Isu Terkini

Gemerlap Panggung Lady Rocker Era 1990-an

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi Mic

Musik rock yang dikemas dengan suara instrumen berdistorsi disebut identik dengan maskulinitas. Namun, kaum hawa bisa tampil di panggung utama rock pada dekade 1990-an.

Nike Ardila: Master piece lagu dari Nike Ardila, ‘Bintang Kehidupan’, mampu menembus penjualan 2 juta copy. Bahkan, popularitas itu membuat Nike Ardila menjadi legenda influencer rock era 1990-an.

Nike Ardila memulai karir musisi di usia 14 tahun. Sayangnya, menginjak usia 19 tahun, legenda rock tersebut pergi untuk selamanya. Kecelakaan lalu lintas sebabkan Nike Ardila harus menggantung microphone dan menjadikan lengkingan sebagai karya abadi dalam rekaman saja.

‘Seberkas Sinar’, ‘Sandiwara Cinta’, ‘Suara Hatiku’, ‘Aku Takkan Bersuara’, ‘Tinggalah Ku Sendiri’, dan ‘Panggung Sandiwara’, adalah lagu abadi yang menjadi bukti kemegahan suara emasnya. Meski karirnya singkat, Nike Ardila menjelma simbol lady rocker era 1990-an. Disebut-sebut tak banyak lagi kaum hawa yang mampu meraih capain setelah era Nike Ardila.

Nicky Astria: Menyusul usai era Nike Ardila, harapan kaum hawa dalam pementasan genre rock, dilanjutkan pada sosok Nicky Astria, yang mampu menyisihkan gempuran slow rock dari negeri Jiran saat itu.

Ia mengakui sulit menelurkan regenerasi lady rocker Indonesia. Ia menilai, kendala regenerasi lady rocker di industri musik masa kini tak lepas dari pertimbangan aspek komersil.

“Karena susah dijualnya,” ujar pelantun lagu ‘Mengapa’ itu.

Ia menganggap, musik rock belum punya jaminan akan sukses secara komersil seperti genre musik lain, seperti dangdut. Orang-orang yang berkecimpung di dunia musik, kemungkinan besar memilih genre yang pasti laku dan diterima pasar.

Bedanya, saat itu rocker perempuan memang sedang naik daun. Nama-nama seperti Nike Ardilla dan Anggun C. Sasmi adalah sebagian dari penyanyi dari genre tersebut.

Seiring berjalannya waktu, musik rock mulai meredup. Penyanyi yang mengusung genre tersebut menghilang atau beralih ke genre yang lebih komersil.

“Ada juga yang mengikuti alur, enggak berani tetap setia di rock karena memang susah, (rock) enggak selaku dangdut. Kalau dangdut memang enggak pernah mati,” tutur Nicky kepada Antara.

Istilah lady rocker: Menurut Nicky, lady rock bisa saja merupakan bentuk pembatasan genre dan ‘jenis kelamin’ pada musik.

“Ya karena musik rock itu susah dijual, apalagi penyanyi wanita. Berbeda dengan pop atau bahkan dangdut di mana penyanyi wanita mudah terkenal,” tutur Nicky.

Pengamat musik, Mudya Mustamin menganggap, sebenarnya tidak ada istilah lady rock.

“Di luar negeri tidak ada istilah lady rocker,” ucapnya, dilansir dari Antara.

Istilah lady rock muncul dari permintaan industri, yang mana tentu saja agar lebih mudah dalam menjual musik, mengingat penyanyi rock wanita saat itu masih belum jamak.

Istilah itu muncul seiring dengan banyak penyanyi wanita eksis pada 1980-an dan tanggapan positif dari minat pasar atas digemarinya aliran slow rock.

“Jika pun Nike Ardila muncul pada era ini, belum tentu ia disebut lady rock. Tapi yang jelas rock adalah rock,” ucapnya.

Baca Juga:

Musik Bantu Pahami Emosi Manusia

Grup Musik Debu Kecelakaan Maut di Tol Probolinggo

The Rolling Stones Tur Eropa Rayakan 60 Tahun Bermusik

Share: Gemerlap Panggung Lady Rocker Era 1990-an