Internasional

Massa Anti-Lockdown di China Minta Xi Jinping Turun

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
ANTARA/M. Irfan Ilmie

Protes terhadap kebijakan nol Covid-19 yang melibatkan penguncian (lockdown) di China semakin menyebar. Di sisi lain, lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi.

Tuntut Xi Jinping mundur: Para demonstran di Shanghai menyerukan permintaan yang jarang terjadi sebelumnya. Mereka menuntut Presiden Xi Jinping mundur. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti ‘Turunkan Xi Jinping’ dan ‘Turunkan kaisar yang merujuk pada pemimpin negara tersebut.

Dilansir dari Antara, banyak petugas polisi yang dikerahkan di lokasi untuk mengepung para pengunjuk rasa dan menahan beberapa di antaranya. Gerakan protes besar di China jarang terjadi karena mengkritik pemerintah secara terbuka dianggap ilegal.

Kasus kebakaran: Kota Shanghai, yang merupakan pusat keuangan dan komersial di China, telah menjalani penguncian (lockdown) selama dua bulan pada awal 2022. Banyak aksi unjuk rasa di seluruh China dipicu oleh kebakaran mematikan yang terjadi di Urumqi, ibu kota Xinjiang.

Para demonstran menyuarakan spekulasi terkait upaya evakuasi dan penyelamatan dalam peristiwa kebakaran itu mungkin terhambat akibat langkah penguncian. Mahasiswa Universitas Tsinghua – yang merupakan almamater Xi Jinping – mengadakan demonstrasi pada Minggu (27/11/2022) untuk menyerukan kebebasan.

Nyala lilin juga diadakan di sebuah universitas Nanjing pada Sabtu (26/11/2022) untuk meratapi 10 korban kebakaran yang terjadi di sebuah gedung apartemen bertingkat tinggi di Urumqi. Lalu, lebih dari 100 orang turun ke sebuah jalan lokal bernama Urumqi pada Sabtu (26/11/2022) malam. Mereka menawarkan lilin dan bunga untuk memberi penghormatan kepada para korban kebakaran.

Aksi protes juga dilakukan di pusat kota Wuhan — tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, kota Shenzen – merupakan pusat kegiatan teknologi, kota Lanzhou, dan kota Jilin.

Kenaikan kasus Covid-19: Hingga Sabtu (26/11/2022), China telah mencatat lebih dari 38.000 kasus Covid-19 harian.. Ini merupakan angka kasus tingkat tertinggi untuk hari keempat berturut-turut dibandingkan dengan saat pemerintah mulai merilis data pada musim semi 2020.

Orang-orang di daerah yang menjalani lockdown dilarang meninggalkan rumah. Mereka seringkali kesulitan mendapatkan makanan yang cukup dan kebutuhan sehari-hari. Pemerintah China menyatakan akan menahan diri untuk tidak menerapkan lockdown di seluruh kota sebagai tanggapan terhadap kemarahan publik yang semakin parah. Pemerintah China mengganti lockdown dengan mengisolasi bangunan tempat kasus Covid-19 dilaporkan.

Kepemimpinan Xi Jinping diyakini khawatir dengan penyebaran aksi protes terhadap kebijakan nol-Covid-19 dan meningkatnya kritik terhadap pemerintah. Xi Jinping memulai masa jabatan lima tahun sebagai presiden untuk ketiga kalinya, yang mana hal itu melanggar norma. Xi Jinping kembali menjabat sebagai ketua Partai Komunis yang berkuasa pada Oktober 2022.

Baca Juga:

Xi Jinping Marah ke Justin Trudeau di G20 Bali, Kenapa?

Adu Mulut soal Taiwan Warnai Pertemuan Joe Biden-Xi Jinping di Bali

Joe Biden dan Xi Jinping Bertemu di Bali, Berharap Hubungan AS-China Baik Lagi

Share: Massa Anti-Lockdown di China Minta Xi Jinping Turun