Isu Terkini

Hujan Kritik untuk Tim Bayangan Nadiem

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Foto: Humas Kemendibud

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku memiliki tim bayangan di luar kementerian yang ditugaskan untuk meramu dan mengevaluasi kebijakan. Tim tersebut berjumlah ratusan orang yang terdiri dari manajer produk, insinyur perangkat lunak sampai ilmuwan data.

Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) menengai tim bayangan Nadiem menjadi pangkal karut-marutnya sejumlah kebijakan dalam dunia pendidikan saat ini.

Ketua Bidang Kajian dan Riset Kebijakan Pendidikan NU Circle, Ki Bambang Pharma mengatakan, tim bayangan telah salah mendesain sejumlah kebijakan dalam dunia pendidikan di era Nadiem.

Salah satunya kebijakan Profil Pelajar Pancasila yang nilai-nilainya dianggap tidak diturunkan dari nilai luhur Pancasila, seperti tertuang dalam Naskah Akademik RUU Sisdiknas.

“Kami curiga keberadaan tim bayangan ini yang menyebabkan terjadinya karut-marutnya kebijakan pendidikan nasional. Akibat ketidakpahaman dan kepongahannya menyebabkan salah desain kebijakan pendidikan nasional. Mereka bahkan gagal paham nilai luhur Pancasila sehingga mendesain Profil Pelajar Pancasila justeru tidak diturunkan dari nilai-nilai Pancasila,” kata Ki Bambang Pharma dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/9/2022).

Tiadakan nila Pancasila: Dia memandang, secara terang-terangan, Naskah Akademik RUU Sisdiknas tidak menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai nilai dasar Profil Pelajar Pancasila yang kini menjadi kebijakan resmi Nadiem Makarim.

Bahkan meski RUU Sisdiknas belum disahkan dan ditolak oleh Badan Legislasi DPR RI masuk dalam Prolegnas Prioritas 2022, kebijakan Profil Pelajar Pancasila yang tidak merujuk nilai luhur Pancasila itu sudah diberlakukan.

“Awalnya nilai-nilai agama hilang lalu direvisi dan diralat setelah diprotes masyarakat. Kini nilai Pancasila yang masih hilang adalah nilai kebangsaan, nasionalisme dan keadilan sosial. Semua nilai itu tetap hilang. Padahal seharusnya nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila harus diturunkan langsung dari Nilai Luhur Pancasila bukan seenaknya sendiri diambil dari nilai universal,” ujar Ki Bambang Pharma.

Menurut Ki Bambang, 400 anggota Tim Bayangan Nadiem ini juga gagal paham hubungan Pancasila dengan kewarganegaraan. Bahkan tidak paham bagaimana pendidikan didefinisikan. Mereka juga dianggap tidak memahami definisi pendidikan akibatnya seluruh struktur dan bangunan filosofis RUU Sisdiknas berantakan.

Esensi bahasa: Bahasa Indonesia bahkan hanya dimaknai sebagai alat komunikasi. Padahal bahasa Indonesia bukan hanya alat berkomunikasi tetapi alat untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan bahasa perjuangan bangsa Indonesia sehingga harus tetap menjadi bahasa pengantar di sekolah.

NU Circle mendesak supaya dilakukan investigasi dan pengusutan terhadap 400 orang Tim Bayangan, siapa mereka dan apa misi terselubungnya.

“Karena sudah menyentuh aspek nilai nilai luhur Pancasila yang dihilangkan, patut dicurigai 400 anggota Tim Bayangan ini membawa misi terselubung untuk menghancurkan generasi masa depan Indonesia. Ini sangat berbahaya. Apalagi 400 anggota itu tidak pernah dites atau lulus Tes Wawasan Kebangsaan,” katanya.

Dibubarkan: Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPN Vox Point Indonesia, Indra Charismiadji meminta Nadiem Makarim membubarkan 400 anggota tim bayangan tersebut.

“Bubarkan organisasi bayangan ini. Kalau Mendikbud Ristek tidak mampu bekerja sama dan membangun ASN di Kemdikbud, bisa dipastikan dia juga tidak mampu membangun SDM Indonesia di masa depan,” ujar Indra.

Diungkap Nadiem: Tim bayangan kali pertama diungkap Nadiem dalam acara United Nations Transforming Education Summit di markas besar PBB, Amerika Serikat. Pernyataannya diunggah dalam sebuah potongan video melalui akun Instagram pribadinya, Jumat (23/9/2022).

“Kami sekarang memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak, ilmuwan data yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian,” kata Nadiem.

Nadiem menjelaskan bahwa tim tersebut bukanlah vendor yang bekerja untuk Kemendikbudristek. Nadiem tak main-main membentuk tim itu, bahkan menurutnya ketua tim itu selevel dengan direktur jenderal (Dirjen) yang ada di Kemendikbudristek.

“Tim yang beranggotakan 400 orang, bukanlah vendor untuk Kementerian. Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapanya hadir di sini,” ujarnya.

Tim ini bakal bekerja sesuai dengan arahan dari Kemendikbudristek. Mereka akan meriset dan melakukan validasi mengenai kebijakan yang akan dirumuskan. Apakah kebijakan yang diambil tersebut bakal efektif atau tidak.

“Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan ‘Sebentar kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan’” kata Nadiem.

Pembentukan tim ini sebagai wujud nyata Nadiem menyontek sistem yang dilakukan pada perusahaan teknologi dalam merilis sebuah produk.

Baca Juga:

Nadiem Punya Tim 400 Orang di Luar Kemendikbudristek

Fakta Terkini Khilafatul Muslimin Usai Menteri Pendidikan Ditangkap

Tantangan PUPR Mempersiapkan Sanitasi Di Lembaga Pendidikan Keagamaan

Share: Hujan Kritik untuk Tim Bayangan Nadiem