Isu Terkini

4 Juli 1776: Amerika Serikat Merdeka dari Inggris Raya

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Setiap tanggal 4 Juli, Amerika Serikat tenggelam dalam pesta. Para selebritas Hollywood merayakannya dengan keriaan besar-besaran semalam suntuk, sedangkan kebanyakan masyarakat kelas menengah Amerika Serikat berpesta di rumah masing-masing. Beberapa kelompok lain merayakannya secara lebih sederhana, dengan upacara bendera untuk mengenang para pahlawan yang gugur melawan Britania Raya. Bagaimana pun caranya, hari kemerdekaan harus dirayakan.

Perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dimulai semenjak awal dekade 1770-an. Namun, sumbu menuju kebebasan itu baru terpantik pada perang Lexington dan Concord yang dimulai pada 19 April 1775. Konflik ini terjadi antara 13 koloni (didukung Prancis) dan Inggris Raya, dan berkobar hingga 1783.

Awalnya, tidak semua koloni secara sadar ingin merdeka dari jajahan. Mereka hanya berjuang demi mendapatkan hak, namun tetap menjadi bagian dari kekuasaan Inggris Raya. Kendati demikian, seiring perluasan konflik, Inggris Raya justru memperburuk keadaan dengan bertindak lebih represif serta menambah jumlah tentaranya di Amerika. Mengetahui hal itu, masyarakat di berbagai koloni beramai-ramai bangkit melawan.

Memasuki tahun 1776, suara-suara untuk membebaskan diri dari penjajahan semakin keras. Pada 12 April 1776, koloni North Carolina memberikan otoritas kepada delegasi di Kongres untuk menyuarakan kemerdekaan. Pada 15 Mei 1776, konvensi Virginia menginstruksikan perwakilannya untuk melantaikan mosi kemerdekaan di Kongres. Instruksi ini dilaksanakan oleh Richard Henry Lee pada 7 Juni. John Adams dari Massachusetts mendukung mosi ini.

Namun, bukan berarti suara kemerdekaan di parlemen Koloni Serikat (nama sebelum Amerika Serikat merdeka) ini diterima begitu saja oleh Inggris Raya. Untuk mendelegitimasi permintaan Kongres, Inggris Raya menghilangkan kedaulatan parlemen sejak tanggal 6 Desember 1775. Dengan demikian, suara-suara tersebut dianggap tidak sah. Sebagai gantinya, Inggris Raya memberikan kesempatan bagi setiap koloni untuk membentuk pemerintahannya sendiri-sendiri, dengan catatan tetap bersumpah setia kepada Ratu. Kesempatan itu tak diindahkan.

Perdebatan di parlemen pun semakin panas pada Juni 1776. Kongres menunda resolusi yang dicetuskan Lee karena ada beberapa delegasi yang belum mendapatkan izin dari negara bagiannya, dan ada sebagian lainnya yang menolak mosi kemerdekaan ini. Satu nama yang paling gencar menolak mosi kemerdekaan ini adalah John Dickinson, yang menganggap Amerika harus terlebih dahulu membentuk pemerintah pusat dan mencari bantuan asing untuk menstabilisasi kondisi keuangan dalam negeri sebelum menyatakan kemerdekaan.

Meski ada penolakan, wacana kemerdekaan bergulir semakin kencang. Pada 11 Juni 1776, Thomas Jefferson, John Adams, Benjamin Franklin, Roger Sherman, dan Robert R. Livingston terpilih untuk menyiapkan kemerdekaan, termasuk dokumen-dokumen yang diperlukan. Kelompok ini dikenal dengan nama Komite Lima (Committee of Five).

Pada 2 Juli 1776, mosi kemerdekaan Lee disetujui parlemen. Hanya New York yang memilih untuk abstain karena belum mendapatkan persetujuan dari konvensi. Deklarasi kemerdekaan pun dibuat oleh Komite Lima sembari menunggu ratifikasi dari semua negara bagian. Deklarasi kemerdekaan ini berisi alasan-alasan untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka.

Meski pada 2 Juli kemerdekaan sudah disetujui oleh seluruh anggota Kongres, proses ratifikasi dan penulisan deklarasi kemerdekaan masih terus berjalan. Kemerdekaan itu pun datang dua hari kemudian, yakni pada 4 Juli 1776. Amerika Serikat secara resmi memerdekakan diri dari Inggris Raya. Selain itu, pada tanggal tersebut, mayoritas negara bagian juga sudah meratifikasi kemerdekaan Amerika Serikat. Hanya New York yang baru memberikan persetujuan pada tanggal 9 Juli 1776.

Share: 4 Juli 1776: Amerika Serikat Merdeka dari Inggris Raya