Isu Terkini

Sederet Informasi Mengenai Penembakan di Selandia Baru Saat Salat Jumat

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Kota Christchurch, Selandia Baru, dihujani tembakan siang hari ini, Jumat (15/3) waktu setempat. Pelaku menyerang dua masjid yang sedang melaksanakan salat Jumat. Teridentifikasi, kedua masjid tersebut adalah Masjid Al Noor di daerah Hagley Park dan Masjid Linwood di pinggiran kota Linwood. Berikut hal-hal penting yang perlu kita ketahui dari kejadian ini.

Jam 2 Siang, Terdengar Suara Tembakan Senjata

Dilansir dari 1News, sekitar jam 2 siang waktu setempat, seorang saksi mata mendengar 20 tembakan senjata api dan tiga orang tergeletak di dekat masjid jalan Deans Ave. Tidak lama setelahnya, polisi langsung mengeluarkan pernyataan agar masyarakat menghindari area Deans Avenue. Pihak kepolisian menurunkan pasukan bersenjata sekaligus meminta semua orang yang berada di daerah Christchurch tidak keluar rumah.

Pukul 14.40 waktu setempat, seorang saksi mata di tempat kejadian bernama Mohammed Nazir bercerita kalau ia melihat tiga perempuan ditembak di depan masjid. Beruntung, ia berhasil melarikan diri dari tempat kejadian dan langsung menghubungi pihak kepolisian. Ia meninggalkan sepatunya di masjid dan harus memanjat dinding untuk melarikan diri dari tempat kejadian perkara.

Selain itu, juga terdapat beberapa catatan penting mengenai kejadian ini seperti yang sudah dirangkum Asumsi.co.

Sekolah-sekolah Mulai Ditutup

Akibat teror ini, sekolah-sekolah di daerah Christchurch langsung menutup total sekolah. Beberapa sekolah seperti Linwood Ave, Christ’s College, dan Girls High dilaporkan menutup sekolahnya. Sekolah-sekolah ini tidak mengizinkan siapapun keluar masuk sampai kejadian benar-benar mereda. Penutupan sekolah ini juga dikonfirmasi oleh pihak kepolisian sekitar pukul 2.45 sore. “Sebagai sebuah respon terhadap insiden penembakan di Christchurch, semua sekolah-sekolah di daerah Christchurch sudah ditutup.”

Ada Ratusan Orang di Dalam Masjid

Sekitar pukul 2.55 sore, Radio NZ melaporkan ada 300 orang di dalam Masjid Linwood. Banyaknya orang yang ada di dalam masjid karena memang aksi penembakan ini dilakukan di sekitar waktu salat Jumat. Penembakan di Masjid ini terjadi selama 10-15 menit. Masjid Linwood adalah masjid kedua yang dilaporkan terjadi penembakan setelah Masjid Al Noor yang berada di Deans Ave. Untuk berjaga-jaga, Kepolisian Auckland mengirim pasukannya ke setiap masjid yang berada di wilayah Auckland.

Live Streaming Lewat Facebook

Diketahui pula bahwa sang penembak menyiarkan langsung peristiwa penembakan tersebut. Dengan dua senjata api laras panjang itu, ia menembak orang-orang dan bisa disaksikan secara langsung di akun Facebook-nya. Diketahui pula bahwa 2 hari sebelum kejadian, foto senjata yang digunakan sempat diunggah ke akun Facebook. Namun tak butuh waktu lama, pihak Facebook menyatakan telah memindah video tersebut dari dari Facebook dan Instagram. Segala video yang tersebar di berbagai akun pun telah dicabut dari Facebook dan Instagram.

Police alerted us to a video on Facebook shortly after the livestream commenced and we quickly removed both the shooter’s Facebook and Instagram accounts and the video. We’re also removing any praise or support for the crime and the shooter or shooters as soon as we’re aware.— Facebook Newsroom (@fbnewsroom) March 15, 2019

Gerakan Supremasi Kulit Putih Menjadi Faktor Pendorong

Analis Keamanan dari Inggris, Paul Buchanan, mengakui bahwa dirinya sudah melihat manifesto milik para teroris. Ia meyakini bahwa penembakan ini jelas adalah suatu tindakan supremasi kulit putih. Manifesto sepanjang 73 halaman ini diunggah salah satu terduga teroris bernama Brenton Tarrant secara daring. Dalam manifesto tersebut, terduga teroris mengaku ia hanya ingin memastikan masa depan “kaumnya” yang berasal dari kaum kelas pekerja dengan upah rendah.

Tarrant adalah seseorang berkebangsaan Australia. Belum diketahui identitas terduga teroris lainnya yang juga sudah ditangkap oleh pihak kepolisian. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengonfirmasi bahwa Tarrant adalah seorang warga Australia. Morrison menyebut Tarrant sebagai ekstremis, sayap-kanan, dan teroris.

Perdana Menteri Selandia Baru Sebut Kejadian Ini Sebagai Salah Satu Hari Terkelam Negaranya

Sekitar pukul 4 sore,  Perdana Menteri Jacinda Ardern mengonfirmasi adanya aksi teror ini. Ia juga mengakui ada beberapa tempat di Christchurch yang menjadi lokasi terjadinya penembakan. Ardern mengungkapkan bahwa penembakan ini menjadi salah satu hari paling kelam buat Selandia Baru.

Jumlah Korban Terus Bertambah

Dilansir dari The Guardian, dilaporkan korban tewas per pukul 5 sore Waktu Indonesia Barat (WIB) sudah mencapai 49 orang. Sekitar 20 orang lainnya mengalami luka serius. Masih ada kemungkinan angka korban ini terus bertambah.

Ada Enam WNI yang Berada di Lokasi Penembakan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengonfirmasi adanya enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di lokasi kejadian penembakan. Tiga di antaranya berhasil melarikan diri, namun tiga lainnya belum diketahui. “Informasi awal, terdapat enam WNI yang berada di masjid tersebut; tiga WNI berhasil melarikan diri dan sudah bisa melakukan kontak. Kita sedang mencoba mencari tiga WNI lain,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (15/3).

Share: Sederet Informasi Mengenai Penembakan di Selandia Baru Saat Salat Jumat