pop dalam pidatonya. Yang pertama, ia pernah menggunakan istilah Thanos, lho! Waktu itu, Presiden Jokowi berusaha menjelaskan kalau sekarang itu sedang ada Thanos yang berusaha untuk menghambat perekonomian dunia. Nah, selain Presiden Jokowi, ada juga beberapa pemimpin negara lain yang juga sering menggunakan referensi budaya pop dalam pidatonya. Obama pernah menggunakan Mad Men, sebuah tv seri Amerika, dalam pidatonya di depan State of the Union tahun 2014. Referensi yang digunakan saat itu oleh Obama tentang hak-hak perempuan.

Kemudian, perdana menteri Kanada Justin Trudeau juga pernah lho dikaitkan dengan referensi budaya pop. Namun bedanya, Trudeau tidak menggunakan referensi tersebut secara langsung. Dalam pidatonya di pertemuan tingkat tinggi G7, Juni 2018 yang lalu, Trudeau berbicara tentang bagaimana Kanada tidak akan gentar menghadapi ancaman Amerika Serikat. Tindakan yang berani ini membuat Trudeau dikaitkan dengan akting Hugh Grant di film Love Actually (2003). Alasannya, di film tersebut, Hugh Grant yang memerankan peran menjadi perdana menteri Inggris Raya, juga berusaha berdiri untuk kepentingan bangsanya melawan ancaman Amerika Serikat.

Sebuah Kerja Humas yang Baik

Penggunaan istilah budaya pop dalam pidato ini juga dinilai sebagai sebuah kinerja tim humas yang baik di belakangnya. Terlepas seberapa gaul, keren, dan kekinian seorang presiden atau perdana menteri, pidato presiden tentu dibuat oleh beberapa orang yang menjadi tim humas. Pemilihan istilah-istilah kekinian ini pun memberikan gambaran bahwa presiden tersebut up-to-date dan dekat dengan realita rakyatnya.

Namun sebenarnya, apa buktinya penggunaan referensi budaya pop ini merupakan sebuah kinerja tim humas yang baik? Bukti utamanya adalah pidato Presiden Jokowi ini mendapatkan banyak pujian dari banyak pihak, baik yang hadir di rapat tersebut secara langsung maupun tidak. Kemudian, pidato ini juga tidak dianggap sebagai sebuah angin lalu dan justru dibahas oleh banyak orang. Jika sebuah pidato seperti ini berhasil menjadi bahan perbincangan masyarakat, itu menjadi bukti lain dari kinerja humas yang baik di belakang Presiden Jokowi.

Share: Jokowi Rasa Ned Stark