Isu Terkini

Beli Apartemen Meikarta: Terpikat Harga, Menyesal Kemudian

Dinda Sekar Paramitha — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Sekitar 30 km dari Jakarta, terletak suatu daerah yang menjadi bagian dari Kabupaten Bekasi bernama Cikarang. Awalnya, daerah ini terkenal sebagai Kawasan Industri Terbesar di Asia Tenggara. Memang tidak bisa dipungkiri, ada banyak banget pabrik dari berbagai macam industri dibangun dan berkembang di sini. Makanya enggak heran kalau Cikarang juga dipenuhi dengan keluar-masuk truk setiap jamnya.

Sebagai wilayah yang masih tergolong baru, masuklah beberapa pengembang swasta yang turun tangan untuk mengembangkan daerah ini. Lippo Group sebagai salah satu perusahaan besar Indonesia juga ikut berperan dalam hal ini. Berkat Lippo Group, Cikarang mulai menunjukkan ‘taring’nya. Sekolah-sekolah swasta mulai dibangun, rumah sakit ternama dibangun, bahkan ada pusat hiburan baru bernama Orange Country. Di Orange County ini, terdapat hiburan seperti bioskop Cinemaxx.

Bukan cuma bioskop bagus, di Orange Country ini juga terdapat booth Meikarta yang amat besar. Begitu kita masuk pintu utama mall yang sebagian besar diisi toko-toko milik Lippo Group ini, kita langsung disapa oleh banyak orang sales Meikarta menawarkan apartemen yang ramai dipasarkan pada tahun lalu. Mereka rajin sekali mendatangi tiap pengujung dengan membawa brosur di tangan mereka dan berpenampilan rapih, khas salesperson. Kantor pemasarannya juga besar banget! Lengkap dengan show unit-nya.

Meikarta adalah proyek kota terencana garapan PT Lippo Karawaci Tbk yang resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2017. Proyek ini dibangun sangat dekat dengan tol Jakarta-Cikampek dan menyasar kaum menengah ke bawah. Dengan harganya yang relatif murah serta letaknya tidak begitu jauh dari Jakarta, apartemen ini berhasil diserbu banyak orang. Ditambah, juga akan dibangun fasilitas penunjang super lengkap di sana. Apalagi sekarang sudah ada kereta cepat di Cikarang dan juga bisa dibilang dekat dengan lokasi Meikarta.

Belum lagi Meikarta ini memiliki strategi pemasaran yang cukup masif. Iklan, spanduk, billboard ada di mana-mana. Bahkan banyak orang yang juga hafal tagline-nya, “Aku ingin pindah ke Meikarta””. Akibatnya, banyak orang, termasuk anak muda, yang membeli unit-unit apartemen Meikarta. Motif mereka pun beragam, mulai dari keinginan memiliki apartemen untuk hunian pribadi sampai jadi investasi masa depan.

Adalah Ray yang mengaku membeli salah satu unit apartemen dengan dua kamar sebagai bentuk investasi masa depannya. Pria berumur 26 tahun ini mengaku tertarik membeli, awalnya, karena pamerannya yang memanjakan mata. Dengan tampilan show unit yang serba coklat dan dilengkapi peralatan rumah yang serba modern minimalis, ia pun mengaku “tersihir” untuk membeli satu unit dengan dua kamar.”

Mau Takeover tapi Enggak Mungkin

“Waktu liat ke pamerannya, ngeliat visi dan misi dari Meikarta ini oke banget, mau jadi kayak kota mandiri gitu. Bakal jadi tempat tinggal yang ideal banget. Dan developer-nya Lippo, yang saat itu menurut gue namanya kan oke, ya,” ungkap Ray, ketika ditanya alasannya “tergoda” membeli satu unit dengan luas sekitar 58 m².

Mengaku membeli unit ini sebagai bentuk investasi, pembelian ini juga diakui didukung faktor-faktor lain, seperti tren pembelian rumah di luar Jakarta, pembangunan kereta cepat dari Jakarta, sampai akses yang katanya akan memudahkan penghuni apartemen Meikarta untuk bermobilisasi. “Selain itu, kepikiran juga sekarang orang Jakarta banyak yang punya rumah bukan di Jakarta lagi, kayak Tangerang, Bogor, Bekasi, dan mereka bolak-balik ke Jakarta…Terus kan lagi pembangunan kereta cepat juga tuh, nanti akses ke Jakarta juga kayaknya lebih gampang. Nah, terus mikir deh mau invest aja. Sengaja beli untuk tidak ditinggali,” tambahnya.

Enggak cuma dilatari strategi pemasaran yang terlihat meyakinkan, keseriusannya untuk memutuskan berinvestasi di apartemen yang akan dibangun 15 tower ini juga karena saudara sepupunya. Saudara sepupunya yang bekerja sebagai agen apartemen menunjukkan bahwa apartemen yang terletak di dekat pintu Tol Cibatu ini cukup menjajikan untuk dijadikan sarana investasi. Berbekal hal itu, Ray pun percaya untuk memesan unit apartemen di Tower 1A pada awal pemarasan Meikarta di tahun 2017 lalu. Tak butuh waktu lama, ia langsung memutuskan benar-benar membeli unit di lantai 30 hanya dua minggu setelah mendiskusikannya dengan saudara sepupunya.

Karena memesan pada masa awal pemasaran, Ray bahkan mendapatkan promosi untuk membayar DP hanya sebesar 5% dan bisa dicicil sebanyak enam kali. Untungnya, tidak ada masalah dalam menyicil DP tersebut. Tapi selama masa cicilan tersebut, Ray juga mendengar desas-desus tak sedap mengenai pembangunan kota terpadu ini. Mulai dari perizinan yang tak kunjung turun hingga akhirnya ia mengetahui kalau salah satu pengurusnya ditangkap KPK.

Padahal, saat ini ia sudah memasuki cicilan keenam Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) miliknya. Akibatnya, pengusaha kuliner ini mengaku bingung harus berbuat apa. Di satu sisi, dia ingin menghentikan pembayaran tapi tidak diperbolehkan pihak bank. “Pengen stop banget, tapi udah tanya banknya, enggak bisa (berhentikan cicilan)”.

Sebelum berita Meikarta yang berujung di KPK ini, Ray padahal sempat berpikir positif kalau mega proyek ini akan rampung dan investasinya tak berakhir sia-sia. “Kemaren sih gue masih positif soalnya pembagunan apartemennya masih lanjut. Biarpun gue yakin infrastruktur yang lainnya ga bakal jadi, cuma apartemen tok. Tapi sekarang udah ketangkep KPK pula! Makin bingung sih,” ceritanya.

Di tengah kebingungannya dan terkuaknya kasus pembangunan Meikarta yang ditangani KPK, masih ada 15 tahun cicilan yang harus Ray bayarkan setiap bulannya. Mau takeover kredit pun tak mungkin. Kegalauan ini mungkin bukan Ray saja yang rasakan. Bisa jadi ada pembeli apartemen Meikarta lain yang rasanya ingin mengalihkan kreditnya. Lalu, bagaimana nasib para pembelinya setelah peristiwa tertangkapnya beberapa pejabat yang menangani pembangunan Meikarta ini?

Share: Beli Apartemen Meikarta: Terpikat Harga, Menyesal Kemudian