General

Tips Bikin Bisnis Jasa Tata Rias

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi

Pandemi covid-19 membawa berkah tersendiri bagi Tania Basir, seorang warga Indonesia yang kini tinggal di Melbourne, Australia. Pandemi covid-19 yang melanda dunia membuat Tania mencoba peruntungannya di dunia bisnis tata rias.

“Saya mengawali bisnis ini karena tertarik pada kecantikan dan SPMU masih terbuka sekali peluangnya,” ujar Tania.

Memulai perjalanan: Tania mengatakan, ia memulai perjalanannya dengan ikut berbagai kursus online selama dua tahun. Dari kursus itu, ia banyak belajar teori tata rias.

“Dari belajar teori, 1 on 1 consultation, latihan pengerjaan menggunakan latex, sampai praktek langsung ke 10 model. Kebetulan akademi sulam tempat saya belajar ini cukup terkenal dan diakui di Australia maupun secara global,” ujar Tania.

Menjalin relasi: Tania mengaku melalui akademi itu, ia bisa menjalin hubungan dengan tenaga ahli dan profesional Tata Rias Semipermanen atau Semipermanent Makeup (SPMU) dari Australia dan berbagai negara lain. Berbagai kenalannya itu selalu ia jaga untuk bisa menambah pengetahuan dan perkembangan terkini dunia tata rias.

Ia mengaku masih ingat bagaimana pertama kali mendapatkan klien. Kala itu ia mengaku cukup terbiasa sebab sudah kerap berlatih dengan latex dan praktik langsung dengan model.

“Hanya, memang harus tetap belajar tentang kulit setiap client dan tentang color correction yang tepat. Kulit orang Australia lebih tipis, lebih sensitif , dan lebih gampang berdarah dibandingkan kulit orang indonesia. Sedangkan karena skin tone nya juga beda, pemilihan warna juga harus hati-hati. Untuk orang Australia pigment lebih cepat masuk jadi warna tidak bisa terlalu gelap,” ungkap Tania.

Pahami regulasi: Menurut Tania, dari sisi regulasi untuk para tenaga ahli dan profesional SPMU baik yang memiliki home-based business maupun commercial business di Australia juga jauh lebih jelas dan ketat dari Indonesia.

“Semua tenaga ahli/profesional SPMU harus punya sertifikasi dari badan yang diakui di Australia. Lalu untuk mendaftarkan bisnis kita, akan ada pihak yang datang melakukan inspeksi apakah persyaratan sebagai bisnis SPMU sudah dipenuhi. Untuk home-based business, working space harus terpisah dari living space, ada floor plan nya,” ujar Tania.

Perkumpulan pelaku jasa: Ketua Perkumpulan Tata Rias Semipermanen Indonesia (PERTASPI), Anggie Rassly mengungkap mereka yang bergerak di bidang jasa seperti Tania lebih baik memiliki perkumpulan. Hal itu dilakukan demi percepatan pengetahuan tren dan relasi dengan pelaku jasa yang lain.

“Semakin semangat menjalankan bisnisnya, karena akhirnya sudah ada wadah untuk para tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia bertukar insight dan bersama-sama saling memberikan support. Sehingga di tahun 2023, industri SPMU Indonesia akan semakin berkembang dan semakin banyak tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia yang bisa go international,” ujar Rassly.

Baca Juga:

Tips Beli Rumah di Lokasi Strategis

Tips Olahraga yang Efektif Turunkan Berat Badan

4 Tips dapat Rambut Menawan ala Salon

Share: Tips Bikin Bisnis Jasa Tata Rias