Isu Terkini

Temuan BPOM: 1,1 Persen Sampel Takjil Mengandung Bahan Berbahaya

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Maryam Sicard

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengungkapkan, jajanan takjil yang menjadi santapan kita saat berbuka puasa terrapat kandungan berbahaya di dalamnya.

Jumlah Sampel: Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan, 1,1 persen dari total 8.600 sampel takjil di sejumlah daerah mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.

“Dari sekitar 8.600 sampel takjil yang diperiksa, lanjut dia, sebesar 1,1 persen yang mengandung bahan berbahaya, seperti formalin,” katanya melalui konferensi pers di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Dimusnahkan: Adapun setelah ditemukan barang bukti pangan berbahaya bagi kesehatan itu, kata Penny dilakukan penyitaan dan pemusnahan. 

Dirinya mengingatkan, supaya masyarakat senantiasa mewaspadai kandungan bahan baku garam, gula, dan lemak berlebih yang berisiko memicu penyakit di tubuh kita.

Penyakit Mematikan: Penny menyebutkan, kandungan-kandungan berbahaya yang terdapat di dalam takjil ini, termasuk kandung gula, garam, dan lemak berlebih menjadi penyebab penyakit mematikan seperti diabetes, jantung, kanker, dan ginjal, di kemudian hari.

“Hati-hati dengan kandungan gula, garam, dan lemak, karena bisa jadi bahaya. Aspek gula dan lemak tidak bisa dirasakan langsung, kalau karena bakteri bisa dirasakan langsung di pencernaan,” tuturnya.

Edukasi Masyarakat: Meski demikian, Penny mengatakan temuan takjil berbahaya ini turun 7,3 persen dari periode yang sama pada tahun lalu. Menurutnya, penurunan temuan kasus itu dipengaruhi pemahaman masyarakat yang lebih selektif terhadap pangan berbahaya di pasaran.

Maka, ia memastikan  intensitas komunikasi dan edukasi  terus dikembangkan oleh BPOM kepada masyarakat dengan melibatkan banyak pihak.

“Edukasi terus kami kembangkan bersama pihak pemda, tokoh masyarakat, dan edukasi kepada masyarakat bagaimana memilih produk yang baik,” ucapnya.

Share: Temuan BPOM: 1,1 Persen Sampel Takjil Mengandung Bahan Berbahaya