General

Dukungan dari Komunitas untuk Paslon Pilgub Jabar ini Malah Dianggap Kampanye Hitam

Yuli Krisna Saputra — Asumsi.co

featured image

Di masa kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 ini, setiap pasangan calon (paslon) berlomba untuk meraih simpati dan dukungan dari seluruh masyarakat Jawa Barat. Namun, ada paslon yang justru menganggap dukungan dari komunitas atau kelompok tertentu sebagai kampanye hitam.

1. Dukungan Paguyuban Paranormal ke Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi

Beberapa hari lalu beredar video tentang sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya, Paguyuban Paranormal Jabar sedang berdoa di hadapan sesaji. Doa yang dipimpin oleh seorang pria bersorban dan berpakaian putih itu diikuti oleh sejumlah orang sambil mengacungkan empat jari, nomor urut pasangan calon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar.  Doa yang dipanjatkan memang meminta kemenangan bagi pasangan calon berjuluk Duo DM itu.

Namun, Duo DM justru keberatan dengan dukungan dari kelompok paranormal itu. Melalui siaran pers, pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Golkar ini menganggap dukungan itu menggiring opini berkonotasi negatif. Apalagi, muncul pemberitaan Paguyuban Paranormal akan meminta bantuan gaib dalam memenangkan Duo DM.

“Baik Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, keduanya adalah orang yang sangat rasional dengan data. Jadi tidak benar jika paslon kami mengupayakan ikhtiar melalui jalur-jalur gaib atau paranormal yang jauh dari nilai-nilai agama yang kami pegang,” kata Adi Nugroho, juru bicara tim Deddy-Dedi, dalam rilis tertanggal Rabu, 25 April.

Adi juga menggambarkan, Duo DM sebagai sosok religius yang hanya berdoa dan memohon pertolonngan kepada Illahi serta menggunakan cara-cara yang rasional untuk memenangkan Pilgub Jabar.

“Kami mengimbau agar semua pihak dalam masa kampanye Pilgub Jabar 2018 ini senantiasa mengedepankan kompetisi yang fair, menjauhi fitnah dan hoaks, serta tidak menggiring opini publik pada konten-konten yang tidak mengedukasi masyarakat luas untuk kualitas demokrasi kita yang lebih baik,” ujar Adi.

Menanggapi pernyataan tersebut, Ketua Paguyuban Paranormal Jabar Tubagus Zunaedi membantah melakukan kampanye hitam. Tubagus yang mengaku ahli pengobatan itu menyatakan dukungannya diberikan dengan rela hati yang dilandasi rasa cinta pada paslon tersebut.

“Seratus persen hati saya mendukung Pak Deddy Mizwar dan Pak Dedi Mulyadi.  Saya rela hati dengan kecintaan saya pada mereka,” katanya saat dihubungi Asumsi, Rabu.

Meski demikian, pria yang mengaku ulama itu tidak membantah bila dukungan akan diberikan dalam bentuk doa dan ikhtiar kepada Yang Maha Kuasa, termasuk meminta bantuan gaib.

“Dukungan dalam bentuk munajat pada Allah dan gaib, memohon selama pemilihan kepada Allah supaya Pak Deddy Mizwar dan Pak Dedi Mulyadi menang. Dengan doa dari ayat suci Alquran dan ilmu spesialis. Satu tas ilmu-ilmunya saya bawa. Kalau diperlihatkan ke jurnalis, enggak akan paham,” kata Tubagus yang mengklaim tidak pernah gagal mendukung calonnya mulai dari pemilihan setingkat desa hingga bupati.

2. Dukungan Kelompok LGBT ke Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum

Kandidat Pilgub Jabar, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, saat pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Bandung, 21 April 2018. Foto: Yuli Saputra

Sebelumnya, dukungan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) kepada paslon Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum juga dianggap kampanye hitam. Dukungan itu muncul dari kelompok yang menamakan diri Kelompok Pendukung Ridwan Kamil (Kopermil) yang diinisiasi oleh kelompok LGBT di Jawa Barat pada Februari lalu.

Namun, dukungan itu direspon oleh tim sukses paslon yang disebut Rindu (Ridwan-Uu) ini sebagai kampanye hitam. Melalui akun Twitternya, @Ridwan Kamil yang ditulis admin, pria berkaca mata itu tidak berkomentar banyak, hanya menuliskan #BudayakanTabayun dan #LawanBlackCampaign sambil melampirkan screen capture berita-berita dari berbagai media yang memuat pernyataan Ridwan Kamil menolak LGBT.

Melalui siaran pers yang dibagikan ke media, Wakil Ketua Tim Pemenangan Rindu Arfi Rafnialdi menegaskan, jika deklarasi dukungan kelompok LGBT tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam, ia meminta dihentikan.

“Sampai hari ini tidak pernah ada komunikasi kami dengan komunitas LGBT, baik melalui Rumah Pemenangan Rindu atau simpul-simpul relawan di semua kabupaten kota. Jika deklarasi dukungan tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam, kami tentu menyesalkan dan meminta cara-cara kotor itu dihentikan,” kata Arfi.

Share: Dukungan dari Komunitas untuk Paslon Pilgub Jabar ini Malah Dianggap Kampanye Hitam