Isu Terkini

‘Egg Boy’ dan Sejumlah Aksi Protes Nekat ke Sejumlah Pemimpin Dunia

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Aksi nekat seorang bocah yang dijuluki ‘Egg Boy’ lantaran melempar telur ke kepala Senator Australia Fraser Anning pada Sabtu, 16 Maret 2019, jadi sorotan publik dunia. Bocah yang belakangan diketahui bernama Will Connolly itu dianggap sebagai sosok pemberani. Namun, aksi protes seperti yang dilakukan Will terhadap petinggi negara sebenarnya sudah sering terjadi.

Bahkan, selain aksi protes ‘Egg Boy’, pernah terjadi aksi-aksi nekat lainnya yang dilakukan seseorang terhadap pemimpin sebuah negara dengan berbagai cara yang berbeda. Apa saja aksi protes nekat yang pernah terjadi terhadap kepala negara di dunia internasional?

Aksi Protes ‘Egg Boy’ ke Fraser Anning

Seperti diketahui, masyarakat dunia dihebohkan dengan aksi seorang bocah bernama Will Connolly yang akhirnya dijuluki ‘Egg Boy’ melempar telur ke kepala Senator Australia Fraser Anning saat memberikan keterangan pers di Melbourne, Australia, Sabtu, 16 Maret 2019. Aksi tersebut sebagai bentuk respons atas pernyataan Anning, yang menyebut imigran muslim di balik teror penembakan di Christchurch, Selandia Baru.

Baca Juga: Sederet Informasi Mengenai Penembakan di Selandia Baru Saat Salat Jumat

“Penyebab sesungguhnya dari pertumpahan darah di jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik muslim untuk bermigrasi ke Selandia Baru,” tulisnya dalam sebuah pernyataan, sebagaimana diunggah oleh jurnalis Piers Morgan ke Twitter, melalui akun @piersmorgan, Jumat, 15 Maret 2019.

Lalu, pernyataan Anning itu lah yang menuai kecaman masyarakat dunia. Hingga akhirnya Will pun beraksi melemparkan telur ke kepala Anning. Henry Belot, reporter ABC News, mengunggah video detik-detik Will melemparkan telur ke kepala Anning ke Twitter.

Aksi itu tampaknya memang sudah direncanakan oleh Will. Dalam video tersebut, Will sebenarnya sempat memperhatikan Anning berbicara kepada awak media, namun setelah itu ia terlihat mempersiapkan telur di tangan kanannya, sembari tangan kirinya memegang ponsel untuk merekam.

Anning yang kesal, spontan langsung memukul tepat di wajah Will sebanyak dua kali. Namun, orang-orang yang berada di sekitar langsung melerai keduanya. Will akhirnya dibawa polisi sampai akhirnya dibebaskan kembali.

Aksi Will yang nekat melempar telur ke kepala Anning itu sendiri didukung banyak pihak di seantero dunia. Bahkan, Will sempat jadi perbincangan hangat di jagat media sosial Twitter dengan tagar #EggBoy yang jadi trending topik. Tak hanya itu saja, pernyataan kontroversial Anning memang memicu banyak kecaman, salah satunya dari mantan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull.

“Komentar Fraser Anning hari ini hina. Dia memalukan bagi Senat dan yang lebih buruk dengan menyebarkan kebencian dan membuat orang Australia saling bermusuhan, dia melakukan apa yang diinginkan para teroris,” tulis Turnbull melalui akun @TurnbullMalcolm di Twitter, Jumat, 15 Maret 2019.

Fraser Anning’s comments today are contemptible. He is a disgrace to the Senate and what is worse by spreading hatred and turning Australians against each other he is doing exactly what the terrorists want.— Malcolm Turnbull (@TurnbullMalcolm) March 15, 2019

Selain itu, ada pula Perdana Menteri Australia saat ini, Scott Morrison, yang juga ikut mengecam. “Pernyataan Senator Fraser Anning menyalahkan serangan mematikan teroris ekstremis sayap kanan di Selandia Baru pada imigran menjijikkan. Pandangan itu tidak punya tempat di Australia, apalagi Parlemen Australia,” tulis Morrison lewat akun Twitter @ScottMorrisonMP, Jumat, 15 Maret 2019.

The remarks by Senator Fraser Anning blaming the murderous attacks by a violent, right-wing, extremist terrorist in New Zealand on immigration are disgusting. Those views have no place in Australia, let alone the Australian Parliament.— Scott Morrison (@ScottMorrisonMP) March 15, 2019

Aksi Wartawan Lempar Sepatu ke George W. Bush

Kalian tentu masih ingat kan dengan sosok jurnalis asal Irak yang melempar sepatu ke arah mantan Presiden Amerika Serikat George W. Bush di tengah konferensi pers di Baghdad sekitar Desember 2008 lalu? Ya, aksi berani itu juga sempat menghebohkan dunia.

Adalah Muntadhar al-Zaidi, jurnalis asal Irak yang mendadak terkenal setelah aksi nekatnya melemparkan sepatunya ke arah George W. Bush yang saat itu masih berstatus sebagai Presiden AS. Saat kejadian, Zaidi duduk di posisi agak ke belakang, kurang lebih berjarak lima bangku dari podium Bush dan Perdana Menteri (PM) Irak Nouri al-Maliki. Tiba-tiba Zaidi berdiri dan berteriak “Ini ciuman perpisahan dari rakyat Irak, dasar kau anjing”.

Pada momen itu, Zaidi dengan cepat melempar sepatu pertamanya ke arah Bush. Namun, Bush berhasil mengelak dengan cara menunduk. Tak lama setelahnya, Zaidi kembali mencopot sepatunya satu lagi, lalu melemparnya lagi ke Bush. Saat melempar, Zaidi berteriak “Ini untuk janda-janda dan anak yatim dan seluruh orang yang terbunuh di Irak!”.

Saat itu, PM Irak al-Maliki sebenarnya berusaha melindungi Bush dari lemparan sepatu Zaidi, meski sayangnya gagal dan Bush pun berhasil menghindar dengan sendirinya. Sepatu Zaidi hanya mengenai bendera AS yang ditegakkan di belakang kedua pemimpin negara tersebut.

Melihat kejadian itu, petugas keamanan pun langsung keluar dari ruangan sebelah, termasuk sejumlah orang yang berada di ruangan konferensi pers, yang berada di sebelah Zaidi, mengamankannya hingga terjatuh. Bahkan, Zaidi sempat ditendang, lalu dibawa ke ruang pengamanan.

Setelah itu, Zaidi diserahkan ke militer Irak dan dibawa ke pengadilan untuk menjalani proses hukum. Di hadapan hakim, ia mengaku marah melihat senyum Bush yang ia anggap sebagai sosok presiden penjajah.“Saya merasa bahwa darah orang-orang tak berdosa mengalir deras ke kaki saya selama dia (Bush) tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal ke Irak dengan makan malam (dengan Maliki dan jajaran elite politisi Irak lain),” kata Zaidi.

Lalu, seiring berjalannya waktu, pada 20 Februari 2009, Zaidi menerima pembacaan keputusan selama 90 menit. Hasilnya, ia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara karena menyerang seorang kepala negara asing selama kunjungan resmi. Namun, seperti laporan Washington Post, pada 7 April 2009, hukuman untuk Zaidi berkurang menjadi satu tahun lantaran kelakuan baiknya sehingga ia hanya perlu menjalani masa tahanan selama sembilan bulan.

Aksi Lempar Bendera Rusia ke Arah Donald Trump

Pada Selasa, 24 Oktober 2017 lalu, seorang pria diketahui melempar sejumlah bendera Rusia ke arah Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Peristiwa itu terjadi di Gedung Kongres AS (Capitol Hill), Washington. Insiden itu sendiri berawal saat Trump sedang berjalan bersama dengan Ketua Senat Mayoritas Mitch McConnell (Partai Republik) di salah satu koridor Capitol Hill.

Saat keduanya mulai mendekat ke arah rombongan fotografer pers, salah satu pria dari kerumunan tersebut tiba-tiba langsung melemparkan sejumlah bendera Rusia berukuran kecil berbahan kertas ke arah Trump, seperti dikutip dari ABC News, Rabu, 25 Oktober 2017.

Sosok pria yang mengaku kepada pers bernama Ryan Clayton itu, menjalankan aksinya itu sambil meneriakkan ‘Pengkhianat, Trump adalah pengkhianat, Trump adalah pengkhianat, Trump adalah pengkhianat’.

“Kenapa Anda berbicara soal pemotongan pajak, padahal seharusnya Anda berbicara soal pengkhianatan,” ucap Clayton.

Dalam sebuah rekaman video yang mengabadikan momen itu, terlihat bahwa bendera tersebut tak mengenai Trump. Seperti tak terjadi apa-apa, Trump dengan santainya berjalan melewati Clayton dan kerumunan pers sambil tersenyum. Beberapa saat setelah Trump melintas, petugas keamanan Capitol Hill pun lantas meringkus Clayton dan membawanya pergi dari lokasi kejadian.

Lebih lanjut, seperti dikutip dari ABC News, Clayton diduga merupakan anggota dari kelompok Americans Take Action, gerakan sosial-politik anti-Trump. Clayton juga diduga pernah berencana menyerahkan bendera Rusia kepada Penasihat Senior Kepresidenan Jared Kushner, menantu Trump, saat akan hadir dalam Senate Intelligence Committee Juli 2017 lalu. Namun, rencana yang akhirnya gagal tersebut, ditujukan sebagai bentuk kritik terhadap dugaan keterlibatan Kushner dengan Negeri beruang Merah.

Acungan Jari Tengah untuk Donald Trump

Tampaknya, Donald Trump jadi sosok Presiden AS yang paling sering mendapatkan aksi protes dari pihak-pihak tertentu. Pada Sabtu, 28 Oktober 2017 lalu, seorang pesepeda wanita tertangkap kamera tengah mengacungkan jari tengah kepada iring-iringan mobil Presiden Trump. Momen itu terjadi sesaat setelah Trump meninggalkan lapangan golf pribadinya, Trump National Golf Course di Sterling, Virginia.

Peristiwa tersebut tenyata mendapatkan dukungan dari para penolak Trump. Namun sebaliknya, kritik keras dilayangkan oleh pendukung Trump kepada wanita tersebut. Seorang jurnalis yang melihat peristiwa tersebut, Steve Herman, melaporkan aksi wanita itu ternyata tak hanya dilakukan sekali saja. Hal yang sama terulang ketika rombongan Trump berhenti di lampu merah di depan Great Falls Center di Sterling, wanita itu kembali mengacungkan jari tengah.

Aksi Lempar Telur ke Arah Bill Clinton

Aksi lempar telur sebenarnya sudah pernah terjadi jauh sebelum aksi Will Connolly ke Senator Frasing Anning beberapa hari lalu. Sebelumnya, mantan Presiden AS Bill Clinton pernah merasakan hal itu ketika mendapatkan aksi protes dari para penolaknya.

Pada Mei 2001, Bill Clinton diberitakan keluar dari sebuah toko barang antik di Polandia. Namun, tiba-tiba saja seseorang melemparinya dengan telur hingga mengenai lengan tangannya. Seperti dikutip dari ABC News, saat kejadian, Bill Clinton melepas jasnya dan tetap berjalan dalam cuaca cerah selama 15 menit, kemudian menandatangani sebuah prasasti dan menyapa turis yang berada di sekitaran lokasi.

Sementara itu, remaja pelempar telur tersebut diamankan oleh pasukan pengamanan istana. Lewat juru bicaranya, Bill Clinton menyampaikan bahwa wajar bagi seorang remaja untuk marah terhadap sesuatu. Kabarnya, setelah kejadian itu Bill Clinton tak pernah meninggalkan Gedung Putih selama tiga bulan.

Protes Terhadap Pidato Barack Obama

Presiden AS lainnya Barack Obama juga sering mendapatkan aksi protes dari berbagai pihak selama menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam tersebut. Rabu, 24 Juni 2015 malam di Gedung Putih, Obama bahkan memerintahkan seorang hadirin untuk meninggalkan ruangan, memarahi pemrotes itu karena tidak menghormati Obama di rumahnya sendiri.

Harian Chicago Tribune menyebut pemrotes tersebut adalah seorang perempuan transgender yang menurut sebuah rilis pers berasal dari kelompok anti deportasi Not1More bernama Jennicet Guttirez, yang berada di AS secara ilegal. Insiden ini terjadi di tengah-tengah resepsi di Ruangan Timur Gedung Putih untuk merayakan bulan Juni sebagai bulan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Trasngender).

Saat itu, pemrotes tersebut terus menginterupsi pidato Obama dengan meneriakkan protesnya mengenai penahanan dan deportasi imigran gay, lesbian dan transgender. Bahkan, pemrotes itu terdengar berteriak dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Pada awalnya, Obama mengatakan, “Tunggu sebentar.” Tapi sang pemrotes terus menyela sampai hampir 2 menit. Akhirnya, sambil mengangkat jari telunjuknya, Obama mengatakan, “Hey. Dengar. Anda ada di rumah saya,” yang disambut dengan tawa hadirin.

“Tahukah Anda? Ini tidak pantas, Anda diundang ke rumah seseorang. Anda tidak akan mendapat respon baik dari saya dengan menginterupsi seperti ini. Maaf. Maaf… Anda harusnya malu, tidak seharusnya Anda berlaku seperti ini.”

Kehilangan kesabaran, presiden meminta orang itu untuk dikeluarkan dari ruangan. Obama yang tampak kesal, mengatakan kepada hadirin: “Biasanya saya tidak keberatan diteriaki. Tapi tidak saat saya ada di rumah sendiri.”

Share: ‘Egg Boy’ dan Sejumlah Aksi Protes Nekat ke Sejumlah Pemimpin Dunia