General

Dari Soekarno Sampai Setya Novanto, Ini Dia Fakta Menarik Soal Surat “Dari Penjara”

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Panggung politik Indonesia belakangan ini terpusat ke Setya Novanto, tersangka kasus korupsi e-KTP. Setelah melalui drama ‘kabur-kaburan’ terpanjang, sang Ketua DPR akhirnya dijebloskan ke tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (19/11).

Masalah yang dihadapi Setnov ini betul-betul pelik, tapi beliau tetap saja santai. Meski harus menanggung beban berat, Setnov tetap tak mau legowo mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR. Hal ini ditunjukkan melalui “surat sakti”-nya yang ia tulis dari balik jeruji besi.

Ya, Setnov menulis dua pucuk “surat sakti” beberapa hari lalu yang ditujukan untuk DPP Partai Golkar dan Pimpinan DPR RI. Surat itu juga dibubuhi materai. Isi dari surat tulisan tangan asli Setnov ini secara tegas menjelaskan bahwa beliau nggak mau mundur dengan ksatria dari kedua posisi strategis tersebut, meski sudah jelas-jelas dijerat kasus besar.

Tapi, tunggu dulu, kayaknya aksi politisi menulis surat dari balik jeruji besi ini sudah nggak asing lagi ya. Nggak hanya Setnov aja lho, coba lihat sebelumnya ada mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga pernah menulis surat dari dalam penjara. Jauh sebelumnya, ada Bapak Proklamator kita Soekarno yang menulis pledoi ‘Indonesia Menggugat’ dari balik penjara Bantjeuy di Bandung, Jawa Barat, pada akhir tahun 1929-an.

Ternyata ada beberapa fakta menarik yang perlu kamu ketahui dari hobi para politisi atau tokoh besar Indonesia menulis surat dari balik jeruji besi. Apa saja itu? Berikut kami rangkum ulasannya.

Tanpa Komputer Jadi Ya Tulisan Tangan

Fakta menarik yang pertama adalah setiap surat yang dibuat benar-benar menggunakan tulisan tangan, bukan mesin ketik kayak di kantor kelurahan. Sebuah kebiasaan yang kerap dilakukan di masa lampau tapi tetap dijalankan di zaman yang sudah serba modern saat ini.

Padahal sekarang kan’ jenis komputer udah macem-macem di pasaran dengan harga yang menjangkau semua kalangan, tapi kok masih pake tulisan tangan ya? Ya namanya di penjara, masak Setnov mau numpang ngetik di komputer petugas penjara, atau cabut bentar ke warnet gitu.

Dikirim Lewat Orang Bukan Email

Setelah ditulis di atas kertas dengan menggunakan tangan, lalu surat dikirim lewat jasa pos. Eh, bukan dong, repot amat bapak politisi harus ke kantor pos dulu.

Ya paling suratnya dititipin ke kolega atau keluarga yang lagi jenguk, itung-itung nggak pake ongkos kirim ya kan, lumayan gratisan. Untuk Setnov, suratnya dititipkan langsung melalui pengacara kesayangannya, Fredrich Yunadi. Ahok juga kerap kali menitipkan surat lewat stafnya atau timsesnya. Sedangkan untuk mantan ketua umum partai Demokrat, Anas Urbaningrum, surat yang biasanya ditunjukan untuk para “followers”-nya di Twitter biasanya dititipkan pada para penjenguknya di penjara. Oleh yang dititipi ini, surat tulisan tangan Anis kemudian dipotong-potong menjadi 140 karakter dan di-upload ke akun twitternya Anas @anasurbaningrum. Ya, apapun caranya, yang penting pesannya nyampe ke yang bersangkutan.

Isinya soal Harapan

Ngapain coba politisi sibuk-sibuk nulis surat di dalam penjara kalau nggak ada tujuan penting dan genting? Pastinya ada harapan-harapan yang ditulis. Ya, setiap figur pasti punya tujuan yang berbeda-beda dari surat sakti yang mereka tulis di balik jeruji besi.

Isi surat Setnov kan udah jelas lah ya, beliau nggak mau lengser dari posisi Ketua DPR dan Ketum Gokar. Sementara Ahok pernah menulis surat yang ditujukan untuk Najwa Shihab dalam episode terakhir program acara televisi Mata Najwa dengan harapan Najwa akan sukses di mana pun berada.

Selebihnya, surat tetap menggunakan tata bahasa dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan jangan lupa ditandatangani!

Share: Dari Soekarno Sampai Setya Novanto, Ini Dia Fakta Menarik Soal Surat “Dari Penjara”