Isu Terkini

Jaringan-jaringan Teroris yang Terungkap di 2019

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Pihak kepolisian bekerja ekstra keras beberapa waktu terakhir mengatasi sejumlah jaringan terduga teroris yang mulai bermunculan. Setidaknya sampai pertengahan Maret 2019 ini, ada sejumlah jaringan teroris yang berhasil diungkap. Pulau Sumatera jadi wilayah yang belakangan sering munculnya terduga teroris.

14 Maret 2019 di Rokan Hilir, Riau

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri berhasil menangkap salah satu terduga teroris di Kelurahan Bagan Kota, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis, 14 Maret 2019 pagi. Terduga teroris itu merupakan seorang pria berinisial RG alias Riky alias Abu Riky. Usai ditangkap, Densus 88 langsung menggeledah rumah Abu Riky.

Terkait hal itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan penangkapan Abu Riky dilakukan sekitar pukul 08.25 WIB, Kamis, 14 Maret 2019. Pria berusia 25 tahun itu menutupi identitasnya dengan berjualan makanan ringan.

Dedi menerangkan, Riky ditangkap saat membeli sarapan di Jalan Utama, Kelurahan Bagan Kota. Selanjutnya, aparat menggeledah rumahnya di Jalan Pratomo, Kelurahan Bagan Kota, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rohil, untuk mencari barang bukti.

Dalam penggeledahan itu, petugas menyita barang bukti berupa 8 anak panah, busur panah, face target, 2 ponsel, stun gun, jaket dan topi tactical, buku rekening, charger ponsel dan laptop, serta tas warna hitam. Riky sendiri diduga aktif mengunggah sejumlah kejadian teror di media sosial. “(Riky) mengunggah video TKP ledakan di parkiran timur Senayan, 17 Februari 2019 ke Grup Channel Media Khilafah,” kata Dedi.

Saat ini, Dedi mengungkapkan bahwa terduga pelaku dan barang bukti sudah dibawa ke Mapolda Riau untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Situasi selama kegiatan (penangkapan dan penggeledahan) berlangsung aman,” ujarnya.

12 Maret 2019 di Sibolga, Sumatera Utara

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror berhasil menangkap terduga teroris Abu Hamzah pada Selasa, 12 Maret 2019 siang. Berdasarkan pengakuan, Abu Hamzah mengaku merakit puluhan bom; 4 bom aktif di antaranya dibawa istrinya, yang kemudian tewas pada Rabu, 13 Maret 2019 dini hari WIB.

Seperti diketahui, sebelumnya ledakan bom mengejutkan warga di permukiman padat penduduk di Sibolga, Sumatera Utara. Bom tersebut meledak saat tim Densus 88 Antiteror hendak menggeledah rumah perakit puluhan bom, Husain alias Abu Hamzah. Polisi menyebut istri Abu Hamzah yang bernama Solimah, melemparkan bom lontong rakitan saat tahu suaminya ditangkap Densus 88 di luar rumah.

Saat itu Densus 88 memang hendak menggeledah rumah Abu Hamzah di Jl KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum. Setelah pelemparan bom, yang menyebabkan personel polisi terluka, kepolisian memilih jalan negosiasi dengan meminta istri Abu Hamzah menyerahkan diri. Sayangnya, setelah negosiasi berjam-jam, Solimah justru memilih meledakkan diri bersama anaknya dengan bom rakitan, pada Rabu dini hari (13/3).

12 Maret 2019 di Sibolga, Sumatera Utara

Pada Selasa, 12 Maret 2019, Densus 88 juga menangkap dua terduga teroris sebagai pengembangan dari penangkapan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah (AH) di Sibolga, Sumatera Utara. Kedua terduga teroris itu adalah AK alias Ameng dan P atau Ogel yang ditangkap di Sibolga.

“Dari hasil pengembangan Saudara AH, aparat Densus dan Polda mengamankan juga laki-laki bernama AK alias Ameng,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Maret 2019.

Menurut Dedi, AK berperan menyumbang dana Rp 15 juta untuk membeli kebutuhan perakitan bom. Dari AK, polisi menyita satu bom rompi yang berisi 10 bom elbow dan satu kardus berisi bahan peledak yang masih dalam identifikasi. Sementara itu, terduga teroris berinisial P atau Ogel berperan dalam perencanaan dan penyimpanan logistik.

“Yang bersangkutan (P) berperan juga ikut aktif dalam merencakan amaliyah yang akan dilakukan oleh AH dan dua temannya tersebut. Kemudian perannya juga menyimpan bahan-bahan peledak yang akan digunakan oleh tersangka AH,” ujarnya.

Dedi menjelaskan bahwa pihak kepolisian terus mendalami kasus tersebut. AH diduga tergabung dalam jaringan yang berafiliasi dengan ISIS. Penangkapannya merupakan pengembangan dari penangkapan seorang terduga teroris di Lampung, Sabtu, 9 Maret 2019.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan Densus meringkus tiga orang terduga teroris, termasuk Abu Hamzah, di Sibolga, Selasa, 12 Maret 2019. Penangkapan itu merupakan pengembangan dari penangkapan Ro, terduga teroris di Lampung sebelumnya.

“Tim dari Densus 88 Mabes Polri berangkat ke Sibolga untuk melakukan pengembangan dari penangkapan seorang tersangka yang ada di Lampung,” kata Tito di Ponpes Al Kautsar, Medan, Selasa, 12 Maret 2019 malam.

9 Maret 2019 di Lampung

Sebelum itu, Densus 88 Antiteror Polri bersama Kepolisian Sektor Kota Kedaton menangkap terduga teroris Ro alias PS (23) di kediamannya, Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Sabtu, 9 Maret 2019 malam. Ro ditangkap karena orangtuanya, Teguh (57) melaporkannya ke Polsek Kedaton.

Teguh mengungkapkan bahwa anaknya telah berpaham aliran Islam garis keras. Ia sengaja melaporkan ke pihak kepolisian lantaran tidak mau anaknya melakukan tindakan yang lebih jauh. Atas laporan itu, Densus 88 Antiteror yang dipimpin Kapolsek Kedaton AKP Mutholib langsung mendatangi terduga teroris dan menangkapnya saat berada di kediamannya.

Seperti dikutip dari Antara, Senin, 11 Maret 2019, dari penangkapan itu, polisi menemukan barang bukti yang diduga bom dengan campuran potasium klorat dan switching on-off yang disimpan di atas loteng sebelah rumah tetangganya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigen Dedi Prasetyo, mengungkapkan, bahwa benar Satgas Anti Terorisme dan Radikalisme berhasil menangkap terduga pelaku teroris, Ro alias Ps (23) di Lampung, Sabtu, 9 Maret 2019.

“Hari Sabtu kemarin sudah berhasil diamakan seorang terduga pelaku terorisme yang berada di Lampung, atas nama saudara Ro. Saudara Ro ini memang sedang diawasi karena yang bersangkutan sudah terpapar oleh jaringan JAD, sudah lama tak pulang,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.

Menurut Dedi, satgas terus mendalami jaringan kelompok Ro lantaran yang bersangkutan pernah menyampaikan kepada orangtuanya untuk melakukan jihad. “Ini sedang didalami. Ro rencananya akan melakukan jihad di Jakarta, antara lain di markas-markas kepolisian,”ucapnya.

Share: Jaringan-jaringan Teroris yang Terungkap di 2019