General

Tagar #10YearsChallenge: Pahit Manis Hubungan Megawati-Prabowo

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Tagar #10YearsChallenge meramaikan media sosial seperti Twitter dan Instagram di awal tahun 2019 ini. Sebuah tagar yang menantang warganet untuk menunjukkan keberanian mengunggah fotonya 10 tahun lalu dan disandingkan dengan fotonya saat ini. Orang-orang pun ramai mengikuti #10YearsChallenge ini dengan reaksi yang beragam.

Di Twitter dan Instagram sendiri, tagar #10YearsChallenge ditandai dengan simbol “2009 vs 2019”. Menariknya, jika tagar #10YearsChallenge ini dikaitkan dengan pahit manisnya hubungan Megawati Soekarno Putri dan Prabowo Subianto, kira-kira akan seperti apa ya? Apalagi keduanya pernah jadi pasangan capres-cawapres di Pilpres 2009 menghadapi SBY-Boediono dan JK-Wiranto.

Megawati dan Prabowo sendiri pernah melewati hari-hari di mana keduanya terlihat sangat akrab dalam dunia politik. Namun, beberapa tahun berselang, keduanya bahkan berada di kubu berseberangan. Berikut perjalanan naik turun hubungan Megawati dan Prabowo dalam 10 tahun terakhir.

Prabowo dan Nasi Goreng Megawati

Beberapa hari lalu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan pernyataan yang sangat hangat perihal hubungannya dengan Prabowo Subianto. Dalam pidato di Hari Ulang Tahun PDIP ke-46, Megawati mengatakan bahwa hubungannya dengan Prabowo baik-baik saja. “Saya bilang, saya dan Pak Prabowo berhubungan baik,” kata Megawati di JIexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 10 Januari 2019.

Menariknya, lanjut Megawati, orang dekat Prabowo sering mengungkapkan pada dirinya bahwa Prabowo itu selalu rindu dengan nasi goreng buatannya. “Orang dekatnya Pak Prabowo bilang, dia kangen lho sama nasi goreng saya,” ucapnya.

Baca Juga: Megawati Kasihan dengan Prabowo, Perhatian Atau Sindiran?

Beberapa hari sebelumnya Megawati juga pernah mengungkapkan soal nasi goreng yang dirindukan Prabowo itu. Pada acara ‘Megawati Bercerita’ di kantor DPP PDIP, Senin 7 Januari 2019 lalu, Megawati membeberkan bahwa Prabowo memang ingin mencicipi nasi goreng buatannya lagi. Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra itu menagih janji Megawati untuk membuatkan nasi goreng.

Mega bercerita hubungan baiknya dengan Prabowo bisa terlihat dengan jelas ketika mereka bertemu pada ajang Asian Games 2018 lalu saat cabang olahraga Pencak Silat dipertandingkan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Agustus 2018 lalu. Ketika itu, kata Mega, Prabowo sampai berganti pakaian untuk menyambut dirinya. “Terus dia menagih janji saya mau bikinin nasi goreng. Pak Prabowo suka nasi goreng saya,” kata Mega.

Megawati Sebut Prabowo Adopsi Strategi Donald Trump

Megawati pernah menyinggung Prabowo dalam sambutannya kala membuka sekolah partai untuk caleg PDIP pada November 2018 lalu. Saat itu Mega mengaku selama masa kampanye belum pernah mendengar apa saja program dari rival Joko Widodo-Ma’ruf Amin yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selain itu, ia juga menyindir soal strategi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang disebutnya bakal diikuti kubu Prabowo-Sandi.

“Saya bilang kenapa di pihak sana tidak juga mengatakan program saya adalah ini, saya belum pernah dengar lho, apa yang akan dilakukan, menjalankan program seperti apa saya ndak tahu,” ujar Megawati di kantor DPP PDIP, Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis, 15 November 2018.

“Terus ini mau meniru Trump. Ketika Trump terpilih, saya sudah bilang, waduh gawat nih kalau Amerika kaya begini. Yang disebut-sebut post truth, kebenaran yang sepertinya lewat begitu saja, yang orang disuruh percaya padahal belum sebuah kebenarannya. Apa sekarang akibatnya?” ujarnya.

Baca Juga: Mengecek Pidato Prabowo Berdasarkan Fakta, Soal Impor Sampai Utang Negara

Untuk itu, Mega pun merasa kasihan dengan Prabowo. Terlebih dengan karakter orang-orang yang berada di lingkarannya Prabowo. Meski begitu, Mega tetap menghormati Prabowo, palagi mereka sempat berpasangan sebagai capres-cawapres Pilpres 2009.

Ndak pernah saya menghujat orang. Boleh cari di mana, ngomongin siapa-siapa, ndak. Sampai Pak Prabowo pun dengan saya hormat karena saya tidak pernah mengatakan hal-hal yang jelek. Pak Prabowo juga tidak pernah menjelekkan saya. Ndak pernah,” kata Mega.

Mega melihat orang-orang di lingkungan Prabowo sering memberikan pernyataan yang tak positif dan hal itulah yang disebut Mega sebagai hal buruk. “Kan kasihan, ya. Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu?” ucapnya.

Nostalgia Prabowo-Mega di Pilpres 2009: Pernah Masak Bareng

Kenangan manis antara Megawati dan Prabowo juga pernah hadir saat keduanya ikut dalam kontestasi Pilpres 2009 sebagai capres-cawapres. Saat itu, pasangan Megawati-Prabowo ditetapkan di hari terakhir menjelang pendaftaran ke KPU pada 15 Mei 2009. Saat itu, PDIP dan Gerindra membangun koalisi yang membutuhkan waktu cukup panjang dan alot.

Keakraban Megawati dan Prabowo pun sudah mulai terlihat jelas selama masa kampanye. Misalnya saja salah satunya ketika memasuki masa tenang jelang pemungutan suara. Saat itu, Prabowo terlihat begitu akrab dengan Mega ketika keduanya memasak bersama di kediaman Mega Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan pada 7 Juli 2009.

Baca Juga: 10 Januari 1973: Partai Orde Lama Berbaur Jadi PDI Saat Orde Baru

Sayangnya, keakraban itu seolah sirna begitu saja ketika Megawati dan Prabowo kalah dari pasangan SBY-Boediono. Sejak itulah keduanya jarang terlihat bersama lagi dan spekulasi pun bermunculan yang menyebut hubungan keduanya mulai renggang. Apalagi, ketika Pilpres 2014 lalu, Megawati memilih Joko Widodo sebagai calon presiden berpasangan dengan JK.

Sementara di sisi lain, Prabowo memutuskan maju sebagai calon presiden dari Gerindra berpasangan dengan Hatta Radjasa. Di Pilpres 2019, Megawati kembali mengandalkan Jokowi sebagai capres berpasangan dengan Ma’ruf Amin dan menghadapi Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Terbongkarnya Penyebab Kekalahan Megawati-Prabowo di Pilpres 2009

Mendekati Pilpres 2014, drama kekalahan Megawati-Prabowo di Pilpres 2009 pun pelan-pelan terungkap. Saat itu beberapa elite PDIP menyebut kekalahan Mega-Prabowo disebabkan karena Prabowo tak mau mengeluarkan logistik, meski kekayaannya kala itu hampir Rp 2 triliun. Pernyataan itumuncul karena dipicu Gerindra yang menagih komitmen Megawati mendukung Prabowo di Pilpres 2014 yang ternyata diingkari.

Baca Juga: Bukti PDIP Perkasa di Jawa Tengah

Perlu diketahui, Mega dan Prabowo menandatangani perjanjian sebelum keduanya resmi maju di Pilpres 2009. Sebuah naskah yang dirumuskan di Batu Tulis, Bogor, itu berisi kesepakatan kedua pihak yakni Megawati dan Prabowo. Dalam kesepakatan ini, Prabowo meminta agar diberi keleluasaan mengatur ekonomi Indonesia dan menunjuk 10 menteri terkait.

Sedangkan Megawati juga menyatakan akan mendukung pencapresan Prabowo di Pilpres 2014. Sayangnya janji tinggal janji, akhirnya Megawati tak mendukung Prabowo di Pilpres 2014. Situasi inilah yang membuat hubungan PDIP-Gerindra akhirnya renggang, terlebih setelah Jokowi jadi presiden.

Lebih lanjut, Gerindra akhirnya menggandeng PKS sebagai kolega dalam posisinya sebagai oposisi. Hubungan akrab keduanya pun berlangsung sampai hari ini terutama di Pilpres 2019 dan tentunya berseberangan dengan Megawati.

Share: Tagar #10YearsChallenge: Pahit Manis Hubungan Megawati-Prabowo