Isu Terkini

Agus Prayogo: Dari Geng Motor, Tentara Sampai Prestasi Keren di Lintasan Lari

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Agus Prayogo jadi warna lain yang menarik dari sosok atlet yang dimiliki Indonesia. Selain berprestasi di cabang olahraga lari jarak jauh, Agus juga tercatat sebagai prajurit tentara yang sempat merasakan dunia geng motor.

Kalau boleh dibilang, Agus ini paket lengkap karena sudah merasakan berbagai latar belakang kehidupan baik itu saat getir dan kerasnya berjuang, sampai menikmati hasil manis dari usaha panjang. Agus adalah hasil dari kerja keras.

Sejak berusia 10 tahun atau saat masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD), Agus sudah menggeluti cabang olahraga lari. Potensinya di lintasan lari ternyata memang langsung terlihat sejak saat itu.

Bagaimana tidak, bakat yang dimiliki Agus ternyata mengalir dari kedua orang tuanya. Sang ayah Prayitno adalah mantan atlet lari Jawa Tengah yang sekarang mengelola Tidar Club Atletik di Magelang, sementara ibunya Supriyaningsih, mantan atlet bola volly di Magelang.

Seperti apa perjalanan karier Agus di cabang olahraga lari? Lalu, bagaimana juga kisah menarik Agus saat pernah bergabung dengan geng motor hingga akhirnya jadi prajurit tentara? Yuk simak ceritanya di bawah ini.

Merintis Prestasi dari Level Junior

Agus langsung berhasil menjadi juara di turnamen pertamanya saat mengikuti ajang Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) SD tingkat kota Magelang. Dari situlah, Agus terus berlatih dan mengasah kemampuannya di dunia lari.

Pelan-pelan sosok kelahiran Bogor, 23 Agustus 1985 silam itu berhasil meningkatkan prestasinya di level junior. Ia sukses meraih medali emas lari nomor 5000m di pentas Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2001.

Atlet lari jarak jauh Indonesia, Agus Prayogo saat tampil di ajang SEA Games 2017 di Malaysia. Foto: Instagram/AgusPrayogo21.

Di tahun yang sama, Agus bahkan sukses menyabet dua medali emas lari di nomor 5000m dan 1500m ASEAN School Games di Thailand. Lalu, pada 2002, Agus juga meraih medali emas lari 5000m ASEAN School di Brunei Darusallam.

Tak berhenti sampai di situ, Agus kembal mengukir prestasi setahun setelahnya. Pelari berusia 32 tahun itu sukses meraih dua medali emas lari 5000m dan 10000m di ajang ASEAN School di Jakarta pada tahun 2003.

Kesuksesan Agus mengukir prestasi di level junior itulah yang membuka jalan bagi Agus untuk masuk ke pelatnas Tim Nasional Indonesia. Namun, ia harus mengorbankan kuliahnya di jurusan manajemen akutansi di salah satu kampus Salatiga, yang tidak selesai dan hanya sampai tiga semester saja.

Setelah masuk pelatnas, pada SEA Games 2003 silam, Agus akhirnya menjalani debutnya bersama Indonesia di tingkat senior.

Namun, prestasi di level junior ternyata sama sekali tak linear dan belum menular untuk Agus yang baru menjalani debut di level senior. Ia gagal menyumbangkan medali untuk Merah Putih di SEA Games 2003 tersebut.

Setelah SEA Games 2003, ternyata karier Agus tak kunjung membaik dan malah jalan di tempat. Ia hanya mampu meraih perunggu cabang lari nomor 5000m dan 10000m pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 di Palembang.

Beli Motor dan Masuk Geng Motor

Agus sempat mengalami titik jenuh di tahun 2005. Di pelatnas, ia merasa hanya menjalankan latihan yang monoton, apalagi pikirannya bercabang lantaran tak punya pekerjaan tetap ditambah lagi kuliah yang terbengkalai.

“Selain latihan yang begitu saja, saya sendiri waktu itu belum punya pekerjaan tetap, terus merasa kuliah tidak selesai kemudian prestasi masih underdog juga di timnas senior, belum juara nasional dan ajang lari sendiri belum seramai sekarang,” kata Agus seperti dilansir dari Indosport, Minggu, 14 Agustus 2016 silam.

Agus Prayogo berhasil mempersembahkan medali perak di nomor lari marathon SEA Games 2017 di Malaysia. Foto: Instagram/AgusPrayogo21.

Bahkan, Agus memutuskan untuk vakum sementara waktu dari pelatnas lari pada tahun itu juga. Yang mengejutkan, ia sempat bergabung dengan geng motor. “Sempat vakum dulu, lalu pulang ke Magelang sekitar 2005 dan waktu itu lagi ramai-ramainya geng motor. Jadi saya beli motor dan gabung sama mereka,” ucap Agus.

Ternyata Agus punya alasan sendiri mengapa akhirnya ikut bergabung dengan geng motor. Ia merasa bosan dengan kehidupan yang ia jalani sejak kecil yang hanya fokus untuk berlatih dan meningkatkan kemampuannya di lintasan lari saja.

“Cuma untuk menghilangkan kebosanan, karena dari SD bisa dibilang masa kecil hilang karena harus fokus latihan dan lainnya jadi ingin enjoy sebagaimana anak muda sewajarnya. Jadi ikut geng motor, punya teman baru, dan rasain dunia yang berbeda,” ujarnya.

Jadi Tentara Lewat Jalur Prestasi

Lalu, setelah menjalani masa-masa jenuh, Agus ternyata mendapatkan kesempatan langka yakni menjadi prajurit militer. Agus pun akhirnya memutuskan untuk bergabung ke militer, tepatnya pada tahun 2007.

“Saya masuk militer melalui jalur prestasi dengan bermodalkan piagam dan sertifikat prestasi saya di dunia lari. Setelah lolos langsung menjalani pendidikan selama satu tahun hingga 2008 resmi jadi tentara,” kata Agus.

Saat menjadi prajurit tentara inilah, prestasi Agus di cabang lari justru mengalami kebangkitan yang luar biasa. Agus sendiri tercatat sebagai prajurit TNI AD yang bertugas di Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi berpangkat sersan kepala.

Agus mendapatkan dukungan penuh dari kesatuannya untuk kembali merintis karier di cabang olahraga lari. Hingga akhirnya Agus memutuskan untuk kembali ikut seleksi pelatnas lagi dan bergabung ke Timnas Indonesia, yang saat itu sedang bersiap menuju SEA Games 2009 di Laos.

Agus Prayogo tercatat sebagai prajurit TNI AD sejak 2008 di Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi. Foto: Instagram/AgusPrayogo21.

Tak tanggung-tanggung, Agus langsung mempersembahkan medali emas lari di nomor 10000m di ajang SEA Games 2009 yang berlangsung di Laos. Setelah itu, karier Agus terus menanjak hingga akhirnya menjadi andalan timnas sampai hari ini.

“Yang pasti jiwa nasionalisme saya jadi meningkat dari sebelum masuk TNI, ” ucap Agus yang mengatakan bahwa setelah menjadi tentara, prestasinya di dunia lari justru meningkat pesat.

Dengan prestasi yang gemilang, Agus Prayogo mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa dari Panglima TNI dari pangkat Sertu menjadi Serka TMT 1-10-2016.

Harapan di Asian Games 2018

Kini, Agus pun menatap perhelatan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di rumah sendiri, Jakarta dan Palembang. Ia memiliki catatan banyak untuk memperbaiki dirinya setelah gelaran SEA Games 2017 lalu.

Agus terus melakukan evaluasi agar dirinya bisa tampil dengan hasil lebih baik di Asian Games 2018 mendatang. Seperti diketahyui, di SEA Games 2017, Agus yang menargetkan dua medali emas pada nomor maraton dan 10.000 meter hanya sanggup membawa emas dari nomor kedua.

Saat itu, Agus harus finis pada urutan kedua setelah dikalahkan rival yang juga teman dekatnya, Soh Rui Yong (Singapura) di nomor maraton.

“Di Asian Games 2018, saya disarankan hanya turun di satu nomor saja, dan masih didiskusikan. Tapi saya pribadi ingin turun di maraton,” kata Agus seperti dilansir dari Antara, Rabu, 20 September 2017.

Kendala pertama yang ditekankan Agus adalah tempat berlatih yang dinilainya masih jauh dari kata layak. Agus dan para pelari jarak jauh lainnya selama ini berlatih di kawasan perkebunan teh Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

“Di Pangalengan saya berlatih dengan permukaan tanah gravel (berkerikil-red), di mana hal ini jelas menyulitkan saya dalam berlari. Jika ada lokasi yang lebih layak, tentu prestasi saya akan lebih baik, ” ucap Agus.

Nah, Agus sendiri merasa sudah waktunya ia berlatih di tempat-tempat ideal yang selama ini dipakai para pelari maraton kelas dunia jelang tampil di Asian Games 2018 nanti. Ia mencontohkan sederet pelari kelas dunia yang berlatih di lokasi yang layak.

Agus Prayogo saat meraih medali emas, perak, dan perunggu di SEA Games 2017. Foto: Instagram/AgusPrayogo21.

“Pelari-pelari luar biasa berlatih di Kenya dan Amerika Serikat. Lokasinya juga di dataran tinggi lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Di Pangalengan, ketinggiannya hanya 1.500 meter di atas permukaan laut, ” kata Agus.

Lalu, kendala kedua yang dihadapi Agus adalah tidak memiliki partner dalam melakukan latihan lari maraton. Agus pun merasa jenuh dan bosan jika harus terus berlatih sendiri.

“Tidak ada yang bisa memotivasi saya di dalam latihan, karena cuma sendirian. Ini juga jadi pembelajaran, bahwa sudah saatnya saya berlatih dengan partner di lokasi yang lebih memadai, ” ucap Agus.

Nantinya di Asian Games 2018, Agus tak mau memasang target yang muluk-muluk. Jika tampil di nomor maraton, Agus sadar bahwa lawan-lawannya nanti pasti jauh lebih sulit ketimbang di SEA Games 2017.

“Saya mau memperbaiki catatan waktu saja. Catatan waktu terbaik saya 2 jam 21 menit. Target saya adalah bisa melebihi target saya tadi. Ini jangka panjang, supaya saya bisa ikut serta di Olimpiade Tokyo 2020 nanti, ” ujarnya.

Berikut Daftar Prestasi Agus Prayogo Usai SEA Games 2009:

9th Asian Games GuangZhou 2010 (pecah rekor Nasional 5000m & 10000m).
Medali emas lari 5000m SEA Games Indonesia 2011.
Medali emas lari 10000m SEA Games Indonesia 2011.
Medali emas lari 5000m PON Riau 2012.
Medali emas lari 10000m PON Riau 2012.
Medali emas cross country Malaysia 2013.
Juara 1 Jakarta 10k 2014.
Juara 1 Jakarta marathon 2014.
Medali perak lari 5000m SEA Games Singapore 2015.
Medali emas lari 10000m SEA Games Singapore 2015.
Juara 1 Borobudur Half Marathon 2015.
Juara 1 Balikpapan 10k 2016.
Juara 1 Pocari Sweat Run Medan Surabaya n Jakarta 2016.
Podium 1 lari 5000m (dengan rekor 14:54) PON Jawa Barat 2016.
Podium 1 lari 10000m (dengan rekor 30:23) PON Jawa Barat 2016.
Podium 1 lari marathon (dengan rekor 2:27) PON Jawa Barat 2016.

Share: Agus Prayogo: Dari Geng Motor, Tentara Sampai Prestasi Keren di Lintasan Lari