Isu Terkini

Andre Vltchek, Jurnalis Kurang Piknik

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Setiap hari kok ada aja orang yang ‘unik’ nan ‘menggelitik’, ya? Belum kita selesai dengan perpolitikan Indonesia yang begitu beragam, ada lagi satu jurnalis berkulit putih asal Amerika kelahiran Uni Soviet yang tiba-tiba menjadi omongan di Twitter. Dia adalah Andre Vltchek.

Andre Vltchek adalah seorang warga Amerika Serikat asal Rusia yang senang sekali melakukan investigasi jurnalistik. Pernah tinggal di berbagai negara, ia sekarang menetap di Indonesia. Meskipun ia seorang warga Amerika Serikat, kecintaannya pada Marxisme dan kegundahannya akan imperialisme-kapitalisme barat membuat ia memiliki sudut pandang yang begitu anti-kapitalis. Setiap ucapannya seolah menjadi propaganda yang berangkat dari paradigma yang mengkritik kapitalisme. Pokoknya mengkritik aja dulu. Entah benar atau enggak. Enggak percaya? Kelakuannya di Twitter baru-baru ini menjadi bukti bahwa ia merupakan seorang jurnalis kurang piknik.

Beberapa hari ke belakang ini, Andre Vltchek sedang rajin-rajinnya nge-post foto-foto Jakarta layaknya orang-orang yang baru ke Jakarta. Ia nge-post foto-foto tersebut di akun Twitternya, @andrevltchek. Nah, yang membedakan Vltchek dengan orang-orang yang baru ke Jakarta ini adalah caption-caption yang tertulis di cuitannya. Berikut beberapa cuitannya di Twitter yang cukup ‘unik’.

Nowhere in the world are disparities between corrupt rich and great majority of destitute poor so visible as in #Indonesia . Majority of #Jakarta lives in filthy ‘kampungs’ with no basic sanitation. While rich are burning money, next door, in overpriced malls and 5-star hotels: pic.twitter.com/T9RoA2K13Y— Andre Vltchek (@AndreVltchek) November 4, 2018

To get to their pretentious, stereotypical malls, the rich go through at least double security. Guards are everywhere. It is because the #Indonesian ‘elites’ are terrified of the poor whom they thoroughly robbed of everything. Entire #Jakarta is like a horror film pic.twitter.com/jNECzvR0Pc— Andre Vltchek (@AndreVltchek) November 4, 2018

#Indonesia– like #NorthKorea as the #West incorrectly describes it.
In #DPRK I met people who think; having different opinions. In #Jakarta everyone thinks the same: about religions®ime. All love capitalism. Even the poor! Photo: statue glorifying yuppies – ‘entrepreneurs’. pic.twitter.com/PiTjQZtmSY— Andre Vltchek (@AndreVltchek) November 4, 2018

Di cuitannya yang pertama, dia berusaha menunjukkan adanya kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin di Jakarta. Namun, yang menjadi unik adalah caption yang ia tuliskan itu berupa propaganda yang menunjukkan bahwa orang Indonesia yang kaya begitu serakah sampai-sampai yang miskin benar-benar naas semuanya. Di cuitannya yang kedua, Vltchek ini berusaha lagi menunjukkan adanya kesenjangan kelas yang terjadi di Jakarta, yaitu adanya pengecekan keamanan di pusat perbelanjaan di Jakarta. Vltchek merasa bahwa pusat perbelanjaan yang begitu dijaga ketat karena yang kaya di Jakarta sedang ketakutan pada yang miskin, karena yang kaya takut yang miskin akan mengebom pusat perbelanjaan milik si kaya. Di cuitannya yang ketiga, Vltchek sedang berusaha menunjukkan kalau semua orang Indonesia mencintai kapitalisme dan begitu terdoktrin, sampai-sampai ia mengatakan bahwa kondisi di Korea Utara, iya Korea Utara, lebih baik daripada Jakarta. Kalian enggak salah baca kok sejauh ini, guys.

Hmm, dari ketiga cuitan yang ditulis di beberapa hari yang berbeda, apa kalian mendapatkan benang merahnya? Jika tidak, mari bahas bersama-sama. Dari ketiga cuitan tersebut, Vltchek sebenarnya sedang berusaha melakukan sesuatu, yaitu memprogandakan bahwa di Indonesia, khususnya Jakarta, orang-orang kaya begitu senjang dengan yang miskin, dan perbedaan kelas begitu terasa. Terus, masalahanya di mana? Masalahnya terletak di setiap cuitannya tersebut adalah propaganda kosong yang faktanya tidak benar. Meskipun mengaku sebagai seorang jurnalis investigasi, Vltchek benar-benar melupakan pentingnya riset dan berbicara semaunya.

Di cuitan yang pertama, kebohongan yang ia lakukan adalah berusaha menunjukkan bahwa kondisi yang ia tunjukkan adalah kondisi umum, bahwa yang kaya benar-benar menikmati kekayaan, dan yang miskin begitu naas. Padahal faktanya, kelas menengah di Indonesia adalah kelas yang jumlahnya begitu besar dan sedang meningkat jumlahnya. Tetapi, alih-alih menggambarkan hal tersebut, Vltchek sedang berusaha menunjukkan ke pengikutnya di Twitter yang ada 5 ribuan orang itu bahwa di Indonesia hanya ada dua kelas: miskin dan kaya. Tidak begitu adanya. Kelas menengah sedang jaya-jayanya di Indonesia.

Di cuitan yang kedua, ia sedang berusaha menunjukkan bahwa keamanan di pusat perbelanjaan ada karena orang-orang kaya yang ketakutan akan yang miskin. Padahal mah, ya Tuhan, enggak sama sekali! Pengamanan ya dilakukan karena emang itu ruang publik yang sering kali jadi mangsa para terorisme. Wajar dong pusat perbelanjaan diamanin? Dengan alasan yang enggak make sense, Vltchek berusaha ngeyakinin orang kalau pusat perbelanjaan tersebut dijaga karena yang kaya takut diserang yang miskin. Dia pikir orang miskin Jakarta enggak pernah ke pusat perbelanjaan kali ya?

Di cuitan yang terakhir, Vltchek berusaha bilang kalau Indonesia begitu memuja kapitalisme, sampai-sampai ada patung yang bertuliskan entrepreneur di tengah kota Jakarta. Lah orang-orang yang lahir dan besar di Jakarta aja enggak tahu ada patung begituan. Ini ngaku-ngaku kalau seluruh orang Indonesia adalah pemuja kapitalisme. Benar-benar kurang piknik.

Dari ketiga cuitan di atas, Vltchek sedang berusaha yakinin orang di luar sana kalau di Indonesia semua orang sudah tercuci otaknya dengan kapitalisme, yang mengakibatkan Indonesia begitu miskin. Dua hal yang salah: Indonesia enggak semiskin yang dia pikir, dan enggak semua orang sudah tercuci otaknya dengan kapitalisme. Coba piknik gih, keliling Indonesia dan banyak ngobrol sama banyak orang, biar tau gimana beragamnya Indonesia.

Share: Andre Vltchek, Jurnalis Kurang Piknik