Isu Terkini

Indonesia di Asian Games 2018: Dari Bonus Atlet Sampai Cabor ‘Underdog’ Peraih Medali

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Sebelum closing ceremony Asian Games 2018, masih ada satu cabang olahraga yang masih harus melanjutkan perjuangan. Ialah triathlon dari nomor mixed relay, namun sayangnya Indonesia belum berhasil mendapatkan medali dari kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga itu.

Meski tak membawa pulang medali, pencapaian yang ditorehkan tim mixed relay yang terdiri dari Aulia Azzahra, Jauhari Johan, Eva Desiana dan Andi Gumilang, sudah cukup mencapai target yang ditetapkan federasi Triathlon Indonesia yaitu masuk sepuluh besar.

Lebih dari itu, di hari terakhir Asian Games ini Indonesia sudah berhasil menjadi negara di peringkat keempat. Ini juga menjadi sejarah tersendiri karena Indonesia menjadi satu-satunya negara Asian Tenggara yang masuk dalam 5 besar perolehan medali. Berikut berikut rangkuman perjalanannya:

1. Indonesia Sukses Mengumpulkan 98 Medali

Dari 15 hari penyelenggaraan pesta olahraga terbesar se-Asia, Indonesia yang menjadi tuan rumah berada di peringkat keempat dengan 98 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Perlu dicatat, bahwa hasil ini menjadi pencapaian tertinggi Tim Merah Putih selama menjadi peserta Asian Games, dan merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang berada di peringkat 10 besar, serta melebihi target yang dibebankan pemerintah melalui Kemenpora.

Di samping itu, kontingen China resmi menjadi juara umum Asian Games 2018, dengan perolehan medali 289, dengan rincian 132 medali emas, 92 perak, dan 65 perunggu. Hasil itu merupakan juara umum ke-10 untuk China secara beruntun sejak 1982 di New Delhi, India.

Posisi kedua menjadi milik Jepang dengan 205 medali, di mana ada 75 medali emas, 56 perak, dan 74 perunggu. Sedangkan Korea Selatan berada di posisi ketiga, yang terdiri dari 49 emas, 58 perak, dan 70 perunggu.

2. Cabang Olahraga yang Tak Disangka Mendapatkan Medali

Beberapa cabang olahraga memang dipersiapkan dengan matang untuk meraih targetnya masing-masing. Namun, ada juga sejumlah pertandingan yang tak disangka-sangka menjadi penyumbang medali untuk Indonesia. Seperti pertandingan skateboard yang dilakukan di Stadion SkateBoard, Jakabaring Sport City, Palembang.

Ada seorang atlet cilik berusia 12 tahun bernama Bunga Nyimas Cinta, yang berhasil mendapatkan medali perunggu dari kelas jalan putri.

“Ini sudah luar biasa buat Bunga sebagai skateboarder pemula, sedangkan lawan-lawannya sudah lebih punya pengalaman lebih dulu dan usia mereka jauh lebih tua,” kata Pelatih Kepala Tim Skateboard Indonesia Charlie Hobbies, Rabu 29 Agustus 2018.

Ada pula cabang olahraga tinju kelas ringan (60kg) putri, yang diwakili oleh Huswatun Hasanah. Medali perunggu yang ia bawa pulang adalah pencapaian pertama untuk dunia tinju putri Indonesia di Asian Games.

“Tampilnya Agung dan Huswatun di semifinal Asian Games 2018 itu sudah prestasi. Begitu juga dengan hasil 2 perunggu itu sudah cukup bagus. Lawan-lawan yang dihadapi mereka itu rata-rata memiliki pengalaman bertanding internasional lebih banyak tetapi Agung dan Huswatun hanya sekali menjalani uji coba pada pertandingan internasional,” ujar Pelatih Kepala Tim Tinju Indonesia, Adi Suwandan, 31 Agustus 2018.

Kemenangan sepak takraw dari nomor quadrant putra juga menjadi hal yang tak disangka-sangka. Medali emas terakhir untuk Indonesia ke-31 di Asian Games 2018 diberikan oleh Muhammad Hardiansyah Muliang, Nofrizal, Abdul Halim Radjiu, dan Victoria Eka.

“Ini sejarah bagi Indonesia. Indonesia mampu tampil dua kali di final. Satu perak dan satu emas,” kata pelatih Tim Quadrant Putra Indonesia, Arsy Syam, pada media saat sesi jumpa pers usai pertandingan, 1 September 2018.

3. Negara Langsung Berikan Bonus Untuk Atlet Peraih Medali

Berkat keberhasilan atlet-atlet Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak segan-segan langsung memberikan bonus kepada para medali di Asian Games 2018.  Bahkan pemberian bonus itu dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Minggu, 2 September 2018 sebelum penutupan Asian Games.

“Saya sampaikan kemarin kepada Menpora, bonus untuk para atlet peraih medali saya ingin berikan secepat-cepatnya sebelum acara penutupan dilakukan,” kata Jokowi disambut tepuk tangan para atlet dan official Tim Indonesia.

Pemberian bonus itu langsung diberikan oleh Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan menyerahkan buku tabungan kepada perwakilan 9 orang atlit yakni dari emas tiga orang, Eko Yuli Irawan (angkat besi), Puspa Harum Sari (pencak silat), dan Aris Susanti Rahayu (panjat tebing).

Dari perak yakni Ari Wahyuni (angkat besi), Aswat (panjat tebing), dan Alexander Elbert (soft tennis). Serta perunggu diwakili Nining Purwa Ningsih (sepeda), Amri Rusdana (pencak silat), dan Bunga Nyimas (skateboard).  Saat penyerahan, Jokowi bahkan mengecek terlebih dahulu buku tabungan yang diberikan. Dia mengeja nominal saldo yang tertera di buku bank BUMN tersebut.

Perlu diketahui, atlet perorangan diberikan bonus Rp 1,5 miliar untuk peraih medali emas, Rp 500 juta bagi pemilik perak, dan Rp 250 juta untuk medali perunggu. Sedangkan, untuk atlet beregu, ada Rp 750 juta per-orang untuk medali emas, Rp 300 juta per orang untuk medali perak, dan perunggu Rp 150 juta per orang.

Memang, pemerintah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp210 miliar untuk bonus atlet dan pelatih peraih medali Asian Games 2018. Anggaran tersebut, kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, bersumber dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA-BUN).

“Semua penerima per hari ini sudah bisa melihat angkanya di buku tabungan, sudah ada di ATM, dan ini sejarah. Baru kali ini pemberian bonus bisa cepat,” kata Imam di Komplek Istana Negara, Minggu, 2 September 2018.

4. Rencana Presiden Jokowi Untuk Jadi Tuan Rumah Olimpiade

Merasa berhasil menyelenggarakan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Presiden Joko Widodo pun mengajukan diri menjadi tuan rumah di ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade 2032. Melihat penyelenggaraan Asian Games, Indonesia dianggap berhasil menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional.

“Indonesia yakin untuk bisa dan mampu menjadi tuan rumah untuk pehelatan yang lebih besar. Oleh sebab itu, Indonesia berencana secepatnya untuk mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade pada tahun 2032,” ujar Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 1 September 2018.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah menerima Presiden Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) Thomas Bach, serta Presiden Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia/OCA) Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah.

Keduanya, kata Jokowi, mengagumi kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Pemerintah Indonesia, selain sukses menyelenggarakan, dinilai sukses juga membangkitkan antusiasme seluruh masyarakat terhadap ajang itu. Selain itu, INASGOC dinilai sukses menggerakkan ribuan relawan di Jakarta dan Palembang untuk menyelenggarakan Asian Games.

Share: Indonesia di Asian Games 2018: Dari Bonus Atlet Sampai Cabor ‘Underdog’ Peraih Medali